Otokefali (dari bahasa Yunani: αὐτοκεφαλία yang berarti kepala bagi diri sendiri) merupakan sebuah status hierarkis gereja Kristen yang mana uskup tertingginya tidak melapor kepada uskup yang levelnya lebih tinggi. Istilah otokefali ini biasanya digunakan pada kalangan Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental.
Saat ini, hak untuk mendapatkan status otokefali merupakan isu yang diperdebatkan. Lawan utama pada perdebatan isu ini adalah Patriarkat Ekumenis Konstantinopel yang mengklaim mempunyai hak prerogatif dengan Gereja Ortodoks Rusia yang menegaskan bahwa Gereja-gereja Ortodoks yang telah berstatus otokefali mempunyai hak yang sama untuk memberikan status otokefali kepada sebagian daripadanya.[5][6] Pada era modern ini, isu mengenai status otokefali sebuah gereja sangat erat kaitannya dengan penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan berpolitik suatu bangsa atau negara serta pernyataan diri suatu gereja mengenai status otokefalinya biasanya akan dengan masa tidak diakui yang panjang dan akhirnya memicu terjadinya skisma dari gereja induknya.
Otonomi
Otonomi merupakan sebuah status hierarkis gereja yang berada persis di bawah status otokefali. Gereja yang berstatus otonomi mempunyai seorang uskup agung yang diakui dan ditahbiskan oleh patriark dari gereja induknya, dan gereja yang berstatus otonom tersebut memiliki hak penuh dalam sistem pemerintahan dan tata kelola gerejanya sendiri. Salah satu contoh gereja berstatus otokefali yang memiliki gereja berstatus otonom di bawahnya adalah Gereja Ortodoks Rusia (Patriarkat Moskwa) yang mempunyai gereja yang berpemerintahan sendiri, yaitu Gereja Ortodoks Ukraina (Patriarkat Moskwa).