Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases).[5] Pada umumnya, serotipeSalmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan.[5] Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonelosis.[5] Ciri-ciri orang yang mengalami salmonelosis adalah diare, kram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi Salmonella.[5] Gejala lainnya adalah sakit kepala, mual, dan muntah-muntah.[5]
Genus Salmonella terdiri atas dua spesies, yaitu S. bongori dan S. enterica. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis.[6]Salmonella typhi menyebabkan penyakit demam tifus akibat invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan atau intoksikasi.[6] Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian.[6]Salmonella typhi memiliki keunikan yaitu hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.[6]InfeksiSalmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun.[7] Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.[7]
Media tumbuh
Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA).[8]
Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar.[9]
HEA merupakan media selektif-diferensial.[8] Media ini tergolong selektif karena terdiri dari garam empedu yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan beberapa Gram negatif sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella.[8] Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi.[8]Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja.[9] Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan biru bromtimol.[9]
Referensi
^(Inggris) Ryan KJ, Ray CG (editors) (2004). Sherris Medical Microbiology (edisi ke-4th ed.). McGraw Hill. ISBN 0-8385-8529-9.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Teks tambahan (link)
^(Inggris) Giannella RA (1996). "Salmonella". Dalam Baron S et al (eds.). Baron's Medical Microbiology (edisi ke-4th ed.). Univ of Texas Medical Branch. ISBN0-9631172-1-1.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: editors list (link) Pemeliharaan CS1: Teks tambahan (link)
^ abcd(Inggris) King S, Metzger WI. 1968. A new plating medium for the isolation of enteric pathogens. I. hektoen enteric agar. Appl Microbiol 16(4):577-578.
^ abc(Inggris) Taylor WI, Schelhart D. 1970. Isolation of Shigellae. 8. Comparison of xylose lysine deoxycholate agar, hektoen enteric agar, Salmonella-Shigella agar, and eosin methylene blue agar with stool specimens. Appl Microbiol 21:32-37.