Peta terbalik

Peta berorientasi selatan
Foto The Blue Marble yang asli

Peta terbalik adalah sebutan yang sering diberikan untuk peta yang menempatkan selatan di atas, utara di bawah, timur di kiri, dan barat di kanan. Belahan Selatan terdapat di bagian atas peta.

Karena orientasi utara merupakan kesepakatan (bukan pengoreksian), peta berorientasi selatan sama benarnya seperti peta berorientasi utara. Peta semacam ini sudah pernah dibuat di berbagai kebudayaan dan zaman. Peta berorientasi utara diduga pertama kali ditetapkan oleh astronom Ptolemaeus.[butuh rujukan] Di era modern, peta terbalik digunakan sebagai alat belajar atau alat untuk menggambarkan bias Belahan Utara. Selain membalikkan petanya, teksnya juga harus dicetak terbalik. Umumnya peta berorientasi selatan meletakkan Indonesia di tengah-tengah, sedangkan Eropa dan Amerika diletakkan di pinggir. Ada juga peta yang meletakkan garis Meridian Utama, London, di tengah.[1]

Orientasi lainnya bisa dibuat sendiri. Ada beberapa peta yang memiliki orientasi non-standar, misalnya peta T dan O, peta kutub, dan peta Dymaxion.

Efek psikologis

Peta Eropa berorientasi selatan

Orientasi peta adalah urusan teknis yang sepele sehingga jarang dibahas oleh literatur kartografi. Namun demikian, ada satu penelitian yang menunjukkan bahwa kesepakatan peta berorientasi utara membuat masyarakat berpikir wilayah utara itu "bagus" dan wilayah selatan itu "jelek".[2]

Budaya masyarakat

"Blue Marble", foto Bumi yang diambil dari wahana Apollo 17 sebenarnya berorientasi terbalik; kutub selatan berada di atas, pulau Madagaskar terlihat di kiri-tengah, dan benua Afrika di sebelah kanan. Foto tersebut dibalik supaya tidak membingungkan masyarakat.[3]

Seniman konstruktivis Uruguay, Joaquín Torres García, menciptakan beberapa karya yang menampilkan peta Amerika Selatan yang ujung selatannya mengarah ke atas.

Peta Peters yang berorientasi selatan muncul di acara televisi Amerika Serikat, The West Wing (musim 2, episode 16).

Peta berorientasi selatan sering digunakan sebagai cara pandang baru atau pernyataan sosiopolitik di negara-negara selatan, terutama Australia.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ South-up map centered on the Prime Meridian Diarsipkan 2013-04-19 di Wayback Machine. Flourish.org
  2. ^ Meier, Brian P.; Moller, Arlen C.; Chen, Julie J.; Riemer-Peltz, Miles (2011). "Spatial Metaphor and Real Estate: North-South Location Biases Housing Preference". Social Psychological and Personality Science. 2 (5): 547. doi:10.1177/1948550611401042. 
  3. ^ "Worth a thousand worlds". Geek Trivia. TechRepublic. 2005-12-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-29. Diakses tanggal 2007-06-23. 

Pranala luar