Sunan Nyamplungan |
---|
Lahir | Syekh Amir Hasan |
---|
Nama lain | Sunan Nyamplungan |
---|
Orang tua | Sunan Muria (ayah) Dewi Sujinah (ibu) |
---|
|
Sunan Nyamplungan dilahirkan dengan nama Syekh Amir Hasan. Sunan Nyamplungan adalah anak dari Sunan Muria.
Etimologi
Sunan Nyamplungan[1] di berikan kepada Syeh Amir Hasan karena, di tempat Syeh Amir Hasan terdapat pohon nyamplungan, sehingga warga karimunjawa menyebut Syeh Amir Hasan dengan nama Sunan Nyamplungan.
Riwayat
Sunan Nyamplungan adalah seorang Putera Sunan Muria. Sunan Nyamplungan[2] merupakan Santri dari Sunan Kudus yang sangat cerdas tetapi ia memiliki sifat tidak baik yaitu sombong. Kesombongan yang membuat Sunan Muria geram adalah ketika seluruh santrinya disuruh mencari Kijang, Tetapi Sunan Nyamplungan tidak mau ikut mencari melainkan hanya menunjukan jarinya yang bisa mengeluarkan cahaya kearah kijang. Karena Sunan Nyamplungan memamerkan keistimewaanya dia, maka Ia di usir untuk pergi ke pulau yang terlihat kremun-kremun (samar-samar) dari atas Gunung Muria. Maka Sunan Nyamplungan pergi kearah Pulau Kremun-Kremun (Karimunjawa) tetapi ketika baru sampai disebuah pantai terdapat banyak sekali ikan Bandeng maka pantai tersebut diberi nama Pantai Bandengan. Karena ibu Sunan Nyamplungan sangat sayang dengan Ia, maka Ibunya membuatkan masakan kesukaan Sunan Nyamplungan yaitu Pecel Lele. Ketika Ibunya mengejar sampai Pantai Bandengan ternyata Sunan Nyamplungan sudah menyebrang sehingga Ibu Sunan Nyamplungan melempar Pecel Lele ke Pantai Bandengan, Pecel Lele tersebut hanyut mengikuti perahu sunan Nyamplungan sampai ke Karimunjawa. Ketika sampai di Karimunjawa Lele tersebut hidup kembali dan hidup di laut yaitu di Lagon Lele, Lele-Lele tersebut tidak memiliki patil.
Referensi