Pulau Karimun Jawa dilihat dari Pelabuhan BaruHutan bakau di Karimunjawa
Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Menurut legenda lokal, Karimunjawa ditemukan oleh Sunan Nyamplungan. Kala itu, Sunan Muria memerintahkan Amir Hasan ke sebuah pulau yang terlihat kremun-kremun (kabur) dari puncak Gunung Muria untuk mengembangkan ilmu agamanya. Karena terlihat kremun-kremun, akhirnya pulaunya dinamai "Karimunjawa" hingga kini.[2]
Amir Hasan kelak dikenal sebagai Sunan Nyamplungan karena menanam tanaman Nyamplung di sana, yang ternyata bermanfaat sebagai pemecah angin.[3]
Selain alamnya, faktor penduduk dan tradisinya membuat wisata Karimunjawa memiliki daya tarik wisata yang dikagumi para pelancong. Jika kita ingin mengunjungi wisata Karimunjawa ada baiknya kita mengetahui lebih dalam apa saja budaya yang terdapat di wisata Karimunjawa. Penduduk wisata Karimunjawa beragam, tetapi mayoritas dipenuhi oleh suku Jawa. Oleh karenanya, berbagai macam kebudayaan dan adat istiadat sering kali mengunakan adat Jawa.
Penduduk
Karimunjawa berpenduduk lebih dari 8.733 jiwa (2011) di lima pulau yang berpenghuni. Tiga suku utama yang menghuni Karimunjawa adalah suku Jawa yang kebanyakan berprofesi sebagai petani, peternak, pedagang, dan pengusaha yang memproduksi alat kebutuhan rumah tangga serta alat untuk berlaut, suku Bugis kebanyakan adalah pelaut andal sehingga berprofesi sebagai nelayan, dan suku Madura yang juga berprofesi sebagai nelayan, tetapi memiliki kelebihan membuat ikan kering.
Pendidikan di Karimunjawa sudah menjangkau sampai tingkat SMU. Selain memiliki sekitar 10 SD (lima di Karimun, tiga di Kemujan dan masing-masing satu di Parang dan Genting), Karimunjawa juga memiliki satu SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan SMK Negeri jurusan Budidaya Rumput Laut serta Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan yang merupakan sekolah gratis, serta satu Madrasah Aliyah di Penghujan.
Dari Pelabuhan Pantai Kartini, Jepara terdapat Kapal Muria yang berangkat setiap dua hari sekali, lama penyeberangan kapal ekonomi ini +/- 6 jam pelayaran. Perlu diperhatikan untuk jadwal kapal dari pelabuhan Jepara biasanya berangkat hari Selasa, Kamis, Sabtu jam 9 pagi dan dari Karimunjawa menuju Jepara Rabu, Jumat, Minggu jam 8 pagi. Jadwal ini bisa berubah sesuai dengan cuaca atau ombak di laut Jawa. Seandainya terjadi gelombang tinggi, pihak perhubungan di pelabuhan tidak akan memberikan izin pelayaran, dan jadwal keberangkatan kapal akan berubah mengikuti perubahan cuaca. Pelabuhan Jepara juga bisa membawa mobil dan motor untuk diseberangkan ke Karimunjawa.
Kepulauan Karimunjawa memiliki beberapa julukan, di antaranya:
Karimunjawa, Pulau Liburan
Karimunjawa sangat cocok di jadikan liburan, setelah berbulan-bulan disibukan oleh pekerjaan, sehingga Karimunjawa bisa menyegarkan pikiran. Di Karimunjawa seakan liburan sepanjang waktu, dikarenakan alamnya yang indah nan eksotis.
Karimunjava, The Paradise of Java
Karimunjawa terdapat alam yang masih hijau, alami dan asri. Keasrianya itu menjadikan wisatawan betah di Karimunjawa karena suasana yang ramah masyarakatnya, udara masih bersih, bagaikan surganya Pulau Jawa karena masih masuk dalam administrasi Pulau Jawa.
Karimunjava, Caribbean van Java
Keindahan Kepulauan Karimunjawa keindahanya seperti di Karibia. Karimunjawa mempunyai kesamaan lain dengan Karibia yaitu terdiri dari beberapa pulau kecil, oleh karena itu Belanda memberi julukan sebagai Caribbean van Java.
Perencanaan
Perencanaan yang bisa meningkatkan wisatawan berkunjung, adalah:
Membangun Karimunjava Zoo seperti Bali Zoo
Membangun Perkampungan dengan Rumah Adat Khas Jepara seperti di Mareokoco Semarang ataupun Rumah warga dianjurkan berbentuk Rumah adat khas Jepara dengan Genteng Wuwuhan dan Depan Rumah warga harus ada Pagar Candi Bentar seperti di Mantingan
Membangun Alun-Alun Karimunjawa agar rapi dan bersih serta tidak semrawut oleh PKL, dengan cara membangun sentra kuliner di dekat Alun-Alun Karimunjawa
Mencopot Gawang yang ada di Alun-Alun Karimunjawa, membangun stadion mini dan memindahkan mistar gawang ke stadion mini, supaya Alun-Alun Karimunjawa hanya untuk Upacara, Event, dan sarana publik.
Warga disarankan menggunakan pakaian adat jawa setiap hari-hari tertentu
Membeli Kapal selam seperti di Bali untuk wisatawan yang ingin melihat terumbu karang Karimunjawa tapi tidak bisa menyelam
Membangun kabel listrik bawah laut yang dapat mengaliri listrik dari Jepara ke Karimunjawa selama 24 jam serta kabel fiber optik untuk akses internet di Karimunjawa
^"Wayback Machine"(PDF). web.archive.org. 2011-06-06. Archived from the original on 2011-06-06. Diakses tanggal 2020-09-06.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)