Kerajaan Saunggalah

Kerajaan Saunggalah adalah kerajaan yang berada di Kabupaten Kuningan sekarang. Lokasi Saunggalah ini diperkirakan kini berada di Kampung Salia, Desa Ciherang, Kecamatan Nusaherang, ada pula yang menunjuk Desa Ciherang di Kecamatan Kadugede, kecamatan tetangga Nusaherang. Disebutkan bahwa Saunggalah adalah nama Ibu kota Kerajaan Kuningan. Nama Kuningan telah lama ada dan dikenal. kerajaan Saunggalah adalah mulai dari tahun 748 – 1346 Masehi[1]

Pertama kali diketahui Kerajaan Kuningan diperintah oleh seorang raja bernama Sang Pandawa atau Sang Wiragati. Raja ini memerintah sejaman dengan masa pemerintahan Sang Wretikandayun di Galuh (612-702 M).

Sejarah

Menurut Carita Parahyangan[2] yang berbahasa dan beraksara Sunda Kuno, riwayat Saunggalah bermula dari Rahyang Kuku alias Sang Seuweukarma alias Rahyang Demunawan. Putra dari Rahyang Sempakwaja penguasa Galunggung. Carita Parahyangan menuturkan bahwa Rahyang Sempakwaja merupakan anak pertama Sang Wretikandayun. Sempakwaja memiliki dua adik, yaitu Rahyang Kedul dan Rahyangtang Mandiminyak atau Suraghana.

Rahyangtang Mandiminyak berputrakan Sang Sena; Sang Sena atau Sanna lalu punya anak bernama Rahyang Sanjaya. Sementara itu, Sang Wretikandayun adalah putra bungsu dari Sang Kandiawan. Ada pun keempat kakak Wretikandayun adalah Rahyangtang Kulikuli, Rahyangtang Surawulan, Rahyangtang Pelesawi, dan Rahyangtang Rawunglangit. Wretikandayun lalu memerintah di Galuh selama 90 tahun. Dari 612 hingga 702 M. Ia kemudian menikah dengan putri Bagawat Resi Makandria, Pwah Bungatak Mangalengale.

Karena Rahyang Sempakwaja dan Rahyang Kedul memiliki kekurangan fisik, yang menjadi raja Kerajaan Galuh selanjutnya adalah Rahyangtang Mandiminyak. Sempakwaja ini bergigi ompong (sempakwaja berarti “bergigi ompong”) lalu menjadi pendeta di Galunggung, bergelar Batara Dangiang Guru. Sedangkan Rahyang Kidul menderita kemir (hernia), maka memilih menjadi pendeta di Mandala Denuh dengan gelar Batara Hyang Buyut di Denuh.

Status Denuh, dalam Fragmen Carita Parahyangan (FCP), setingkat dengan Galunggung, yang langsung bertanggung jawab kepada Tohaan di Sunda. Selain Galunggung dan Denuh, ada sepuluh wilayah lain yang langsung berada dalam wibawa Tohaan di Sunda dan harus mengirim pamwat (upeti) ke Pakuan, yakni: Sanghyang Talaga Warna, Mandala Cidatar, Gegergadung, Windupepet, Galuh Wetan, Mandala Utama Jangkar, Mandala Pucung, Reuma, Lewa, dan Kandangwesi.

Rahyangtang Kuku atau Sang Seuweukarma atau Sang Maniti Saungkalah

Rahyangtang Kuku lahir di Patapan, demikian diceritakan dalam Fragmen Carita Parahyangan. Gelar Rahyangtang Kuku setelah menjadi “Tohaan di Kuningan” di Arile adalah Sang Seuweukarma, yang juga disebut Demunawan. Pada masa pemerintahannyalah, letak ibu kota Kerajaan berada di Saunggalah atau Saungkalah menurut Nashkah Carita Parahyangan. Lokasi Saunggalah ini diperkirakan kini berada di Kampung Salia, Desa Ciherang, Kecamatan Nusaherang, Kuningan—ada pula yang menunjuk Desa Ciherang di Kec. Kadugede, kecamatan tetangga Nusaherang.

Dalam Carita Parahyangan, dijelaskan wilayah-wilayah yang telah diperangi dan ditaklukkan Rahyangtang Kuku, yakni:

  • Rahyangtang Luda di Puntang
  • Rahyangtang Wulukapeu di Kahuripan
  • Rahyangtang Supremana di Wiru
  • Rahyang Isora di Jawa (Balitar)
  • Sang Ratu Bima di Bali
  • Rahyangtang Gana ratu di Kemir
  • Sang Sriwijaya di Malayu
  • Sang Wisnujaya di Barus
  • Sang Bramasidi di Keling
  • Sang Kandarma di Berawan
  • Sang Mawuluasu di Cimara Upatah
  • Sang Pacadana ratu di Cina.

Keberhasilan Rahyangtang Kuku alias Seuweukarma, yang juga bergelar Sang Maniti Saungkalah, karena keteguhannya dalam mengamalkan ajaran Dangiang Kuning. Melihat keberhasilan penguasa Kuningan itu, Rahyang Sanjaya merasa iri, lalu mengutus patihnya menghadap Rahyangtang Kuku. Sanjaya ingin menyelidiki apakah Rahyangtang Kuku benar-benar diakui oleh rakyat Kuningan sebagai penguasa.

Oleh Rahyangtang Kuku dijelaskan bahwa dirinyalah memang penguasa dan yang diagung-agungkan oleh kawula Kuningan. Menurutnya, tak mungkin Rahyang Sanjaya seperti dirinya, dipuja-puja rakyat, karena Rahyang Sanjaya gemar membunuh sesama saudara. Namun begitu, Rahyangtang Kuku tak ingin mengganggu dan diganggu oleh Sanjaya. Sekembalinya ke Kerajaan Galuh, sang patih melapor pada Rahyang Sanjaya.

Dikatakan olehnya kepada Sanjaya, bahwa Rahyangtang Kuku adalah seorang yang gemar bertapa, menguasai Sanghyang Darma dan Sanghyang Siksa, mematuhi ajaran Sang Rumuhun (ajaran leluhur?). Dikatakan oleh Aki Patih, bahwa seyogianya antara Rahyang Sanjaya dan Rahyangtang Kuku terjalin kerjasama dan saling menghormati, karena keduanya sama-sama keturunan dewata.

Atas saran patihnya pula, Rahyang Sanjaya pergi menaklukkan wilayah-wilayah lain sebagai bukti bahwa dirinya pun mampu menguasai ajaran-ajaran yang dikuasai oleh Rahyangtang Kuku. Carita Parahyangan memberitakan bahwa Sanjaya berhasil mengalahkan Mananggul, Kahuripan, Balitar, Malayu, Kadul, Bali, Kemir, Keling, Barus, dan Cina. Di antara tempat-tempat taklukan ini, terdapat sejumlah wilayah yang telah ditaklukkan Rahyangtang Kuku sebelumnya.

Beberapa lama kemudian, Rahyangtang Kuku menemui Sanjaya di Galuh, membicarakan soal pembagian wilayah. Karena Sanjaya juga tak ingin berseteru dengan saudaranya itu, maka ia berkata: “Kini kita tetapkan: tanah bagian Dangiang Guru di tengah; bagian Rahyang Isora ti timur, sampai ke utara Paraga dan Cilotiran; dari barat Tarum hingga barat adalah wilayah Tohaan di Sunda.” Dalam perjanjian tersebut telah terjadi pegeseran status: Galunggung menjadi setingkat dengan wilayah Tohaan di Sunda. Untuk memastikan hal ini diperlukan penelitian khusus tentunya, jadi takkan dibahas di sini.

Setelah pembagian dipetakan oleh Sanjaya, Rahyangtang Kuku kembali ke Arile, tak lama kemudian meninggal dalam usia yang telah sepuh. Ada pun Sanjaya menasehati anaknya, Rahyang Panaraban alias Rahyang Tamperan: “Jangan ikut agamaku (Bhairawa), karena itu aku ditakuti orang banyak.” Setelah menjadi raja Kerajaan Galuh selama 9 tahun, Sanjaya digantikan oleh Tamperan.

Berbicara mengenai keberadaan Saunggalah, ada sebuah naskah Sunda Kuno lain yang memuat nama Saunggalah, yakni Bujangga Manik yang ditulis pada awal abad ke-16. Dikisahkan, ketika tokoh Bujangga Manik pulang dari timur (alas Jawa) hendak ke barat, dirinya tiba di Hujung Galuh, “berjalan ke Geger Gadung, aku menyeberangi Sungai Ciwulan, berjalan terus aku ke baratlaut. Sesampai ke Saung Galah, lalu pergi dari sana, Saung Galah telah kutelusuri, Gunung Galunggung kulewati, Panggarangan sudah kulewati, melalui Pada Beunghar, Pamipiran di belakangku. Melewati Timbang Jaya, tiba ke Gunung Cikuray, kuberjalan menurun di sana, datang ke Mandala Puntang….”

Bila memperhatikan rute Bujangga Manik dari timur ke barat di atas, jelas bahwa lokasi Saunggalah berada di antara Sungai Ciwulan (kini Sungai Cibulan atau Cikembulan) dengan Gunung Galunggung, dan berada di utara Geger Gadung (kini Sela Gadung).

Rakeyan Darmasiksa Penguasa Saunggalah

Rakeyan Darmasiksa sendiri yang meminta dirinya ditempatkan di Saunggalah kepada Batara Dangiang Guru (padahal jarak masa hidup kedua tokoh tersebut bertautan lima abad). Letak Saunggalah sendiri diceritakan berada di “selatan Gegergadung, Geger Handiwung, Pasir Taritih yang bermuara di Cipager Jampang.”

Dikisahkan Rakeyan Darmasiksa bertakhta di Saunggalah selama 12 tahun. Setelah itu, ia pindah ke Pakuan, bertakhta di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, dan memerintah selama 110 tahun di Pakuan Pajajaran.

Memeh angkat ka Pakwa(n) ngadegkeun premana di Saunggalah ku Rak[y]ean Darmasiksa. Ti inya angkat sabumi ka Pakwan. Datang ka Pakwan mangadeg di kadaton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati. ….Kacarita Rak[y]ean Darmasiksa heubeul siya ngadeg di Pakwan saratus sapuluh tahun. Heubeul siya adeg ratu di Pakwan Pajajaran, pun.

Kata-kata “ngadegkeun premana di Saunggalah”, bisa diartikan sebagai “mendirikan tempat istimewa di Saunggalah”. Apakah ini berarti bahwa oleh Rakeyan Darmasiksa Saunggalah dijadikan ibu kota? Atau ia hanya mendirikan semacam tempat kabuyutan, yang oleh Carita Parahyangan disebut Sanghyang Binajapanti? Bila benar yang terakhir, maka status Saunggalah tidak pernah menjadi ibu kota, melainkan tetap begitu adanya sejak masa Rahyangtang Kuku—berada dalam wilayah Galunggung.

Ayah Rakeyan Darmasiksa sendiri menurut naskah Wangsakerta adalah Prabu Dharmakusumah (1157-1175), seorang raja Sunda yang berkedudukan di Kawali, atau Sang Lumahing Winduraja (Yang Didarmakan di Winduraja) menurut Fragmen Carita Parahyangan. Menurut naskah Wangsakerta, Rakeyan Darmasiksa memerintah di Saunggalah karena menggantikan mertuanya yang merupakan penguasa Saunggalah, karena ia menikah dengan putri Saunggalah.

Prabuguru Darmasiksa, Menurut pendapat lain, pertama bertahta beberapa tahun di Saunggalah I (Kuningan), kemudian diserahkan kepada putranya Prabu Purana/ Premana, Kuningan dan pindah ke Saunggalah II (Mangunreja/ Sukapura), Tasikmalaya, sekarang di kecamatan Mangunreja, Tasikmalaya di kaki Gunung Galunggung.[3] Selanjutnya tahta Saunggalah II diserahkan kepada putranya yang lain, yaitu Prabu Ragasuci. Dan Prabuguru memerintah Kerajaan Sunda Galuh dari Pakuan, Bogor.[4]

Ketika Darmasiksa memerintah di Pakuan Pajajaran, Saunggalah diberikan kepada putranya yang bernama Ragasuci (Fragmen Carita Parahyanga menyebutnya Rajaputra). Sebagai penguasa Saunggalah, Ragasuci dijuluki Rahyantang Saunggalah (1175-1298). Ia memperistri Dara Puspa, putri seorang raja Melayu. Pada tahun 1298 M, Ragasuci diangkat menjadi Raja Sunda menggantikan ayahnya (1298-1304). Kedudukannya di Saunggalah digantikan putranya bernama Citraganda. Pada masa Citraganda, menurut naskah Wangsakerta, Pakuan untuk kesekian kalinya menjadi ibu kota Kerajaan Sunda

Poesponegoro (2008: 384-385) menafsirkan bahwa sosok Darmasiksa tak lain adalah tokoh Maharaja Sri Jayabhupati Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya Sakalabhuwana Mandaleswaranindhita Haro Gowardhana Wikramottunggadewa, penguasa “Prahajyan Sunda”. Nama terakhir ini tertulis dalam Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di Kampung Pangcalikan dan Bantarmuncang di tepi Sungai Citatih, Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, berasal dari 952 Saka atau 1030 M, berbahasa dan berhuruf Jawa Kuno.[5]

Identifikasi tersebut dilakukan atas dasar sejumlah petunjuk bahwa kedua tokoh tersebut penganut Hindu Waisnawa atau Wisnu. Carita Parahyangan memberitakan, bahwa Sang Rakeyan Darmasiksa merupakan titisan Sanghyang Wisnu, yang membangun Sanghyang Binajapanti. Begitu pula rupanya Sri Jayabhupati, sama-sama penganut Hindu Wisnu, terlihat dari gelarnya: Wisnumurti Haro Gowardhana.

Selain itu, alasan Poesponegoro menyamakan kedua tokoh tersebut adalah karena keduanya pernah melakukan peresmian kawasan keagamaan. Rakeyan Darmasiksa, membangun Sanghyang Binajapanti, yakni panti atau kabuyutan yang diperuntukkan bagi sang rama (sesepuh masyarakat), sang resi (kaum agamawan), sang disri (peramal), sang tarahan (pelaut) di Parahyangan.

Maka dari itu, raja ini sangat lama memerintah—150 tahun, sebagaimana lazimnya raja-raja Sunda yang panjang umur dan lama masa berkuasanya—karena mempraktikkan jati Sunda, mengimani Sanghyang Darma, serta mengamalkan Sanghyang Siksa.

Raja-raja di Kerajaan Saunggalah

Menurut Ali Sasramidjaya, penulis buku "Data Kala Sejarah Kerajaan – Kerajaan di Jawa Barat" disebutkan bahwa kala berdirinya kerajaan Saunggalah adalah mulai dari tahun 645 – 1262 Caka = 617 tahun candra, atau dalam hitungan Masehi mulai dari tahun 748 – 1346 Masehi. jadi keberadaan kerajaan ini, berdiri selama 598 tahun. Berikut ini ada para penguasa kerajaan Saunggalah:[1]

  1. Sang Demunawan. Berkuasa mulai tahun 645 – 696 Caka (748 – 797 Masehi): 51 tahun. Penobatan di Saunggalah. Sang Demunawan berusia lebih kuran 77-128 tahun. Ia bergelar Seuweukarma, Rahyangtang Kuku, Sang Resiguru Demunawan. Permaisuri Dewi Sangkari, putri Sang Pandawa alias Wiragati, raja Kuningan. Berputra (1) Tambakwesi (0-51th)(2) Tambakbaya, kelak menjadi ahli menulis pada lontar, diantarnya hal sejarah. Selama pemerintahannya terjadi peristiwa pada tahun 645 C (748 M), Sang Pandawa alias Sang Wiragati, raja Kuningan, turun tahta dan menjadi resiguru di Mandala Layuwatang, mandala bekas pertapaan Rajaresi Dewaraja Sura Liman Sakti raja Kendan II. Setelah Pandawa turun tahta, Sempakwaja mendirikan kerajaan Saunggalah, mendirikan istana di Saunggalah dan mengangkat putranya, Demunawan sebagai Prabunya di bekas kerajaan Kuningan.
  2. Sang Demunawan ialah putra ke 2 Rababu dan Sempakwaja. Ia Wafat pada tahun 696 Caka (797 Masehi.) Demunawan wafat dalam usia 128 tahun. Dengan demikian, diperkirakan Sang Demunawan lahir pada tahun 568 Caka.
  3. Sang Tambakwesi raja ke-2 Kerajaan Saunggalah. Mulai berkuasa tahun 696 – 747 Caka (797 – 847 Masehi): 51 tahun. Penobatannya di Saunggalah 2.Ia berusia 51-102 tahun. Nama Permaisuri tidak diketahui. Berputra Sang Kretamanggala
  4. Sang Kretamanggala naik tahta menjadi raja ke-3 Kerajaan Saunggalah. Mulai berkuasa pada tahun 747 (847 Masehi). Penobatannya di Saunggalah 3. Nama permaisuri tidak diketahui. Berputra (1) Déwi Kencanawangi, bersuami Sang Manarah atau Ciung Wanara (2) Déwi Kencanasari, bersuami Sang Banga.

Garis waktu

Templat:Kerajaan Sunda

Referensi

  1. ^ a b "Kerajaan Saunggalah". Artshangkala (dalam bahasa Inggris). 2009-07-19. Diakses tanggal 2018-04-05. 
  2. ^ Noorduyn, J dan A. Teeuw. 2009. Tiga Pesona Sunda Kuna. Terjemahan oleh Hawe Setiawan. Jakarta: Pustaka Jaya.
  3. ^ https://artshangkala.wordpress.com/2009/09/23/amanat-galunggung-prabuguru-darmasiksa-leluhur-sunda/ diakses 28 Nopember 2018
  4. ^ http://id.rodovid.org/wk/Orang:330115/ diakses 28 Nopember 2018
  5. ^ Poesponegoro, Marwati Djoenoed dan Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.

Lihat juga

Read other articles:

CikajangKecamatanNegara IndonesiaProvinsiJawa BaratKabupatenGarutPemerintahan • CamatUndang Saripudin, S.Sos., M.SiPopulasi • Total88,865 jiwa (2.017) jiwaKode Kemendagri32.05.22 Kode BPS3205120 Luas124,95 km²[1]Desa/kelurahan11 Perkebunan teh di daerah Cikajang pada tahun 1890-an Dalam rumah orang Belanda di Cikajang pada masa Hindia Belanda Cikajang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekita...

 

 

تكنو بارك تكنوبارك وأحيانا كازابلانكا تكنوبارك (بالإنجليزية: Casablanca Technopark)‏ هو مجمع للأعمال المرتبطة بتقنية المعلومات يقع في حي سيدي معروف بمدينة الدار البيضاء المغربية. افتتح أكتوبر 2001. خلفية هو أول مجمع تجارة وأعمال في المغرب. المشروع تحت إشراف وزارة الصناعة والتجارة وا...

 

 

Free school sixth form school in London, EnglandEast London Arts & MusicAddress45 Maltings CloseBromley-by-BowLondon, E3 3TAEnglandInformationTypeFree school sixth formEstablished1 September 2014 (2014-09-01)Local authorityTower HamletsDepartment for Education URN141095 TablesOfstedReportsPrincipalMatt SheldonGenderMixedAge16 to 19Websitewww.elam.co.uk East London Arts & Music (also known as ELAM) is a free school sixth form located in Bromley-by-Bow in East London,...

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (يناير 2019) تحتاج هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر إضافية لتحسين وثوقيتها. فضلاً ساهم في تطوير هذه المقالة بإضافة استشهادات من مصادر موثوقة. من الممكن التشكيك بالمعلوم...

 

 

Mau ButiMau Buti (2020)Informasi pribadiLahirManuel Freitas15 Agustus 1956 (umur 67)Timor PortugisKarier militerPihak Timor LesteDinas/cabang Falintil Pasukan Pertahanan Timor LesteMasa dinas1975—sekarangPangkat Kolonel FDTLPertempuran/perangPendudukan Indonesia di Timor TimurSunting kotak info • L • B Kolonel FDTL Mau Buti (lahir 15 Agustus 1956) adalah tokoh militer Timor Leste.[1] Dia sekarang menjabat sebagai Komandan Batalion I F-FDTL. Selama perjuangan ...

 

 

Rösten oder Abrösten bezeichnet in der Metallurgie die Behandlung von schwefel-, antimon- und arsenhaltigen Erzen durch Erhitzen in Röstöfen. Dabei entstehen Röstgase wie Schwefeldioxid und Arsentrioxid (Hüttenrauch). Weitere beim Röstprozess mit Oxidation entstehende Metalloxide werden einem reduzierenden Behandlungsschritt unterzogen. Inhaltsverzeichnis 1 Geschichte 2 Röstreaktionsverfahren 2.1 Anwendungen 3 Röstreduktionsverfahren 3.1 Anwendungen 4 Oxidierendes Rösten 4.1 Anwendu...

此條目或其章節有關上映中的電視節目,內容可能因節目播出而有所更動。維基百科并非不经筛选的信息收集处。請留心記載正確信息,在信息相對明确之後進行編輯更新。 Super Hearer슈퍼히어러类型綜藝節目、競技節目主持張聖圭主演尹鍾信、金九拉、朴俊炯、KangTa、張允瀞、K.Will、Boom、黃帝聖、嚴賢璟制作国家/地区 大韓民國语言韓語集数8集制作制作人閔哲基制作公

 

 

Trinkhalle's side entrance Trinkhalle's open colonnade. The Trinkhalle (pump house) in the Kurhaus spa complex in Baden-Baden, Germany[1] was built 1839–42 by Heinrich Hübsch in a complementary architectural style as the spa's main building. The 90-metre arcade is lined with frescos and benches. The spa waters are said to have curative powers.[2] Motifs of the frescos The frescoes by Jakob Götzenberger are listed in the order from left (south) to right (north). Image title...

 

 

Cinta di Musim CherryGenreDrama Sinetron Komedi Persahabatan Romantika PercintaanSutradaraEda TeksözAslı KahramanPemeranÖzge Gürel Serkan ÇayoğluDağhan KülegeçNilperi ŞahinkayaFatma ToptaşAyşegül ÜnsalHakan ÇimenserNezih Cihan Aksoy Mehti Aras AydınSerkan BörekyemezNihal IşıksaçanTamer Berke SarıkayaNeslihan YeldanAtilla SaralNegara asal TurkiBahasa asliBahasa TurkiJmlh. musim2Jmlh. episode 51 episodeProduksiProduserFoxLokasi produksi İstanbul, TurkiPengaturan kamer...

German Paralympic weightlifter This article may need to be rewritten to comply with Wikipedia's quality standards. You can help. The talk page may contain suggestions. (October 2017) This biography of a living person needs additional citations for verification. Please help by adding reliable sources. Contentious material about living persons that is unsourced or poorly sourced must be removed immediately from the article and its talk page, especially if potentially libelous.Find sources: ...

 

 

1927 film by Howard Hawks Cradle SnatchersLobby cardDirected byHoward HawksWritten bySarah Y. Mason (scenario)Malcolm Stuart Boylan (intertitles)Based onCradle Snatchersby Russell Medcraft and Norma MitchellProduced byWilliam FoxStarringLouise FazendaDorothy PhillipsEthel WalesCinematographyL. William O'ConnellDistributed byFox FilmRelease date May 28, 1927 (1927-05-28) Running time7 reels; 6,281 feetCountryUnited StatesLanguageSilent (English intertitles) Cradle Snatchers is a...

 

 

Conspiracy theory involving purported reptilian humanoids Reptiloid redirects here. For the film, see Reptiloid (film). An artist's conception comparing reptilians to humans Part of a series onParanormal Main articles Astral projection Astrology Aura Bilocation Breatharianism Clairvoyance Close encounter Cold spot Crystal gazing Conjuration Cryptozoology Demonic possession Demonology Ectoplasm Electronic voice phenomenon Exorcism Extrasensory perception Forteana Fortune-telling Ghost hunting ...

2002 Indian filmNee Thodu KavaliDirected byBhimaneni Srinivasa RaoWritten byBhimaneni Srinivasa RaoProduced byBhimaneni Srinivasa RaoStarringDeepakCharmiRimi SenMusic byValisha BaabjiSandeepProductioncompanySampada CreationRelease date 28 March 2002 (2002-03-28) CountryIndiaLanguageTelugu Nee Thodu Kavali (Telugu: నీ తోడు కావాలి) is a 2002 Indian Telugu romantic drama directed and produced by Bhimaneni Srinivasa Rao under Sampada Creation. Deepak, Charmi...

 

 

2011 Indian filmDear Friend HitlerTheatrical release posterDirected byRakesh Ranjan Kumar[2]Screenplay byRakesh Ranjan KumarStory byNalin SinghRakesh Ranjan KumarProduced byDr. ParthStarringNalin SinghRaghubir YadavNeha DhupiaAman Verma[2]CinematographyFuwad KhanEdited byShri Narayan SinghMusic byArvind-LytonBackground Score:Sanjoy ChowdhuryDistributed byAmrapali Media Vision Pvt. Ltd.Release date 29 July 2011 (2011-07-29) [1]Running time107 minutesCount...

 

 

日本の政治家山下 三郎やました さぶろう生年月日 (1930-01-01) 1930年1月1日(93歳)出生地 広島県出身校 山陽中学校(現・山陽高等学校)称号 旭日中綬章親族 子・山下智之(広島県議会議員) 広島県廿日市市長当選回数 4回在任期間 1991年11月3日 - 2007年11月2日テンプレートを表示 山下 三郎(やました さぶろう、1930年(昭和5年)1月1日[1] - )は、日本の政治家。元...

Indian telecommunications company TATA DOCOMOFormerlyTata DocomoTypeSubsidiaryIndustryTelecommunicationsFoundedNovember 2008; 15 years ago (2008-11)Defunct1 July 2019; 4 years ago (2019-07-01)FateAcquired by Bharti AirtelHeadquartersMumbai, Maharashtra, IndiaArea servedIndiaProductsMobile TelephonyWireless InternetInternet ServicesMembers20.04 million (March 2018)[1]Number of employees5,015[2]ParentBharti Airtel Tata Docomo was an ...

 

 

For the American film, see Back Roads (2018 film). 1977 Australian filmBackroadsDirected byPhillip NoyceWritten byJohn Emeryplus the director and castProduced byPhillip NoyceStarringBill HunterGary FoleyCinematographyRussell BoydEdited byDavid HuggettMusic byRobert MurphyProductioncompanyBackraods ProductionsDistributed byHome Cinema GroupRelease date 27 June 1977 (1977-06-27) Running time60 minutesCountryAustraliaLanguageEnglishBudgetAU$30,000[1] Backroads is a 1977 Au...

 

 

American politician For other people with the same name, see John Parker (disambiguation). This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: John Francis Parker – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (March 2007) (Learn how and when to remove this template message) John Francis ParkerMinority Leader of ...

Share of the Swiss National Railway (Schweizerische Nationalbahn), issued 1. February 1876 The Swiss National Railway (German: Schweizerische Nationalbahn, SNB) was a railway company in Switzerland. The Swiss National Railway was created in 1875 from the merger of the two companies, the Winterthur–Zofingen Railway and the Zofingen–Singen–Kreuzlingen Railway. The Winterthur Democratic Party promoted a railway funded by some communities and cantons to build a railway from Lake Constance t...

 

 

Species of bat Greenish naked-backed fruit bat Conservation status Least Concern (IUCN 3.1)[1] Scientific classification Domain: Eukaryota Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Mammalia Order: Chiroptera Family: Pteropodidae Genus: Dobsonia Species: D. viridis Binomial name Dobsonia viridisHeude, 1896 Greenish naked-backed fruit bat range The greenish naked-backed fruit bat (Dobsonia viridis) is a species of megabat in the family Pteropodidae. It is endemic to some of th...

 

 

Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!