Dari kecil sudah belajar menggesek biola. Karena kedua orang tuanya memang orang yang dekat dengan dunia musik. Ayahnya Purwanto, musisi yang memainkan piano, asli Yogyakarta, sedangkan ibunya Asyia Gani, orang Minang, pemimpin sebuah sekolah musik di Medan, Sumatera Utara. Lulus dari Sekolah Musik di Medan, Luluk memperoleh beasiswa dari Kedutaan Australia untuk belajar di New South Wales Conservatorium of Music, Sydney, Australia. Setelah beberapa tahun belajar di negeri kangguru, ia kembali ke Indonesia dan masuk Sekolah Menengah Musik (SMM), di Yogyakarta, kemudian melanjutkan ke Akademi Musik Indonesia (AMI) di Yogyakarta. Sebelum benar-nenar lulus, ia sudah memutuskan keluar dan melanjutkannya ke Institut Kesenian Jakarta (IKJ).[2]
Selama menuntut ilmu di Institut Kesenian Jakarta, ia berkenalan dengan musisi jazz kenamaan, seperti Abadi Soesman, Bubi Chen, Ireng Maulana dan Benny Mustapha. Kemudian Luluk sering diajak tampil di panggung pertunjukkan. Karena itulah Luluk menganggap para tokoh jazz tersebut di atas adalah sebagai pembimbing sekaligus sebagai guru musik di luar jalur formal, terutama dalam pengenalannya terhadap musik jazz. Ia yang bertubuh kecil ini selalu tampil dengan gaya yang unik, matanya selalu terpejam dan bibir berkomat-kamit. Permainan biolanya sangat terpengaruh violis ternama seperti: Jean Luc Ponti, Noel Pointer, Stephane Grapphelli, ketiganya tersebut adalah violisjazz asal Prancis dan juga Mang Odang (pemain biola otodidak asal Bandung). Tahun 1985, ketika Bhaskara Band tampil di North Sea Jazz Festival, Den Haag, Belanda, Luluk ikut bergabung. Uniknya ketika tampil di panggung, banyak penonton kaget, dan terkagum-kagum pada gesekan biolanya. Hal itu terjadi karena penonton mengira Luluk adalah seorang anak kecil yang pandai memainkan biola.[2]
Hingga saat ini ia telah bermain di 350 panggung jazz dunia. Sudah 19 tahun ia tinggal di Amsterdam, Belanda. Saat pulang kampung pada tahun 1997, Luluk mengadakan konser keliling dengan The Stage Bus. Bersama The Helsdingen Trio, Luluk konser keliling Jawa - Bali selama hampir dua bulan (25 Juli - 15 September tahun 1997) dengan bus panggung itu. Sebelumnya, ia telah empat tahun ngamen dengan The Stage Bus di Eropa. Selama empat tahun itu Luluk & The Helsdingen Trio. Rene van Helsdingen (piano), Macello Pellitteri (drum), dan Esseit Okon Esseit (bass), menggelar lebih dari 350 konser dan tampil dalam beberapa festival jazz dan blues hingga Festival Bergen di Norwegia. Termasuk pula, menyusuri 15 ribu kilometer jalanan Australia selama akhir tahun 1996 dengan menggelar 25 konser. Luluk Purwanto dan Helsdingen Trio bentukan suaminya, telah mengeluarkan banyak album di Eropa. Pada tahun 2006, Luluk kembali mengadakan tur keliling Indonesia dengan menggunakan Stage Bus. Terakhir tampil dalam Jak Jazz tahun 2006.[3]
(2002) Born Free - Lightyear Entertainment lisensi rilis oleh Zebra Acoustic (Zebradisc.com), di Amerika distribusi oleh (Warner/ Elektra/ Atlantic Corporation, AOL-Time Warner Company)