Secara geografis, Mudik Ulo berbatasan dengan Desa Tanjung Medang di sebelah Utara, Desa Koto Kombu di sebelah Selatan, Desa Inuman di sebelah Barat, dan Desa Serosah di sebelah Timur.
Mudik Ulo mempunyai luas 28,0 Km2 dengan rincian 214 Ha sebagai pemukiman, 33 Ha sebagai lahan pertanian sawah, 35 Ha sebagai ladang/tegalan, 2.498 Ha sebagai lahan untuk perkebunan seperti sawit, 4 Ha terdiri dari rawa-rawa dan 8 Ha untuk jalan.
Adapun jarak ke ibu kota kecamatan, yakni Lubuk Ambacang sekitar 3 Km. Sedangkan ke ibu kota kabupaten, yakni Teluk Kuantan berjarak lebih kurang 25 Km. Sedangkan kondisi jalan desa sebagian telah diaspal, meskipun masih terdapat jalan tanah di beberapa titik.
Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuantan Singingi, Mudik Ulo mempunyai 420 orang penduduk laki-laki dan 436 orang penduduk perempuan. Total keseluruhannya adalah 856 jiwa. Angka ini terhitung lebih tinggi dibanding desa-desa sekitar seperti Koto Kombu yang mempunyai penduduk 678 jiwa, Inuman yang berpenduduk 291 jiwa, dan Tanjung Medang yang berpenduduk 748 jiwa. Namun jumlah penduduk Mudik Ulo masih kalah dibanding Serosah yang mencapai 1.775 jiwa.[3]
Masyarakat di Mudik Ulo sudah dapat menikmati akses pendidikan dari tingkat usia dini hingga dasar dan menengah pertama. Terdapat satu TK/PAUD bernama TK Mutiara, satu Sekolah Dasar yaitu SDN 003 Mudik Ulo, dan satu Sekolah Menengah Pertama yakni SMPN 2 Hulu Kuantan. Selain itu ada pula pendidikan nonformal keagamaan berbentuk MDA (Madrasah Diniyah Awwaliyah), yakni MDA Miftahul Jannah yang letaknya bersebelahan dengan Masjid Baiturrohman.
Tidak hanya masjid, Mudik Ulo juga mempunyai musala atau surau sebanyak enam unit. Musala atau surau ini dibangun atas nama masing-masing suku dan jamaahnya diperuntukkan bagi masyarakat yang bernaung dalam suku tersebut. Selain untuk shalat berjamaah dan belajar membaca Al-Qur'an, surau juga dijadikan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat pesukuan pada Hari Raya Idul Fitri. Di sana mereka akan berkumpul dan makan bersama.
Ekonomi
Mayoritas masyarakat Mudik Ulo, bergantung pada sektor perkebunan, pertanian dan peternakan. Di sana terdapat lebih kurang 20 Ha lahan untuk padisawah dan ± 1.200 Ha lahan perkebunan karet serta ± 658 Ha lahan perkebunan sawit. Selain itu masih ada 1 Ha lahan untuk menanam kelapa dan 20 Ha menanam kakao/coklat.
Adapun peternakan, didominasi oleh kerbau yang tercatat sebanyak 175 ekor. Disusul dengan sapi 67 ekor, kambing 32 ekor, ayam 336 ekor dan itik sebanyak 6 ekor.
Struktur mata pencaharian masyarakat pun telah beragam. Meski didominasi oleh petani atau pekebun, namun masih banyak jenis pekerjaan lain yang dilakoni oleh masyarakat di Mudik Ulo. Hal ini bisa dilihat pada tabel berikut ini:
No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah Tercatat
1.
Petani/Pekebun
143 orang
2.
Pedagang
11 orang
3.
Tukang Bangunan
12 orang
4.
Guru
8 orang
5.
Bidan/Perawat
6 orang
6.
TNI/Polri
1 orang
7.
Sopir/Angkutan
5 orang
8.
Buruh
11 orang
9.
Jasa Persewaan
1 orang
10.
Swasta
18 orang
11.
Peternak
43 orang
Lembaga Kemasyarakatan
Terdapat beberapa lembaga Kemasyarakat di Desa Mudik Ulo seperti LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat), PKK, Posyandu, dan lain sebagainya. Di antaranya ada pula dua kelompok Simpan Pinjam, empat kelompok tani, satu Karang Taruna, serta empat kelompok Batobo.
Batobo sendiri adalah kelompok gotong royong untuk mengerjakan ladang atau menanam padi. Ketika musim tanam, tiba kelompok Batobo akan saling bekerja sama untuk menanam padi di ladang anggotannya secara bergiliran sampai seluruh anggota mendapatkan gilirannya.[4] Praktik ini biasanya dilakukan oleh petani di Kampar, Kuantan Singingi maupun Indragiri Hulu.[5]
^Destra Wati,, Nopriyasman,, Wannofri Samry, "Riau Pascakeluar dari Sumatera Tengah 1957-1985" dalam NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol. 7, No. 1, Tahun 2020, hal. 39.
^Destra Wati,, Nopriyasman,, Wannofri Samry, "Riau Pascakeluar dari Sumatera Tengah 1957-1985", hal. 39.
^Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuantan Singingi, Kecamatan Hulu Kuantan dalam Angka 2023, hal. 20. Publikasi bisa diakses di https://kuansingkab.bps.go.id/
^Aan Adiguna, "BATOBO SEBAGAI SEBUAH SISTEM SOSIAL DALAM BERTANI PADI SAWAH
DI DESA PULAU MUNGKUR KECAMATAN GUNUNG TOAR KABUPATEN
KUANTAN SINGINGI" dalam JOM FISIP UNRI, Vol. 10, Edisi II, Juli-Desember 2023, hal.3, pp. 1-11, [1]