Jika Anda ingin memeriksa artikel ini, Anda boleh menggunakan mesin penerjemah. Namun ingat, mohon tidak menyalin hasil terjemahan tersebut ke artikel, karena umumnya merupakan terjemahan berkualitas rendah.
Atas ke bawah, kiri ke kanan: Bendera pendukung Donald melambai di depan Gedung Kapitol, Presiden Donald Trump berpidato kepada kerumunan orang di unjuk rasa "Save America", pengunjuk rasa berkumpul di Black Lives Matter Plaza
Pada 5-6 Januari, ribuan pendukung Donald berkumpul di Washington, D.C. untuk memprotes hasil pemilihan umum, yang diklaim Trump sebagai sasaran kecurangan pemilihan umum. Trump, pendukungnya, dan sekutunya menuntut Wakil PresidenMike Pence dan Kongres membatalkan kemenangan Biden.[10][11][12] Pada pagi 6 Januari, pengunjuk rasa berkumpul di unjuk rasa "Save America"[13][14] di The Ellipse, tempat Presiden Donald berikut anaknya Donald Trump Jr. dan Rudy Giuliani berpidato. Donald mendorong pendukungnya untuk "berjuang mati-matian" ke "untuk merebut kembali negara" dan meminta pendukungnya untuk berpawai ke Gedung Kapitol.[15][16] Rudy meminta mereka untuk terlibat dalam "pengadilan lewat pertarungan",[17] dan Trump Jr. menggunakan bahasa serupa untuk menganjurkan "pengadilan lewat pertarungan" setelah sang ayah kalah dalam pemilihan.[18]
Unjuk rasa berujung kepada kerusuhan, ketika Gedung Kapitol diserbu oleh pendukung Donald.[19] Kongres sedang mengadakan sesi pada saat itu, di mana anggota kongres menjalankan proses sertifikasi hasil dari kolese elektoral serta memperdebatkannya. Ketika para pengunjuk rasa tiba, petugas keamanan Gedung Kapitol mengevakuasi ruang Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat serta mengunci beberapa bangunan lain di kampus Gedung Kapitol. Para pengunjuk rasa menerobos keamanan untuk memasuki Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, menempati ruang Senat yang dievakuasi sementara penjaga mengeluarkan pistol untuk mencegah masuk ke lantai Dewan Perwakilan Rakyat yang dievakuasi.[20][21][22][23][24] Beberapa bangunan Kompleks Gedung Kapitol dievakuasi dan semua bangunan di kompleks kemudian ditutup.[25]
Trump tidak melakuan apa-apa untuk menghentikan kerusuhan yang telah terjadi. Semula ia enggan menginstruksikan pasukan keamanan D.C. untuk mengendalikan massa, lalu meminta pengunjuk rasa "pulang ke rumah dengan damai" melalui akun Twitter-nya, namun di saat yang sama juga memuji pengunjuk rasa sebagai "patriot yang hebat" dan sambil mengulang kembali klaim palsunya bahwa pemilihan umum telah dicuri.[32][33] Akibatnya, Twitter mengunci sementara akun Donald dan menghapus tiga cuitannya karena melanggar peraturan dan kebijakan Twitter; dan setelah mencuit kembali kalimat yang dianggap sebagai penghasutan, dua hari kemudian Twitter memblokir akunnya secara permanen sampai dipulihkan setelah Elon Muskmengakuisisi Twitter dan Trump memilih Truth Social. Sementara itu, Facebook melarangnya tanpa batas waktu setelah awalnya mengambil tindakan sementara yang serupa.[34][35][36] Massa dibubarkan dari Gedung Kapitol malam itu. Proses pengesahan hasil pengitungan kolese elektoral dilanjutkan segera setelah jam 20.00 dan berlangsung hingga keesokan paginya.
Dengan Kongres dijadwalkan bertemu pada 6 Januari 2021 untuk menghitung hasil suara kolese elektoral, Donald mengumumkan rencana unjuk rasa menjelang penghitungan untuk melanjutkan protesnya terhadap keabsahan hasil pemilihan umum di beberapa negara bagian. Pada 18 Desember, Donald mengumumkan, "Protes besar di [Washington,] D.C. pada 6 Januari. Hadirilah, jadikan hari ini sebagai hari yang liar!"[51] Pada 31 Desember, Walikota Washington, D.C. Muriel Bowser meminta agar pasukan Garda Nasional Distrik Columbia dikerahkan untuk menyokong polisi setempat semasa unjuk rasa yang telah diantisipasi. Ia menulis dalam permintaannya bahwa para garda tidak akan dipersenjatai serta bahwa mereka akan bertanggung jawab utamanya atas "manajemen massa" dan pengarahan lalu lintas, sehingga polisi dapat berfokus terhadap masalah keamanan. Pelaksana Tugas Menteri PertahananChristopher C. Miller menyetujui permintaan tersebut pada 4 Januari 2021. Persetujuan itu mempekerjakan 340 pasukan, dengan tidak lebih dari 114 pasukan yang akan dikerahkan pada waktu tertentu.[52] Tiga hari sebelum kerusuhan, Pentagon menawarkan untuk mengirim Garda Nasional sebanyak dua kali, tetapi diberi tahu oleh Kepolisian Gedung Kapitol bahwa penawaran itu tidak perlu.[53]
Donald menghabiskan hari-harinya dengan mendesak agar Mike menolak kemenangan Biden, sebuah tindakan yang tidak termasuk dalam kekuasaan konstitusional Mike sebagai wakil presiden, dan Donald mengulangi seruan ini dalam pidatonya pada pagi 6 Januari.[54] Sore hari yang sama, Mike menerbitkan surat kepada Kongres yang ia katakan tidak akan menantang kemenangan Joe Biden.[54][55]
Perencanaan penyerbuan
Banyak situs web yang digunakan untuk merencanakan peristiwa di Gedung Kapitol dianggap sebagai platform alt-tech, berbeda dari platform media sosial yang lebih besar seperti Reddit, Twitter, dan situs web lain yang telah menerapkan larangan untuk menyensor bahasa atau gambar yang ganas. Situs web seperti TheDonald.win, didirikan setelah pendahulunya dilarang oleh Reddit; layanan jejaring sosial Parler; aplikasi obrolan Telegram; dan lainnya digunakan untuk membahas unjuk rasa Donald sebelumnya dan membuat rencana untuk menyerbu Gedung Kapitol.[56] Setidaknya sebuah grup, Stop the Steal, diunggah pada 23 Desember 2020, memaparkan rencana mereka untuk menduduki Gedung Kapitol dengan janji untuk "meningkat" jika mereka mendapat tentangan dari penegak hukum.[57] Banyak dari poster yang direncanakan mungkin untuk kekerasan sebelum peristiwa, dengan beberapa orang membicarakan cara menghindari polisi di jalan dan alat apa yang harus dibawa untuk membantu membuka pintu.[58]
Peristiwa di Distrik Columbia
Ribuan peserta berkumpul di Freedom Plaza pada 5 Januari 2021 sebelum protes yang direncanakan untuk minggu itu.[59] Pada malam 5 Januari dan pagi 6 Januari, sedikitnya sepuluh orang ditangkap, dengan beberapa di antaranya ditangkap dengan tuduhan kepemilikan senjata.[22]
"Save America March" di Washington, D.C.
Pada pagi 6 Januari, pengunjuk rasa memadati Monumen Washington untuk melakukan unjuk rasa. Beberapa orang menyampaikan pidato di The Ellipse, termasuk Donald sendiri berikut penasihatnya Rudy Giuliani. Rudy berpidato di hadapan massa, mengulangi teori konspirasi bahwa mesin pemungutan suara yang digunakan dalam pemilihan umum itu curang dan menyerukan pengadilan lewat pertarungan.[60] Anggota Kongres Mo Brooks mengatakan kepada ramai orang bahwa hari itu adalah hari para patriot Amerika Serikat mulai mengalahkan seseorang dengan tegas dan anggota Kongres Madison Cawthorn berkata massa memiliki beberapa pertengkaran.[61][62]
Donald menyampaikan pidato dari balik penghalang kaca, menyatakan dia tidak akan pernah mengakui pemilihan umum, mengkritik media, dan menyerukan Mike untuk membatalkan hasil pemilihan umum, sesuatu yang tidak ada dalam kekuasaan konstitusional Mike.[54][63]
Donald menyeru kepada para pendukungnya untuk berpawai menuju Gedung Kapitol, tempat Kongres menggelar sidang pemilu:
Anda tidak akan pernah merebut kembali negara kita dengan tenaga yang lemah. Tentu Anda harus menunjukkan kekuatan. Kita datang untuk menuntut Kongres agar melakukan hal yang benar dan hanya menghitung pemilih yang sah. Saya tahu bahwa setiap orang di sini akan segera berpawai ke Gedung Kapitol untuk membuat suara Anda didengar dengan damai dan patriotik hari ini.[64]
Donald juga berkata kepada para pendukungnya untuk bertarung dengan sekuat tenaga. Ia menyatakan mereka akan pergi ke Gedung Kapitol dan memberikan kebanggaan dan keberanian yang mereka butuhkan kepada Partai Republik untuk merebut kembali negara.[16] Pidato Donald yang penuh dengan kekeliruan dan kebohongan menyulut massa.[65]
Donald Trump Jr. dan Eric Trump juga berbicara, secara lisan menyerang anggota kongres dan senator Partai Republik yang tidak mendukung upaya menantang pemungutan suara kolese elektoral serta berjanji untuk berkampanye melawan mereka dalam pemilihan pendahuluan di masa mendatang.[66]
Kerusuhan di Gedung Kapitol
Sekitar pukul 13.00, ratusan pengunjuk rasa yang terdorong oleh pidato Trump meninggalkan tempat unjuk rasa dan bergerak ke Gedung Kapitol.[67] Beberapa pengunjuk rasa tiba di Gedung Kapitol sebagai tanggapan atas situs web media sosialkanan jauh pendukung Donald, termasuk Gab dan Parler, yang menampilkan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap Kongres, dan termasuk penganut kelompok-kelompok seperti QAnon, Groyper Army, dan Proud Boys, berikut lainnya.[68][69]
Massa menimbulkan kerusuhan setelah pukul 14.00.[70] Saat peserta unjuk rasa tiba di Gedung Kapitol untuk bertemu dengan pengunjuk rasa lain yang sudah berkumpul di sana, sekitar pukul 14.15 barikade di sekeliling halaman Gedung Kapitol yang diisi oleh polisi diterobos, dan petugas keamanan Gedung Kapitol menasihati anggota Kongres untuk berlindung.[71][72] Ketika perusuh mulai menyerbu Gedung Kapitol dan bangunan lain di dekat gedung, beberapa bangunan di kompleks dievakuasi, dan perusuh menerobos keamanan untuk memasuki Gedung Kapitol itu sendiri, termasuk National Statuary Hall.[22][23] Pada saat itu, sidang gabungan Kongres yang telah memberikan suara untuk menerima sembilan suara kolese elektoral dari Alabama dan tiga suara dari Alaska tanpa penolakan dipecah sehingga setiap majelis dapat berdebat secara terpisah dan kemudian memberikan suara pada keberatan untuk menerimahasil yang disahkan dari daftar elektor dalam kolese elektoral asal Arizona yang diajukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Paul Gosar dari Arizona dan ditandatangani oleh Senator Ted Cruz dari Texas. Kedua majelis itu kira-kira setengah jalan melalui debat dua jam mereka tentang mosi tersebut.[73][74]
Setelah menerobos barikade,[75][76] kebanyakan perusuh berjalan ke Gedung Kapitol dengan berjalan kaki, sementara yang lain menggunakan tali dan tangga darurat serta memecahkan jendela untuk masuk.[77] Massa ekstremis pendukung Trump mengerubungi penghalang dan petugas, dengan beberapa anggota massa menyemperot petugas dengan senjata kimia.[70] Beberapa perusuh membawa Bendera Konfederasi Amerika,[70][78] lambang Nazi,[79] dan mengenakan perlengkapan antihuru hara, termasuk helm dan rompi bergaya militer.[70] Di luar gedung, massa memasang tiang gantungan, menusuk ban kendaraan polisi, dan meninggalkan catatan bertuliskan "Pelosi adalah Setan" di kaca depan.[70] Beberapa perusuh membawa ikat kabel, mungkin bermaksud digunakan sebagai alat sandera.[80][81][82]
Semua bangunan di kompleks gedung kemudian dikunci tanpa izin masuk atau keluar dari bangunan tersebut. Mereka yang berada di dalam gedung diminta untuk pindah ke kantor dan mengunci pintu serta jendela mereka, sementara mereka yang berada di luar disarankan untuk "mencari perlindungan".[25] Sekitar pukul 14.15, seorang polisi bersenjata memasuki ruang Senat dengan posisi menghadap pintu belakang ruangan, sementara perdebatan tentang suara elektoral Arizona terus berlangsung. Beberapa saat kemudian, Mike keluar dengan kawalan anggota Secret Service, dan suara gedoran terdengar dari luar saat orang-orang berusaha mendobrak pintu. Setelah Mike pergi, senator senior Arizona, Kyrsten Sinema, menyelesaikan pembelaannya sebelum Senat resesi pada pukul 14.20, dan ruangan itu kemudian dikunci.[83][84] Pada 14.24, Donald mencuit bahwa Mike tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Setelah itu, pengikut Trump di media sosial sayap kanan menyerukan agar wakil presiden diburu dan massa mulai meneriakkan, "Di mana Pence?"[85][86] Di luar, massa berteriak, "Gantung Mike Pence!"[87] Pada 14.30, ruang Senat dievakuasi.[83][84] Setelah evakuasi, massa secara singkat mengambil alih ruangan, dengan beberapa di antaranya berpose dengan tangan terangkat di podium Senat yang ditinggalkan Mike beberapa menit sebelumnya.[70]
Anggota Kongres di dalam ruang Dewan Perwakilan Rakyat diminta untuk mengenakan masker gas setelah penegak hukum mulai menggunakan gas air mata di dalam gedung.[88] Anggota staf memindahkan kotak lembaran pengesahan suara kolese elektoral agar tidak dirusak perusuh.[89][90][72]ABC News melaporkan tembakan dilepaskan di dalam Gedung Kapitol.[88][91] Setelah perusuh menerobos ke Gedung Kapitol, ada kebuntuan bersenjata di pintu depan ruang Dewan Perwakilan Rakyat; ketika massa berusaha untuk masuk, petugas keamanan mengeluarkan senjata mereka ke dalam ruang Dewan Perwakilan Rakyat[70] dan mengarahkan mereka ke pintu kamar, yang dibarikade dengan perabotan.[92] Di sebuah tangga, seorang petugas melepaskan tembakan ke seorang pria yang datang ke arahnya.[26]
Para perusuh menyebabkan kerusakan fisik yang parah.[70] Gambar media sosial yang dibagikan oleh pengunjuk rasa menunjukkan perilaku kriminal seperti pencurian dan vandalisme.[93] Beberapa pengunjuk rasa juga mendokumentasikan diri mereka menduduki Gedung Kapitol dan kantor berbagai perwakilan.[94][95][96] Perusuh menyerbu kantor Ketua Dewan Perwakilan RakyatNancy Pelosi, membalikkan meja dan merobek foto dari dinding,[97][98] menggeledah kantor Senate Parliamentarian,[99] menjarah karya seni,[70] dan anggota Polisi Gedung Kapitol melaporkan bahwa bangunan itu telah dihancurkan.[100] Jendela kaca pecah di seluruh bangunan, sehingga meninggalkan lantai berserakan dengan kaca dan puing-puing.[70] Para perusuh menghancurkan peralatan perekam dan penyiaran Associated Press di luar Gedung Kapitol setelah mengusir wartawan,[101] dan petugas keamanan terluka dalam kekerasan di Gedung Kapitol.[102]
Sedikitnya enam legislator negara bagian Partai Republik, di antaranya Delegasi Virginia Barat Derrick Evans, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Tennessee Terri Lynn Weaver, senator asal Virginia Amanda Chase, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Justin Hill, senator asal Pennsylvania Doug Mastriano, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Michigan Matt Maddock, hadir dalam unjuk rasa tersebut. Terri mengaku berada di tengah-tengah, manakala Derrick merekam dirinya sendiri memasuki Gedung Kapitol bersama para perusuh. Semuanya membantah ikut serta dalam tindakan kekerasan.[103]
Ralph mengirim anggota Garda Nasional Virginia dan 200 Pasukan Negara Bagian Virginia State untuk mennyokong penegakan hukum Washington, D.C..[107]GubernurLarry Hogan dari Maryland juga mengumumkan akan mengirim Kepolisian Negara Bagian Maryland dan Garda Nasional Maryland;[108][109], tetapi permintaan Larry untuk mengirim pasukan Garda Nasional ke Gedung Kapitol awalnya ditolak beberapa kali.[110]Sekretaris Angkatan Darat Ryan McCarthy dan Christopher memutuskan untuk untuk mengerahkan seluruh pasukan Garda Nasional D.C. yang berkekuatan 1.100 orang untuk memadamkan kekerasan.[111] Sekitar 15.45, Miller berbicara Mike, Nancy, McConnell dan Schumer, dan memerintahkan Garda Nasional dan sokongan tambahan lainnya untuk menanggapi kerusuhan.[112][113] Perintah untuk mengirim Garda Nasional yang awalnya ditolak Donald diterima oleh Mike.[114][115] Tindakan yang melewati rantai komando ini belum dijelaskan.[116]
Butuh lebih dari tiga jam bagi polisi untuk merebut kembali kendali Capitol, menggunakan perlengkapan anti huru hara, perisai, dan pentungan.[70] Polisi Gedung Kapitol dibantu oleh Departemen Kepolisian Metropolitan D.C. setempat.[70]Granat asap dikerahkan di sisi Senat Gedung Kapitol oleh Polisi Gedung Kapitol yang bekerja untuk mengusir perusuh dari gedung.[100] Kepala Kepolisian Capitol Steven Sund mengatakan tanggapan lambat petugasnya terhadap kerusuhan itu karena mereka disibukkan oleh alat peledak rakitan yang ditemukan di dekat Gedung Kapitol.[117] Agen FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri yang mengenakan perlengkapan anti huru-hara memasuki Gedung Kantor Senat Dirksen sekitar pukul 16.30.[118]
Gubernur New JerseyPhil Murphy mengumumkan pada pukul 16.57 bahwa unsur Polisi Negara Bagian New Jersey dikerahkan ke Distrik Columbia atas permintaan pejabat D.C., dan bahwa Garda Nasional New Jersey dipersiapkan untuk penempatan jika perlu.[119] Sesaat sebelum pukul 17.00, para pemimpin Kongres dilaporkan dievakuasi dari kompleks Gedung Kapitol ke Fort McNair, pangkalan Angkatan Darat di dekatnya.[120] Sekitar pukul 17:40, Sergeant at Arms mengumumkan bahwa Gedung Kapitol telah diamankan.[121]
Saat polisi terus mencoba mendorong para perusuh menjauh dari Gedung Kapitol, unjuk rasa terus berlanjut, beberapa orang bergerak keluar dari kawasan Capitol Hill. Beberapa serangan verbal dan fisik terhadap wartawan dilaporkan, dengan penyerang yang mengejek media dengan sebutan berita palsu.[89]
Pada pukul 18.08 malam, polisi telah menangkap sedikitnya tiga belas orang dan menyita lima senjata api selama acara hari itu.[122] Meskipun Wali Kota Muriel telah memberlakukan jam malam pada 18.00, sebagian besar mengabaikan jam malam, dan ratusan demonstran pendukung Trump tetap berada di kawasan Capitol Hill.[123]
Dilaporkan bahwa 2.700 pasukan Garda Nasional Washington, D.C., dan 650 pasukan Garda Nasional Virginia akan dikirim ke kota itu pada malam tanggal 6 Januari.[124]Gubernur New YorkAndrew Cuomo berjanji untuk mengerahkan seribu pasukan Garda Nasional New York ke Washington, D.C., selain pasukan yang dijanjikan oleh negara bagian lain.[125] Pada malam 6 Januari, Wali Kota Muriel mengeluarkan perintah untuk memperpanjang keadaan darurat publik di Washington, DC, selama 15 hari, menulis dalam urutan bahwa dia mengharapkan beberapa orang akan "melanjutkan protes kekerasan mereka melalui pelantikan".[126][127] Keesokan harinya, Sekretaris Angkatan Darat Ryan D. McCarthy mengumumkan bahwa pagar akan dibangun di sekitar Gedung Kapitol, dan tetap di tempatnya selama setidaknya 30 hari; pembangunan pagar dimulai pada hari yang sama. McCarthy juga menyatakan bahwa pasukan Garda Nasional New Jersey akan dimobilisasi, seperti halnya pasukan dari Garda Nasional Delaware, New York, dan Pennsylvania..[2]
Pesan suara Giuliani
Tak lama setelah Capitol diamankan, Giuliani melanjutkan upaya atas nama Trump untuk memblokir sertifikasi suara elektoral untuk Biden.[128] Giuliani meninggalkan pesan voicemail sekitar pukul 19.00. itu untuk Senator Tommy Tuberville, tapi keliru ditinggal senator lain setelah Giuliani menelepon nomor yang salah. Dia mendesak Tuberville untuk lebih menunda proses sertifikasi. Senator yang tidak disebutkan namanya menyampaikan pesan itu kepada kritikus Trump[129] majalah online kanan-tengah, The Dispatch, yang memecah cerita itu.[130][131]TheWrap menulis bahwa Giuliani "tampaknya, mencoba memanggil salah satu sekutu Senat Trump untuk meminta bantuan lebih lanjut untuk melakukan kudeta".[132]
Saya menelepon Anda karena saya ingin berdiskusi dengan Anda bagaimana mereka mencoba mempercepat sidang ini, dan bagaimana kami membutuhkan Anda, teman-teman (Partai) Republik kami, untuk mencoba memperlambatnya sehingga kami dapat meminta badan legislatif ini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut kepada Anda. Dan saya tahu mereka berkumpul kembali pada pukul 20:00 malam ini, tetapi ... satu-satunya strategi yang dapat kita ikuti adalah menolak banyak negara bagian dan mengangkat masalah ini sehingga kita mendapatkan diri kita ke hari esok — idealnya sampai akhir besok.
Giuliani juga berbagi ketidaksenangan dengan keputusan Mitch McConnell, dengan mengatakan: "McConnell melakukan semua yang dia bisa untuk mempercepatnya, yang merupakan semacam tendangan di kepala karena melawan kami adalah satu hal, itu adalah hal lain untuk tidak memberi kami keadilan kesempatan untuk membantahnya "dan meminta Tuberville untuk" menolak setiap negara bagian dan, bersama dengan seorang anggota kongres, mengadakan dengar pendapat untuk setiap negara bagian, saya tahu kami akan banyak menunda Anda, tetapi itu akan memberi kami kesempatan untuk mendapatkan legislator yang sangat, sangat dekat untuk menarik suara mereka, terutama setelah apa yang dilakukan McConnell hari ini ".[132]
Kongres berkumpul kembali setelah Capitol dibebaskan dari pelanggar, dengan Senat melanjutkan sesinya sekitar jam 8 malam. pada tanggal 6 Januari untuk menyelesaikan perdebatan keberatan para pemilih Arizona. Pada 9:58 malam, Senat menolak keberatan 93–6, dengan hanya enam pendukung Partai Republik: Ted Cruz, Josh Hawley, Cindy Hyde-Smith, John Neely Kennedy, Roger Marshall, dan Tommy Tuberville.[133] Pada pukul 23:08, DPR juga menolak mosi tersebut dengan selisih 303–121. Semua "yeas" berasal dari Republik sedangkan "nays" berasal dari 83 Republikan dan 220 Demokrat.[134]
Keberatan lain diajukan oleh Perwakilan Republik Scott Perry dari Pennsylvania dan Senator Josh Hawley dari Missouri ke daftar pemilih Pennsylvania, memicu perpecahan dua jam lagi dalam sesi gabungan untuk memperdebatkan keberatan tersebut.[135] Pada pukul 12:30 tanggal 7 Januari, Senat juga menolak keberatan ini dengan 92–7 suara, dengan orang yang sama memberikan suara dengan cara yang sama seperti sebelumnya dengan pengecualian Senator Cynthia Lummis dan Rick Scott memberikan suara mendukung dan John Kennedy memberikan suara melawan.[136] Pada pukul 03:08, DPR juga menolak mosi untuk mempertahankan keberatan dengan selisih 282–138. Sekali lagi, semua suara yang mendukung adalah Republik, sementara kali ini, hanya 64 dari Partai Republik yang menentang dan 218 Demokrat yang menentang.[137]
Pada 3:41 pagi, Kongres mengonfirmasi hasil pemungutan suara Electoral College, 306 suara Biden dibandingkan dengan 232 Trump, dengan Pence menyatakan bahwa Biden dan Harris akan menjabat pada 20 Januari.[138][139][140][141]
Perangkat peledak improvisasi
Alat peledak improvisasi ditemukan di beberapa lokasi di Washington, D.C. Sebuah perangkat yang diduga bom pipa ditemukan berdekatan dengan gedung yang berisi kantor Komite Nasional Republik (RNC). Pencarian di daerah sekitar menemukan bom pipa yang dicurigai di bawah semak-semak di markas Komite Nasional Demokrat (DNC).[142] Perangkat ini diyakini telah ditanam sebelum kerusuhan.[143] Bom pipa lain yang diduga juga ditemukan di halaman kompleks Capitol.[144] Baik gedung RNC dan markas DNC berjarak beberapa blok dari Capitol.[145] Perangkat RNC dan DNC diledakkan dengan aman oleh regu bom, dan polisi kemudian mengatakan bahwa mereka "berbahaya" dan bisa menyebabkan "bahaya besar".[142] FBI membagikan foto orang yang mereka yakini telah menanam perangkat tersebut dan memberikan hadiah hingga $ 50.000 untuk informasi.[143]
Sebuah kendaraan berisi senapan semi-otomatis dan pendingin yang berisi sebelas bom molotov juga ditemukan di dekatnya.[146][147] Pria yang membawa senapan dan bom molotov itu ditangkap.[148]-->
^Thrush, Glenn; Dewan, Shaila; Eligon, John; MacFarquhar, Neil (January 7, 2020). "Questions mount over law enforcement's failure to protect the Capitol". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2021. Mr. Sund said more than 50 Capitol Police and Washington Metro Police officers had been injured, and several Capitol Police officers were hospitalized with serious injuries.
^Wagner, Meg; Macaya, Melissa; Hayes, Mike; Mahtani, Melissa; Rocha, Veronica; Alfonso III, Fernando (January 6, 2021). "Armed standoff taking place at House front door". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Matthews, Dylan (January 6, 2021). "Watch a tearful Trump supporter ask C-SPAN if her president lied to her". Vox (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021. At least one of the group storming the Capitol, Trump supporter Ashli Babbitt, was killed by an unknown shooter after she had made it inside the Capitol building.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"4 died as Trump supporters invaded Capitol". Associated Press. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021 – via Politico. D.C. police officials also say two pipe bombs were recovered, one outside the Democratic National Committee and one outside the Republican National Committee. Police found a cooler from a vehicle that had a long gun and Molotov cocktail on Capitol grounds.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama DC-police-update
^Natalie Dreier (January 6, 2021). "Capitol violence: What is sedition?". Cox Media Group National Content Desk. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021 – via KIRO.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Graham, David A. (January 6, 2021). "This Is a Coup". The Atlantic (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Solnit, Rebecca. "Call it what it was: a coup attempt". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama coleman
^Jacobson, Louis (January 6, 2021). "PolitiFact – Is this a coup? Here's some history and context to help you decide". PolitiFact. Diakses tanggal January 7, 2021. A good case can be made that the storming of the Capitol qualifies as a coup. It’s especially so because the rioters entered at precisely the moment when the incumbent’s loss was to be formally sealed, and they succeeded in stopping the count.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Fisher, Marc; Flynn, Meagan; Contrera, Jessica; Leonnig, Carol D. (January 8, 2021). "The four-hour insurrection". The Washington Post. Diakses tanggal January 7, 2021.
^Bowser, Muriel (January 6, 2021), Mayor's Order 2021-003(PDF), diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal January 7, 2021, diakses tanggal January 7, 2021Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"FINAL VOTE RESULTS FOR ROLL CALL 10". clerk.house.gov. Library of Congress. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"FINAL VOTE RESULTS FOR ROLL CALL 11". clerk.house.gov. Library of Congress. January 7, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)