Pangsit atau wonton (Hokkien: 扁食; dialek Zhangzhou páng sit) adalah makanan tradisional Tiongkok yang berupa daging cincang yang dibungkus lembaran tepung terigu. Setelah direbus sebentar, pangsit umumnya dihidangkan di dalam sup. Selain direbus, pangsit juga bisa digoreng dengan minyak goreng yang banyak hingga seperti kerupuk. Pangsit termasuk salah satu jenis dimsum.[1][2]
Kulit pangsit dibuat dari adonan tepung terigu, air, dan garam dapur. Adonan ditipiskan dan dipotong-potong berukuran persegi. Selain bisa dibuat sendiri, kulit pangsit bisa dibeli dalam kemasan berisi 10 hingga 20 lembar. Sewaktu membuat siomay (bukan tahu bakso), kulit pangsit dipakai sebagai pembungkus daging cincang.
Di Indonesia juga dikenal goreng kulit pangsit tanpa isi. Berbagai makanan Indonesia yang memakai pangsit, misalnya: pangsit kuah, pangsit goreng, pangsit goreng kuah, mi pangsit, dan cwie mie. Pada hidangan mi pangsit kuah, pangsit sering dihidangkan terpisah dalam mangkuk kecil. Selain itu, pangsit biasanya juga disajikan bersama semangkuk bakso sapi. Kebanyakan bakso Malang menggunakan pangsit sebagai tambahan isi bakso.
Asal usul
Di Xiamen, Fujian dan sekitarnya, serta Taiwan, makanan ini disebut biǎn shí (扁食) atau pian sit dalam bahasa Hokkien. Di Fujian, makanan serupa namun berukuran lebih kecil disebut biǎn ròu yàn (扁肉燕). Isinya campuran daging babi dan ubi jalar.
Di sebagian besar negara di dunia, nama umum untuk pangsit adalah wonton. Kata wonton (雲呑) berasal dari nama makanan ini dalam bahasa Kanton. Dalam bahasa Mandarin, makanan ini ditulis sebagai húntun (餛飩). Di Sichuan dan Chongqing, pangsit disebut chāo shǒu (抄手), dan dihidangkan di dalam sup pedas berbumbu la you dan andaliman.