Pada awal berdirinya, Radio Rodja merupakan sebuah radio FM komunitas yang dirintis pada awal 2005. Radio ini didirikan dengan modal Rp 3,5 juta oleh para pemuda Masjid Al-Barkah (sekarang: Masjid Jami' Al-Barkah Cileungsi) dengan tujuan menyebarkan dakwah Salafi, setelah Badrusalam alias Abu Yahya Badrusalam pulang dari Universitas Islam Madinah di Madinah, Arab Saudi pada tahun 2001 silam. Direktur Utama Radio Rodja, Agus Hasannudin mengatakan bahwa ide merintis radio dakwah lahir karena adanya kesalahpahaman dan tudingan sesat atas Masjid Al-Barkah.[1]
Abu Yahya Badrusalam mendirikan radio Rodja pada tahun 2004 dengan niat dan semangat agar jangkauan dakwah Salafi tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat di Bogor saja, tetapi di seluruh Indonesia. Bahkan saat ini ia juga gencar dalam berdakwah di media sosial seperti YouTube, Instagram, dll. Yazid bin Abdul Qodir Jawas merupakan kakak ipar dari Badrusalam dan H. Agus Hasan sebagai pembina dan pendiri Radio Rodja.[5]
Kemudian, uji coba siaran baru dimulai pada Maret 2005. Penyiaran Perdana tersebut dilakukan di salah satu ruangan di Masjid Al-Barkah dengan pemancar rakitan sendiri. Pada saat itu, radius jangkauan siaran Radio Rodja hanya sekitar 5 kilometer. Kata "Rodja" dalam Radio Rodja pada awalnya merupakan singkatan dari Radio Dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.[6]
Pada tahun 2007, siaran Radio Rodja sempat tertimpa oleh siaran radio milik TNI-AL yang menggunakan frekuensi sama. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan diadakannya pertemuan oleh 40 orang pendengar di Masjid Al-Barkah, yang memutuskan perpindahan frekuensi Radio Rodja dari 107.9 FM ke 756 kHz (AM) pada Mei 2007. Para pendengar tersebut juga bersama-sama mengumpulkan dana operasional sampai sekitar Rp 80 Juta atau Rp 90 Juta. Selain itu, dana operasional Radio Rodja berasal dari sumbangan para Pendengar.[6]
Sejak melakukan migrasi ke gelombang AM, Radio Rodja mengalami kemajuan pesat dan semakin dikenal luas oleh masyarakat muslim di Indonesia. Hal ini karena karakteristik dari sinyal AM yang memiliki daya jangkau jauh lebih luas daripada sinyal FM.[7] Pada akhirnya, Radio Rodja mengudara di frekuensi 100.1 FM pada tahun 2020 yang mencakup wilayah Bogor dan sekitarnya.
Jaringan
Radio Rodja AM Bogor (stasiun induk): 756 AM - PT Radio Rodja
Radio Rodja FM Bogor (stasiun induk): 100.1 FM - PT Radio Ika Lesmana (sebelumnya: Lesmana FM Bogor dan Radio Rodja Lesmana FM Bogor)
Radio Rodja Bandung: 104.3 FM - PT Radio Generasi Muda (sebelumnya: GMR dan UFM Bandung)
Radio Rodja Majalengka: 93.1 FM - PT Radio Fantasy 70 (sebelumnya: Fantasy 70)
Radio Rodja Berau: 95.1 FM
Radio Rodja Kebumen: 97.6 FM - PT Radio Rodja Kebumen
Radio Rodja Lampung: 91.1 FM - PT Radio Suara Manbau Sunnah
Radio Rodja Pontianak: 94.7 FM - PT Radio Swara Rodja Pontianak
Radio Rodja Tanjung Pinang: 96 FM
Radio Rodja Purworejo: 103.8 FM
Radio Rodja Ungaran: 107.1 FM
Radio Rodja Tuban: 107.5 FM
Radio Rodja Best FM Palu: 101.8 FM - PT Radio Berlian Selaras Tiara (sebelumnya: Pop FM Palu)
Radio Rodja Kendari: 95.1 FM - PT Radio Rodja Kendari
Di Bogor, Jawa Barat, Radio Rodja juga mengudara dengan frekuensi 100.1 FM dengan nama Radio Rodja Bogor, sebagai pengulang dari radio AM-nya. Radio ini dahulu bernama Lesmana FM, yang mengudara mulai 27 Juni 1967; 57 tahun lalu (1967-06-27)[8] hingga tutup siaran sekitar 2019 atau 2020. Pada 20 Februari 2020, Radio Rodja mengumumkan peluncuran Radio Rodja Lesmana, dengan kata "Lesmana" yang dijenamakan sebagai "Lestarikan Iman Anda".[9] Kata "Lesmana" kemudian menghilang dan nama radio menjadi Radio Rodja 100.1 FM Bogor.
Radio Rodja Bandung di Bandung, Jawa Barat dahulunya merupakan radio GMR Bandung dan anggota jaringan UFM Jakarta sebelum menjadi anggota jaringan Radio Rodja.
Mantan jaringan
Di Palembang, sempat ada Radio Rodja Darussalam (PT Radio Rodja Palembang) dengan frekuensi 106.7 FM, saat itu berada di bawah Yayasan Gema Sunnah Palembang, walaupun hanya mengudara hingga kurang lebih dari 4 tahun saja. Namun, pada 18 Zulhijjah 1443 H / 18 Juli 2022 M, Radio Rodja Darussalam telah berganti nama menjadi Radio Darussalam dan mulai mengudara secara mandiri. Sehingga, dengan perubahan tersebut, maka sudah tidak lagi melakukan penyiaran melalui jaringan Radio Rodja di Palembang. Slogan Stasiun Radio tersebut adalah "Menggemakan Tauhid, Menebar Sunnah".[10]
Pendakwah
Berikut ini adalah daftar pendakwah yang sering dan/atau pernah muncul baik di Radio Rodja maupun Rodja TV:
Abdullah Roy
Abdullah Taslim
Abdullah Zaen
Abdurrahman Thoyyib
Abu Fairuz Ahmad Ridwan
Abu Haidar As-Sundawy
Abu Ihsan Al-Atsary
Abu Muhammad Faris Al-Qiyanji (Sinshe – khusus kesehatan Islam)