Kiai Madja

Kiai Madja
Kiai Modjo
KelahiranMuslim Mochammad Khalifah
1792
Surakarta
Kematian20 Desember 1849
Tondano
Pemakaman
AyahIman Abdul Ngarip
IbuR.A Mursilah
AgamaIslam
Dikenal atas

Muslim Mochammad Khalifah atau dikenal Kiai Madja, Kiai Modjo (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1792) adalah seorang ulama yang dikenal sebagai orang kepercayaan Pangeran Diponegoro sekaligus panglima selama berlangsungnya Perang Jawa.[1]

Kehidupan awal

Keluarga

Kiai Madja lahir dari pasangan Iman Abdul Ngarip dan R.A Mursilah. Ayah Kiai Madja adalah ulama besar yang dikenal dengan nama Kiai Baderan.[1] Baik ayah dan ibunya adalah keturunan bangsawan. Abdul Ngarip keturunan keluarga Kraton Surakarta yang memilih mengabdikan diri berdakwah agama Islam. Ibunya, R.A. Mursilah, merupakan saudara perempuan Sultan Hamengkubuwana III. Sejak lahir, Kiai Mojo tidak pernah berada di dalam lingkungan kraton.

Secara garis silsilah keluarga, Kiai Modjo dan Pangeran Diponegoro memiliki ikatan kekerabatan. Diponegoro yang sempat bergelar Bendara Raden Mas Antawirya adalah putra sulung Sultan Hamengkubuwana III dari istri selir. Dengan demikian, Diponegoro adalah saudara sepupu Kiai Mojo. Sama seperti Kiai Madja, Diponegoro juga hidup di luar istana sejak kecil. Hubungan kekeluargaan antara keduanya semakin erat setelah Kiai Madja menikahi janda paman Diponegoro yang bernama Raden Ayu Sepuh, putri dari Raden Sumonegoro, bupati Padangan yang ikut berjuang melawan Raden Ronggo Madiun pada pertempuran hutan jati 1810 M. Pangeran Diponegoro pun memanggil Kiai Madja dengan sapaan "paman" meski keduanya adalah saudara sepupu.[1]

Dakwah Islam

Dasar pengetahuan agama Kiai Madja berasal dari ayahnya yang seorang ulama besar. Setelah menunaikan ibadah haji, Kiai Madja sempat bermukim di Mekkah. Pulang dari tanah suci, ia melanjutkan peran sang ayah mengelola pesantren di desanya dan berhasil menghimpun cukup banyak pengikut. Bersama para santrinya, Kiai Madja menggalang gerakan anti-pemurtadan yang marak di kalangan bangsawan kraton. Kiai Madja juga punya cita-cita suatu hari nanti tanah Jawa akan dikelola dengan pemerintahan berdasarkan syariat Islam. Dan itulah yang dijanjikan oleh Pangeran Diponegoro sehingga Kiai Mojo beserta para pengikutnya bersedia bergabung untuk menghadapi Belanda dalam Perang Jawa.[1]

Perang Jawa

Masjid Agung Al-Falah Kyai Modjo di Kampung Jawa Tondano, Minahasa

Bergabung dengan Diponegoro

Kyai Mojo bergabung sejak hari pertama pasukan Diponegoro tiba di Gua Selarong (terletak di Pajangan, Bantul, Yogyakarta) untuk menjalankan siasat perang gerilya melawan Belanda. Ia juga menjadi wakil Diponegoro dalam perundingan penting dengan Belanda pada 29 Agustus 1827 di Klaten. Dalam upaya diplomasinya, Kyai Madja dengan tegas mengajukan sejumlah tuntutan. Ia juga berhasil mengubah paradigma perlawanan terhadap penjajah Belanda dari label "pemberontak" menjadi "perang sabil" atau Perang Suci melawan orang-orang kafir yang menjadi musuh Islam. Sejak bergabung dengan Diponegoro, Kiai Madja berhasil merekrut banyak tokoh berpengaruh, termasuk 88 orang kiai desa, 11 orang syekh, 18 orang pejabat urusan agama (penghulu, khatib, juru kunci, dan lain-lain), 15 orang guru mengaji, juga puluhan orang ulama dari Bagelen, Kedu, Mataram, Pajang, Madiun, Ponorogo, dan seterusnya, serta beberapa orang santri perempuan.[1]

Sang Pangeran telah mengetahui Kiai Mojo bahkan sebelum Perang Jawa meletus, beliau telah membahas dengan pamannya, Pangeran Mangkubumi, saat mereka tiba di Selarong mengenai siapa ulama yang paling cocok untuk dipanggil ke Selarong guna memberi saran tentang cara mengangkat Al-Quran sebagai landasan utnuk perang sabil melawan kafir Belanda. Mangkubumi menyarankan agar memilih seorang di antara para ulama di Yogyakarta, tetapi sang Pangeran menolak, sebab dia kurang percaya kepada kapasitas mereka untuk memberi petunjuk berbasis Al-Quran. Alih-alih memanggil ulama dari Yogyakarta, Diponegoro memilih memanggil dua ulama yang dia kenal sebagai orang yang betul-betul "ajrih kepada tuhan" dan sangat hati-hati untuk bertindak atas perintah Al-Quran, yaitu Kiai Kuweron dari Pesantren Kuweron di Kedu Selatan, yang sudah lanjut usia, dan Kiai Mojo dari Pesantren Mojo dekat Delanggu, yang jauh lebih muda (sekitar 33 tahun saat Perang Jawa meletus).[2]

Perpecahan dengan Diponegoro

Makam Kiai Mojo

Setelah berjuang bersama selama sekitar tiga tahun, Kiai Madja mulai tidak sepaham ketika Pangeran Diponegoro mulai menggunakan cara-cara yang dianggapnya menyimpang dari Islam untuk menarik simpati rakyat demi menambah kekuatannya. Diponegoro memakai sentimen budaya Jawa melalui konsep Ratu Adil atau juru selamat dalam kampanye merekrut pasukan. Salah satu gejalanya adalah ketika Diponegoro mengaku memperoleh tugas suci dari Tuhan yang didapatnya saat bersemedi. Diponegoro juga mengklaim telah diangkat sebagai Ratu Adil dengan gelar Jeng Sultan Abdulhamid Herucakra Sayidin Panatagama Khalifah Rasullullah di tanah Jawa. Pangeran Diponegoro, secara tersirat, menyamakan pengalaman spiritual yang diklaimnya dengan pengalaman Nabi Muhammad ketika diangkat menjadi Rasul. Diponegoro juga mengeksplorasi peristiwa-peristiwa khusus Rasullah terkait statusnya itu, seperti menyendiri di gua atau menerima wahyu dari malaikat Jibril. Hasilnya, Pangeran Diponegoro dilayani pengikutnya seperti seorang raja. Meskipun sering memakai jubah putih, namun ia juga punya koleksi pribadi berupa barang-barang mewah seperti pusaka, keris, kuda, dan lain-lain. Diponegoro juga sering menonjolkan gaya dan atribut kerajaan, termasuk dipayungi para pengawalnya dengan payung berlapis emas dalam setiap kemunculannya.

Kiai Madja tidak sepaham dengan ekpresi yang dimunculkan sepupunya itu. Ia menilai Diponegoro telah mengingkari janjinya untuk membentuk pemerintahan yang sesuai dengan ajaran Islam dan justru berambisi ingin mendirikan kerajaan tandingan di tanah Jawa. Hingga akhirnya, Diponegoro menyarankan agar Kiai Madja berhenti berperang. Kiai Madja akhirnya berinisiatif menemui Belanda untuk mengadakan perundingan demi berakhirnya perang. Dalam pertemuan pada 25 Oktober 1828 itu, Belanda bertanya kepada Kiai Madja tentang bagaimana jika Diponegoro diberi wilayah kekuasaan, dengan kata lain, Diponegoro akan mendapatkan jatah sebagai raja baru di Jawa. Kiai Madja lalu berkata jika itu yang terjadi, maka akan disambut dengan senang hati oleh Diponegoro dan perang pun akan usai. Pernyataan tersebut menyiratkan persepsi bahwa Kiai Madja memang menilai Diponegoro sedang mengincar gelar raja Jawa dan ingin memimpin kerajaan baru meskipun tidak dengan sistem pemerintahan Islam.[1]

Di sisi lain Pangeran Diponegoro juga jengkel dengan sikap Kiai Mojo yang takabur bahwa pangeran-pangeran Surakarta terdahulu belajar dibawah asuhan ayahnya dan dilanjutkan sekarang anak-anak mereka yang diasuh olehnya, dalam babad karyanya Pangeran Diponegoro merasa dikecilkan martabatnya karena Kiai Mojo mengatakan bahwa dikarenakan pengaruh dialah mereka mendapatkan dukungan dari keraton sunan takala perang makin lanjut. Dikarenakan kejengkelan ini, beberapa minggu penting lewat begitu saja, sehingga pada 15 Oktober 1826 tentara sang Pangeran yang berkekuatan 5000 prajurit mulai menyerang Surakarta, dia menderita kekalahan besar di Gawok tepat di sebelah barat kota itu. Saling menyalahkan yang sengit penyebab kekalahan tersebut. Secara khusu, Kiai Mojo dan keluarganya dituduh telah dengan nekat mendesak untuk menyerang ibu kota kesunanan demi kepentingan mereka sendiri. Apa yang sebelumnya hanya merupakan persaingan yang mengganggu, sekarang menjadi perselisihan terbuka.[3]

Penangkapan dan Pengasingan

Makam Kiai Madja di Tondano, Sulawesi Utara
Makam Kiai Modjo di Kampung Jawa Tondano

Kiai Mojo berangkat lagi yang kedua kalinya ke Melangi pada 5-9 November 1928 dengan tujuan melakukan perundingan sendiri dan sepihak tanpa sepengetahuan Pangeran Diponegoro dengan pihak Belanda yang pada negosiasi pertamanya pada 31 Okotober 1828 juga terjadi di Melangi, di sebuah pathok nagari (pusat untuk ulama ahli hukum fikih). Namun, perundingan tidak terjadi. Nyatanya, Pasukan Gerak Cepat Ketiga yang dikomandoi Letnan-Kolonel Joseph Le Bron de Vexela sudah ditugaskan untuk memastikan Kiai Mojo dan pasukannya tidak bisa lolos. Karenanya, ketika perundingan gagal pada 10 November dan diketahui bahwa bahwa sang Kiai sedang berusaha balik menuju ke Pajang melalui jalan pintas di lereng-lereng Gunung Merapi, dia dicegat di dekat bekas perkebunan Bawon Bouwens van der Boyen di Babadan pada 12 November. Dia diberi waktu 2 menit untuk memutuskan apakan menyerah tanpa syarat atau langsung bertempur dalam keadaan sulit (Le Bron sudah mengepung pasukan Mojo), Kiai Mojo memilih menyerah dengan 400 pasukannya.[4] Belanda sangat tegas kepada Kiai Mojo daripada kepada tokoh-tokoh Keraton yang membelot ke pihak Belanda, dikarenakan Belanda menggangap Kiai Mojo sangat berbahaya dan paling bertanggung jawab karena mengobarkan kefanatismean dalam perangnya.

Pada tanggal 12 November 1828, Kyai Mojo dan para pengikutnya disergap di daerah Mlangi, Sleman, dekat Sungai Bedog, kemudian dibawa ke Salatiga. Dalam penahanannya, Kiai Madja meminta agar para pengikutnya dibebaskan dan menerima apapun keputusan Belanda terhadap dirinya. Belanda mengabulkan permintaan tersebut dan hanya menyisakan Kiai Madja beserta orang-orang dekatnya dan beberapa tokoh berpengaruh, sementara sebagian besar pengikutnya dilepaskan.[1] Belanda sangat tegas kepada Kiai Mojo daripada kepada tokoh-tokoh Keraton yang menyerah dikarenakan Belanda menggangap Kiai Mojo yang sangat berbahaya karena mengobarkan kefanatismean dalam perangnya. Baru pada tanggal 17 November 1828, Kyai Mojo beserta orang-orang yang masih menyertainya dikirim ke Batavia dan diputuskan akan diasingkan ke Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.[1][5] Di tanah pembuangan, Kyai Mojo terus berdakwah hingga wafat pada 20 Desember 1849 di usianya yang ke 57 tahun. Perang Jawa sendiri berakhir dua tahun setelah hengkangnya kubu Kiai Mojo dari pasukan Diponegoro.[1]

Kampung Jawa Tondano

Semua pengikut Kiai Madja yang dibuang ke Tondano adalah laki-laki. Mereka kemudian menikahi perempuan setempat, dan dari dua kebudayaan inilah lahir Kampung Jawa. Mereka mendirikan Masjid Al-Falah dan mengislamkan beberapa perempuan Minahasa dan menyisakan tradisi-tradisi Islam Jawa hingga kini. Penerus keturunan Kiai Madja biasa memakai nama Kiay Modjo. Salah satunya adalah dosen Bahasa Jerman di Universitas Sam Ratulangi, Julaiha Kiay Modjo. Ia berkata tak tahu lagi di mana orang-orang dengan nama marga Kiay Modjo tinggal di Kampung Jawa Tondano. Banyak juga marga Kiay Modjo yang tinggal di Gorontalo.[6]

Etnis Jaton (Jawa Tondano)

Dalam Fakta Sejarah Kepahlawanan Kyai Modjo (2017: 97) dijelaskan:

“Dari segi etnis, komunitas Jaton menjadi salah satu subetnis Minahasa sebagai hasil asimilasi melalui perkawinan antara pengikut Kyai Mojo dengan keke’ (gadis) anak para Walak sejak Januari 1831.”

Minahasaraad (dewan Minahasa) mengakui Jaton sebagai subetnis pada 1919 dan Jaton tunduk pada hukum adat Minahasa. Menurut Profesor Ishak Pulukadang, Jaton sebagai etnis maupun komunitas termasuk kawasan strategis provinsi dan sudah jadi Desa Budaya. Kampung Jaton kerap dikunjungi pejabat keturunan Jawa. Menurut warga setempat, Amien Rais, Abdurrahman Wahid, dan Sri Sultan Hamengkubuwono X juga pernah berkunjung ke sana.[7]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i Raditya, Iswara N. "Pecah Kongsi Pangeran Diponegoro dan Kyai Mojo". tirto.id. Diakses tanggal 2020-01-25. 
  2. ^ Carey, Peter (2022). Percakapan Dengan Diponegoro. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 73. 
  3. ^ Carey, Peter (2022). Percakapan dengan Diponegoro. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). hlm. 79. ISBN 978-602-481-900-2. 
  4. ^ Carey, Peter (2022). Percakapan dengan Diponegoro. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Grameda. hlm. 56–57. 
  5. ^ A. Nugroho, Yudi. "Si Bantheng, Pengiring Diponegoro yang Paling Setia". historia.id. Diakses tanggal 2020-01-25. 
  6. ^ Matanasi, Petrik. "Dari Pengikut Kyai Mojo, Lahirlah Kampung Muslim Jawa Tondano". tirto.id. Diakses tanggal 2020-01-25. 
  7. ^ Matanasi, Petrik. "Dari Pengikut Kyai Mojo, Lahirlah Kampung Muslim Jawa Tondano". tirto.id. Diakses tanggal 2022-04-26. 

Bacaan terkait

  • Perang Sabil versus Perang Salib oleh Abdul Qadir Djaelani, Yayasan Pengkajian Islam Madinah Al-Munawwarah (Jakarta), 1999 (ISBN 39015043636599 Invalid ISBN)
  • Dakwah Dinasti Mataram dalam Perang Diponegoro, Kyai Mojo, & Perang Sabil Sentot Ali Basah oleh Heru Basuki, Samodra Ilmu (Yogyakarta) 2007 (ISBN 9786028014014)
  • Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855 oleh Peter Carey, Kompas Gramedia, 2007 (ISBN 9789797097998)
  • Strategi Menjinakkan Diponegoro: Stelsel Benteng 1827-1830 oleh Saleh As’ad Djamhari, Komunitas Bambu (Depok), 2014 (ISBN 9786029402421)
  • Percakapan Dengan Diponegoro oleh Peter Carey, KPG Kepustakaan Populer Gramedia (Jakarta), 2022 (ISBN 9786024819019)

Pranala luar

Read other articles:

جغرافيا إسبانيامعلومات عامةالبلد إسبانيا القارة أوروبا (ينطبق على peninsular Spain (en) ، ‏جزر البليار)إفريقيا (ينطبق على مليلية، ‏سبتة، ‏جزر الكناري، ‏بلاثاس دي سوبيرانیا) الساحل المحيط الأطلسيالبحر الأبيض المتوسطبحر قنطبريةبحر البوران الحدود أندوراالبرتغالالمغربفرنساجبل طا

 

Pour les articles homonymes, voir Dangerous. Cet article est une ébauche concernant une chanson. Vous pouvez partager vos connaissances en l’améliorant (comment ?) selon les recommandations des projets correspondants. Dangerous Single de M. Pokora featuring Timbaland et Sebastianextrait de l'album MP3 Face A Dangerous Face B Don't Give My Love Away Sortie 24 janvier 2008 Enregistré 2007 Durée 4 min 46 Genre R'n'B Format SingleTéléchargement Auteur-compositeur M. Pokora,...

 

Obsidian Als vulkanisches Glas oder Gesteinsglas wird ein vulkanisches Gestein (oder ein Teil eines Gesteins) bezeichnet, das nicht kristallin ist, sondern im amorphen Zustand als Glas vorliegt. Bei sehr schneller Abkühlung oder Abschreckung einer Lava oder eines Magmas werden diese fest ohne zu kristallisieren. Vulkanisches Glas ist keine Gesteinsart, sondern ein Gesteinsgefüge. Bekanntestes Beispiel für Gesteinsglas ist Obsidian. Inhaltsverzeichnis 1 Entstehung 2 Struktur 3 Beispiele 4 Q...

Ця стаття недостатньо ілюстрована. Ви можете допомогти проєкту, додавши зображення до цієї статті. Ціна пристрастіThe Ledge Жанр трилермелодрамаРежисер Метью ЧепменПродюсер Марк ДеймонМоше ДайамантМайкл МейлерСценарист Метью ЧепменУ головних ролях Лів ТайлерЧарлі Ханнем

 

У Вікіпедії є статті про інші значення цього терміна: Джума-Джамі.Шукурла-Ефенді Шукурла-Ефенді, Текіє дервішів (Євпаторія), 2008 рік Координати: 45°11′58″ пн. ш. 33°22′51″ сх. д. / 45.19951° пн. ш. 33.38079° сх. д. / 45.19951; 33.38079Тип споруди мечетьРозташування...

 

Public Services Commission of Malaysia (PSC)Suruhanjaya Perkhidmatan Awam Malaysia(SPA)Agency overviewFormed31 August 1957; 66 years ago (1957-08-31)Jurisdiction Government of MalaysiaHeadquartersLevel 6-10, Block C7, Complex C, Federal Government Administrative Centre, 62520 PutrajayaMottoConvenient, Prompt and Accurate (Mudah, Cepat dan Tepat)Employees483 (2017)Annual budgetMYR 40,320,000 (2017)Agency executiveArpah Abdul Razak, ChairmanKey documentArticle 144(1) of the Fe...

Former wiki Heroes WikiHeroes Wiki's main pageType of siteTV series fansiteAvailable in10 languagesCreated byCommunalRevenueAdvertisingURLhttp://heroeswiki.comCommercialNoRegistrationRequired for editingLaunchedOctober 10, 2006Current statusDefunct Heroes Wiki was a wiki-powered reference site for NBC's science fiction drama Heroes. Launched on October 10, 2006, the site uses MediaWiki software to maintain a user-created database of information.[1] Heroes Wiki was suppo...

 

Head of state of Moldova President of the Republic of MoldovaPreședintele Republicii MoldovaPresidential standardIncumbentMaia Sandusince 24 December 2020Executive branch of the Government of MoldovaOffice of the President of MoldovaStyleMadam President (informal)Her Excellency (diplomatic)TypeHead of stateMember ofSupreme Security CouncilResidencePresidential PalaceSeatChișinăuAppointerPopular voteTerm lengthFour years, renewable onceConstituting instrumentConstitution of MoldovaInau...

 

Perdana Menteri Republik SudanBendera SudanPetahanaOsman Husseinsejak 19 Januari 2022KediamanKhartoum, SudanDitunjuk olehSovereignty Council[1]Dibentuk1 Januari 1956Pejabat pertamaIsmail al-AzhariSitus webwww.presidency.gov.sd/eng/ Berikut merupakan daftar Perdana Menteri Sudan.. Tanggal yang dicetak miring menunjukkan indikasi kontinuitas pemerintahan de facto, meskipun sifat jabatannya mungkin telah berubah. Periode Jabatan Pejabat Afiliasi Anglo-Egyptian Sudan (Condominium) 22...

  لمعانٍ أخرى، طالع تشارلز مورتون (توضيح). هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (أبريل 2019) تشارلز مورتون معلومات شخصية تاريخ الميلاد 10 فبراير 1899  تاريخ الوفاة سنة 1967[1]  مواطنة الولايات المتحد...

 

Emir Kusturica and the No Smoking Orchestra Emir Kusturica and the No Smoking Orchestra en un concierto en (2008).Datos generalesOrigen  Bosnia y Herzegovina y  Serbia y Montenegro (Actualmente:  Serbia)Estado ActivoInformación artísticaGénero(s) Post-punkGarage rockRock alternativo Gypsy punkPeríodo de actividad 1998 - actualmenteWebSitio web Sitio OficialMiembros Emir KusturicaNele KarajlićDejan SparavaloStribor KusturicaGoran MarkovskiIvan MaksimovićNesha Pet...

 

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Januari 2023. Peta wilayah di Polandia (pada Januari 2020) yang menyatakan bebas LGBT. Zona bebas LGBT (bahasa Polandia: Strefa wolna od LGBT[1]) adalah tindakan sejumlah munisipalitas,[2][3] powiat (kabupaten),[4] dan provinsi ...

Piala Dunia Antarklub FIFA 2019FIFA Club World Cup Qatar 2019presented by Alibaba Cloudكأس العالم للأندية لكرة القدم قطر 2019Berkas:2019 FIFA Club World Cup.svgInformasi turnamenTuan rumahQatarKotaDohaJadwalpenyelenggaraan11–21 DesemberJumlahtim peserta7 (dari 6 konfederasi)Tempatpenyelenggaraan2 (di 1 kota)Hasil turnamenJuara Liverpool (gelar ke-1)Tempat kedua FlamengoTempat ketiga MonterreyTempat keempat Al-HilalStatistik turnamenJumlahpertandingan8Ju...

 

Politics of Mauritania Member State of the Arab League Constitution Human rights Slavery Government President Mohamed Ould Ghazouani Prime Minister Mohamed Ould Bilal Parliament National Assembly President Administrative divisions Regions Departments Communes Elections Recent elections Presidential: 201420192024 Parliamentary: 201320182023 Political parties Electoral districts Foreign relations Ministry of Foreign Affairs Minister: Ismail Ould Cheikh Ahmed Diplomatic missions of / in Mauritan...

 

Book by Priscilla Presley This article cites its sources but does not provide page references. You can help providing page numbers for existing citations. (November 2010) (Learn how and when to remove this template message) Elvis and Me: The True Story of the Love Between Priscilla Presley and the King of Rock N' Roll Author Priscilla Presley Sandra Harmon CountryUnited StatesLanguageEnglishPublisherBerkleyPublication date1985Pages320 p.ISBN978-0425091036 Elvis and Me: The True Story of the L...

Education conducted in two languages In bilingual education, students are taught in two (or more) languages.[1] It is distinct from learning a second language as a subject because both languages are used for instruction in different content areas like math, science, and history. The time spent in each language depends on the model. For example, some models focus on providing education in both languages throughout a student's entire education while others gradually transition to educat...

 

Steam turbine locomotives GE steam turbine locomotivesUnion Pacific's General Electric steam turbine locomotives, circa April 1939Type and originPower typeSteam turbineDesignerGeneral ElectricBuilderGeneral ElectricBuild date1938Total produced2SpecificationsConfiguration:​ • Whyte4-6-0+0-6-4T • AAR2+C-C+2Gauge4 ft 8+1⁄2 in (1,435 mm)Leading dia.36 inches (910 mm)Driver dia.44 inches (1,100 mm)Trailing dia.36 inches (910 m...

 

Marvel Comics fictional character Comics character VultureThe Vulture as seen in interior artwork from The Amazing Spider-Man Annual #1 (October 1964).Art by Steve Ditko.Publication informationPublisherMarvel ComicsFirst appearanceIsidoro Scarlotti:Young Men #26 (December 1953)Adrian Toomes:The Amazing Spider-Man #2 (May 1963)Blackie Drago:The Amazing Spider-Man #48 (February 1967)Clifton Shallot:The Amazing Spider-Man #127 (February 1973)Jimmy Natale:The Amazing Spider-Man #592 (April 2009)C...

American TV show fictional character Hayley Dreamsmasher Smith-Fischer is a fictional character from the animated television series American Dad! She is voiced by Rachael MacFarlane, the younger sister of one of the series' co-creators, Seth MacFarlane. She is Stan and Francine Smith's 19-year-old daughter (18 when the series started) and Steve's older sister. Fictional character Hayley SmithAmerican Dad! characterFirst appearancePilot (2005)Created bySeth MacFarlaneMike BarkerMatt WeitzmanDe...

 

This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Shanghai Honey – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (February 2022) (Learn how and when to remove ...

 

Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!