Automobiles Gonfaronnaises Sportives ("AGS" atau Gonfaron sports car) adalah konstruktor balap kecil dari Prancis, yang mengikuti berbagai macam balap mobil selama 30 tahun, termasuk Formula 1 dari tahun 1986 sampai dengan 1991.
Pendirian
Tim didirikan oleh mekanik Prancis, Henri Julien, yang mengoperasikan pompa bensin - the "Garage de l'Avenir" di sebuah desa yang bernama Gonfaron. Pada akhir 1950an dan awal 1960an, Julien secara rutin mengikuti balap di kelas kecil. Dia seorang pembalap medioker namun menunjukkan kemampuan tinggi dalam bidang teknik. Akhirnya, dia mengganti profesinya menjadi pembuat mobil balap.
Mobil Pertama
Mobil pertamanya, AGS JH1, muncul pada tahun 1969. Mobil ini didesain oleh bawahan Julien, Christian Vanderpleyn warga negara Belgia yang bergabung dengan tim sejak akhir 1950an hingga 1988. Segera, AGS membuat mobil formula 3 sendiri dengan sangat ambisius namun tidak cukup bagus untuk melawan Martinis yang mendominasi seri tersebut pada era 1970an.
AGS mengambil langkah maju pada tahun 1978 saat tim dengan berani mulai berkompetisi di Eropa (Formula 2), dengan tetap menggunakan kendaraan (AGS JH15) yang dirancang (oleh Vanderpleyn), dibangun, dan dikemudikan sendiri. Formula 2 merupakan tantangan sulit bagi tim kecil tersebut, pada tahun 1978 dan 1979 tidak memperoleh poin. Awal 1980an menunjukkan hasil yang lebih baik. AGS merupakan sedikit tim yang membangun mobil sendiri (bersama Maurer, Minardi, dan Merzario), dan memperoleh poin secara rutin, dan memperoleh kemenangan. AGS membuat sejarah saat pembalap mereka, Philippe Streiff memenangkan seri terakhir pada tahun 1984, menggunakan AGS JH 19C.
Pada tahun 1985, AGS berpindah ke formula 3000 dengan sasis yang dibuat oleh Duqueine bersaudara.[1] Namun, Julien tidak tertarik dengan organisasi dan regulasi seri yang baru, sehingga dia berpikir untuk mengambil langkah ke depan menuju balap mobil kelas dunia.
Awal Mula
Pada akhir musim panas 1986, diputuskan AGS mengikuti Italian Grand Prix di Monza, seri pertama formula 1 yang diikutinya. struktur tim sangat mengejutkan, tim memiliki tidak lebih dari 7 pegawai dan masih beroperasi di garasi di Gonfaron. Dibandingkan dengan Williams, McLaren atau Ferrari di mana pada waktu itu memiliki fasilitas yang jauh lebih baik.
AGS hadir dengan mobil yang sekali lagi dirancang oleh Vanderpleyn. JH21C adalah paduan unik antara bekas mobil formula 3000 AGS dengan part Renault F1 yang digunakan sangat ekstensif. Mobil ditenagai dengan mesin turbo Motori Moderni (yang oleh Carlo Chiti-dikembangkan untuk tim pembeli) dan dikemudikan oleh pendatang baru Ivan Capelli. Beberapa minggu sebelumnya, mobil telah diuji oleh Didier Pironi yang mengemudikan mobil F1 pertama kali sejak kecelakaan tahun 1982, tetapi memutuskan untuk tidak kembali. Karena masalah teknik, tidak satu kalipun dalam seri pertama dan berikutnya kendaraan AGS mencapai finis.
pada tahun 1987, mobil yang mirip dengan mobil sebelumnya disiapkan untuk menggunakan mesin non-turbo Cosworth DFZ. Pembalap tim Pascal Fabre merupakan pendatang baru. Dia adalah seorang pembalap yang dapat diandalkan, finis di 7 seri pertama dan hanya gagal finis 2 kali selama masa kerjanya. Meskipun begitu, dia tidak pernah bersaing untuk mendapatkan poin dan gagal kualifikasi dalam 3 kesempatan. AGS berkembang dalam 2 balapan terakhir pada musim tersebut saat Fabre digantikan oleh pembalap Brazil Roberto Moreno (yang mendapat kesempatan pertama di F1 sejak 1982 di mana dia gagal kualifikasi dengan Lotus). pada seri Adelaide, Moreno mendapatkan poin pertama untuk AGS, yang berarti tim mengakhiri musim dengan tim yang kondisinya lebih baik Ligier dan March.
Pengambilalihan
Pada tahun 1988, AGS memulai dengan mobil baru dan pembalap Philippe Streiff. Streiff mengemudikan dengan sangat bertenaga namun hanya finis 4 kali karena masalah teknis dan kecelakaan. Secara finansial, awaltahun dimulai dengan sangat baik dan berakhir dengan bencana. AGS memiliki sponsor yang sangat bagus - Bouygues group - yang menjanjikan tidak hanya mendukung balapan, tetapi juga penyelesaian markas baru di luar Gonfaron. Setelah AGS mulai bekerja di fasilitas yang baru, Bouygues mengundurkan diri dari tim, meninggalkan Julien tanpa dukungan. Untuk menyelamatkan tim, dia menjual kepada Cyril de Rouvre, enterpreneur Prancis dengan beragam ambisi.
Kesulitan
Kondisi segera memburuk. manajemen tim berganti berkali-kali (Vanderpleyn berpindah ke Coloni) dan menyebabkan banyak ketidakteraturan. Yang terburuk terjadi saat Streiff tidak sadarkan diri saat kecelakaan di Brazil sebelum musim 1989 dimulai.[2]
Dia digantikan oleh Gabriele Tarquini, yang mengejutkan dengan performa baik dalam paruh pertama musim. Dia sangat dekat dengan poin di 1989 Monaco Grand Prix dan 1989 United States Grand Prix, tetapi gagal finis di kedua seri. Kondisi menjadi lebih baik di 1989 Mexican Grand Prix, di mana dia finis di posisi keenam dan memperoleh poin pertama. Namun setelah kondisi tersebut, tim kembali tidak kompetitif.
Pada paruh kedua musim 1989, tim harus mengikuti prakualifikasi, kondisi yang tidak pernah diselesaikan oleh Gabriele Tarquini dan Yannick Dalmas. AGS kemudian finis di peringkat 15 konstruktor, sama dengan Larrousse. Saat musim panas, muncul rumor bahwa AGS akan segera menggunakan mesin W12 yang dikembangkan oleh desainer Prancis Guy Nègre. Mesin MGN (Moteurs Guy Nègre) muncul pada akhir 1988 dan diuji pada sasis AGS lama pada musim panas 1989. Kemudian diketahui bahwa AGS tidak terkait dengan tes, yang merupakan usaha pribadi dari Negre. Mesin tersebut tidak pernah mengikuti balap F1, tetapi diumumkan akan mengikuti Le Mans 1990 dengan nama Norma M6.
Akhirnya, AGS menggunakan mesin Cosworth lagi pada tahun 1990. tahun itu tidak menunjukkan perkembangan sama sekali, di mana hasil terbaiknya adalah finis ke-9 di 1990 Spanish Grand Prix dengan pembalap Dalmas dan pada awal musim 1991 tim terlihat akan segera berakhir. Tim hanya memiliki sedikit uang. Pada seri pertama musim 1991 di Phoenix, tim tidak memiliki cukup uang untuk membeli makan siang dan anggota tim harus membeli sendiri. Dalam seri tersebut Tarquini finished ke-8, yang merupakan finis terakhir bagi AGS. De Rouvre menjual tim kepada enterpreneur Italia, Patrizio Cantù dan Gabriele Raffanelli. Keduanya mengubah sedikit dari tim di mana Stefan Johansson digantikan oleh pendatang baru Fabrizio Barbazza dan mengganti warna tim dari putih menjadi biru, merah dan kuning. Mobil baru muncul di awal musim semi, tetapi tim dalam masalah lagi, sehingga dibubarkan setelah 1991 Spanish Grand Prix.
AGS bertahan sebagai sekolah formula 1 di Le Luc, dekat Gonfaron). Garage de l'Avenir masih tetap ada.
(key) (results in bold indicate pole position)
Referensi
Pranala luar
|
---|
Musim 2024 | |
---|
Mantan | |
---|
Diusulkan | |
---|
Pada tahun 1952 dan 1953, regulasi Kejuaraan Dunia memakai regulasi Formula Dua, konstruktor yang berlaga di era regulasi tersebut tetap dimasukkan sebagai peserta balap Formula Satu. Konstruktor yang hanya berlaga di Indianapolis 500 yang menjadi bagian Kejuaraan Dunia antara tahun 1950 sampai 1960 tidak dimasukkan dalam daftar di atas. |