Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama

Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU) merupakan aparat departentasi Nahdlatul Ulama (NU) yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama, yang ada di tingkat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Majelis Wakil Cabang. LP Ma'arif NU dalam perjalannya secara aktif melibatkan diri dalam proses-proses pengembangan pendidikan di Indonesia. Secara institusional, LP Ma'arif NU juga mendirikan satuan-satuan pendidikan berupa sekolah dan madrasah, mulai tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi.

Sejarah

Bagi NU, pendidikan menjadi pilar utama yang harus ditegakkan demi mewujudkan masyarakat yang mandiri. Gagasan dan gerakan pendidikan ini telah dimulai sejak perintisan pendirian NU di Indonesia. Dimulai dari gerakan ekonomi kerakyatan melalui Nadlatut Tujjar (1918), disusul dengan Tashwirul Afkar (1922) sebagai gerakan keilmuan dan kebudayaan, hingga Nahdlatul Wathan (1924) yang merupakan gerakan politik di bidang pendidikan, maka ditemukanlah tiga pilar penting bagi Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1334 H, yaitu: (1) wawasan ekonomi kerakyatan; (2) wawasan keilmuan, sosial, budaya; dan (3) wawasan kebangsaan.

Keberadaan LP Ma‘arif NU dimulai dari pertemuan KHA. Wahid Hasyim, KH. Mahfudz Shiddiq dan KH. Abdullah Ubaid, pada awal September 1929 di kantor Hoof Bestur Nahdlatul Oelama (HBNO) Jl. Bubutan Kawatan Surabaya, menjelang dilangsungkannya Muktamar NU ke-4 di Semarang. Pertemuan itu diadakan atas perintah Rais Akbar NU Hadratussysyaikh KHM. Hasyim Asy‘ari, merespons permintaan KHA. Wahab Hasbullah yang mengusulkan agar ada badan khusus di tubuh HBNO yang mewadahi dan menangani bidang pendidikan.

Selain itu. KHA. Wahab Hasbullah juga menyampaikan pemikiran agar inovasi dalam bidang pendidikan yang dirintis Wahid Hasyim di PP Tebuireng. diterapkan pesantren- pesantren lain, dengan demikian kemandirian dalam mendidik dan kualitas pendidikan meningkatkan. Sesuai dengan kelahiran NU untuk mempertahankan dan mengembangkan aswaja serta membentuk akhlak umat dan bangsa diharapkan terwujud melalui badan khusus tersebut. Karena itulah Hadratussysyaikh KHM. Hasyim Asy‘ari meminta agar Wahid Hasyim menyampaikan pokok-pokok pikirannya kepada Mahfudz Shiddiq dan Abdullah Ubaid, dua aktifis dan motor penggerak NU saat itu.

Untuk merealisasikan pilar-pilar tersebut ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, NU secara aktif melibatkan diri dalam gerakan-gerakan sosial-keagamaan untuk memberdayakan umat. Di sini dirasakan pentingnya membuat lini organisasi yang efektif dan mampu merepresentasikan cita-cita NU; dan lahirlah lembaga-lembaga : seperti Lembaga Dakwah, Lembaga Pendidikan Ma'arif, Lembaga Sosial Mabarrot, Lembaga Pengembangan Pertanian, dan lain sebagainya, yang berfungsi menjalankan program-program NU di semua lini dan sendi kehidupan masyarakat.

Gerakan pemberdayaan umat di bidang pendidikan yang sejak semula menjadi perhatian para ulama pendiri (the founding fathers) NU kemudian dijalankan melalui lembaga yang bernama Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU). Lembaga ini bersama-sama dengan jam'iyah NU secara keseluruhan melakukan strategi-strategi yang dianggap mampu mengcover program-program pendidikan yang dicita-citakan NU.

Nakhoda LP Ma'arif

  1. Abdullah Ubaid (1929-1938);
  2. Mahfudz Siddiq (1938-1940);
  3. Wahid Hasyim (1940-1946);
  4. Fathurrahman (1946 – 1949);
  5. Anwar Musaddad (1949 – 1951);
  6. Moh. Ansor Suryohadibroto (1951 – 1954);
  7. Syukri Ghazali (1954-1959);
  8. Aziz Dijar (1959-1977), sesuai Akta Notaris RM. Soeroto No 83/1972;
  9. Zaini Miftach(1977-1981);
  10. Aziz Dijar (1981-1985),
  11. Musa Abdillah (1985-1989),
  12. Dr. H. Achmad Sanusi SH, MPA (1990-1994);
  13. Ghafar Rahman, SH (1994-1999),
  14. HM. Nadjid Muchtar, MA (2000-2007),
  15. HM. Thoyib IM (2007-2010),
  16. Dr. H. Manshur Ramly (2010-2013);
  17. Arifin Junaidi (2013 – 2015);
  18. Arifin Junaidi (2015 – 2021)

Pranala luar

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama

Lembaga Lembaga negara Lembaga Negara Indonesia Lembaga Pemerintah Nonkementerian Lembaga Nonstruktural Lembaga-lembaga Uni Eropa Lembaga Alkitab Lembaga tinggi negara Lembaga Biblika Indonesia Lembaga pembiayaan Lembaga Alkitab Indonesia Lembaga penyiaran berlangganan Lembaga Administrasi Negara Lembaga Wali Nanggroe Lembaga Pemasyarakatan Lembaga Penyiaran Publik Lembaga Pemilihan Umum Lembaga Pendidikan Darussalam Lembaga bantuan hukum Lembaga Kebudayaan Rakyat Lembaga Informasi Nasional Lembaga teknis daerah Sekretariat Kementerian/Lembaga Lembaga Penjamin Simpanan Lembaga Pendidikan Perke…

bunan Lembaga Ketahanan Nasional Lembaga Bahasa Arab Lembaga Oseanografi Scripps Lembaga Nobel Norwegia Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme Lembaga Sandi Negara Lembaga Maha Bodhi Lembaga penyiaran asing Lembaga Survei Indonesia Daftar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama Lembaga penyiaran komunitas Lembaga Internasional Ahlulbait Lembaga Lambang Lembaga Pemasyarakatan Cebongan Lembaga penyiaran swasta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Lembaga Pemasyarakatan Cipinang Lembaga Ilmu Pengetahuan Sosial Tata Lembaga Minyak Sawit Malaysia Lembaga Sensor Film Lembaga Kemajuan Tanah Persekutuan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Lembaga sosial Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Daftar Susunan Organisasi Lembaga Negara Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Lembaga keuangan Lembaga Studi Sosial dan Agama Lembaga Fatwa Mesir Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia Lembaga Pengelola Dana Bergulir Lembaga swadaya masyarakat Yayasan Lembaga SABDA Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

Kembali kehalaman sebelumnya