Sebagian besar anggota Caniformia memiliki cakar yang tidak bisa ditarik (seperti musang ikan,[2]amunin,[3]otter laut (hanya kaki depannya),[4]panda merah,[5] kucing ekor cincin (bassariscus astutus), serta beberapa jenis rubah[6]) dan cenderung berjalan menapak atau plantigrade (kecuali Canidae). Ciri-ciri lain yang membedakan Caniformia dan Feliformia adalah rahang yang lebih panjang dan gigi yang lebih banyak, dengan gigi geraham yang tidak terlalu runcing. Caniformia juga cenderung omnivor dengan sifat oportunis. Hal ini berbeda dengan Feliformia (selain Viverridae) yang merupakan pemangsa daging. Caniformia memiliki bula pendengaran satu ruang dengan septum (dinding) tidak sempurna (setengah terpisah) yang terdiri dari satu tulang, sementara Feliformia memiliki bula pendengaran dua ruang dengan septum sempurna (sepenuhnya terpisah) yang terdiri dari dua tulang.[7] Caniformia tidak memiliki kelenjar cowper dan vesikula seminalis. Relatif dengan ukuran tubuh, tulang penis Caniformia biasanya lebih panjang daripada Feliformia.[7]
Famili yang masih ada
Caniformia terdiri dari 9 famili yang masih hidup dan 3 famili yang diketahui sudah punah. Menurut analisis filogenetis molekuler, famili yang masih hidup merupakan famili monofiletik (berasal dari satu moyang).[8] Caniformia darat di alam liar dapat ditemukan di seluruh benua (kecuali Antarktika), sementara anjing laut tersebar di seluruh lautan di dunia.
Di bawah subordo Caniformia terdapat famili Canidae (serigala, anjing, koyote, dan rubah, serta sejumlah hewan lainnya yang kurang dikenal). Saat ini, Canidae dibagi menjadi dua kelompok besar, yakni anjing sejati (suku Canini), yang mengandung sembilan genera, dan rubah sejati (suku Vulpini), yang mengandung dua genera. Sebagai tambahan, ada dua genera basal lainnya yang tidak termasuk ke dalam dua suku tersebut, yakni Otocyon (rubah telinga-kelelawar) dan Nyctereutes (tanuki). Diketahui ada sekitar 35 spesies Canidae yang masih hidup. Famili Canidae adalah famili yang paling sosial dan tidak jarang hidup berkawanan. Anjing merupakan mamalia yang paling beragam dalam hal struktur tubuh.[butuh rujukan]
Lalu terdapat famili Ursidae (beruang), famili terbesar di antara semua Caniformia darat. Terdapat 8 spesies yang diakui dan dipisah menjadi 5 genera. Ursidae bervariasi dari segi bobot, seperti beruang kutub besar (jantan, 350–680+ kg atau 775-1500+ lb) dan beruang madu kecil (jantan, 30–60 kg atau 66–132 lb) dan dari segi kelangkaan, seperti panda raksasa yang terancam dan beruang hitam yang sangat umum. Ciri-ciri umum dari beruang modern termasuk badan besar dengan kaki kekar, moncong panjang, rambut kasar, kaki plantigrade dengan lima cakar yang tidak dapat ditarik dan ekor pendek. Sebagian besar beruang merupakan omnivor dengan diet yang sangat bervariasi, meliputi tumbuhan dan hewan. Beruang kutub merupakan yang paling karnivor karena iklim arktik di habitatnya dan lebih memilih untuk memakan anjing laut. Panda raksasa merupakan yang paling herbivor dan memiliki sejumlah adaptasi seperti "jari" keenam, gigi geraham khusus yang dapat menggerus dan otot rahang yang kuat yang memungkinkan untuk memakan bambu, sebuah tumbuhan famili rerumputan yang tergolong alot. Beruang sloth juga memiliki adaptasi myrmecofag yang memungkinkan untuk memakan semut dan rayap, seperti moncong panjang, cakar kuat dan gigi depan atas yang hilang, tapi selain itu beruang sloth juga memakan madu dan buah-buahan.
Berikutnya terdapat famili Ailuridae yang saat ini terdiri dari spesies tunggal, panda merah. Awalnya panda merah dianggap termasuk garis keturunan Procyonidae atau Ursidae, namun sekarang ditempatkan di familinya sendiri dengan beberapa spesies yang sudah punah. Panda merah dapat ditemukan di pegunungan Himalaya, termasuk Tiongkok selatan, Nepal, Bhutan, India, dan Pakistan. Fosil Ailuridae juga pernah ditemukan di Amerika Utara.[9]
Famili Mephitidae (sigung dan teledu sigung) sempat diklasifikasikan sebagai Mustelidae, tapi sekarang Mephitidae sudah memiliki garis keturunannya sendiri. 12 spesies sigung dibagi menjadi 4 genera: Mephitis (sigung bergaris dan bertudung, dua spesies), Spilogale (sigung totol, empat spesies), Mydaus (teledu sigung, dua spesies) dan Conepatus (sigung hidung babi, empat spesies). Dua spesies Mydaus berada di Indonesia dan Filipina, sementara semua sigung lain tersebar di Amerika dari Kanada sampai Amerika Selatan bagian tengah.
Famili Mustelidae (teledu, cerpelai dan otter) adalah famili carnivora terbesar, dengan 22 genera dan sekitar 57 spesies yang masih hidup. Meskipun bentuk, ukuran, dan kebiasaanya sangat bervariasi, sebagian besar anggota Mustelidae merupakan hewan yang tergolong kecil dengan kaki pendek, telinga bulat pendek dan bulu tebal. Meskipun tidak semua Mustelidae memiliki pergigian yang identik, semua Mustelidae memiliki adaptasi gigi untuk memakan daging, termasuk gigi geraham pencabik.
Famili Procyonidae (rakun dan coati) memiliki anggota yang kecil dan biasanya memiliki tubuh ramping serta ekor panjang. Diketahui terdapat 19 spesies yang masih hidup dalam 6 genera. Selain kinkajou, semua Procyonidae memiliki ekor bergaris dan warna wajah yang berbeda. Seperti beruang, Procyonidae merupakan hewan plantigrade. Sebagian besar spesies Procyonidae memiliki cakar yang tidak dapat ditarik. Procyonidae awal mungkin merupakan cabang dari famili Canidae yang beradaptasi dengan diet omnivor.[10]
Di dalam subordo Caniformia, terdapat klad Pinnipedia (klad anjing laut, singa laut, dan walrus), yakni suatu kelompok mamalia laut semi-akuatik yang memiliki banyak ragam dan tersebar luas di penjuru dunia. Genus Enarcliatos, yang sudah punah dari masa Miosen, diklaim sebagai nenek moyang dari klad Pinnipedia. Walau dukungan untuk mengkategorikan klad Pinnipedia sebagai monofili terbilang kuat, kekerabatan Pinnipedia dengan mamalia darat masih tidak jelas. Beberapa penelitian mendukung hipotesis bahwa beruang adalah kerabat terdekat Pinnipedia,[11][12][13] sementara beberapa penilitan lain lebih mendukung kekerabatan dekat dengan Mustelidae.[14][15][16][17]
Pinnipedia diperkirakan terpisah dari anggota Caniformia pada masa Eosen.[16]
Saat ini klad Pinnipedia dibagi menjadi tiga famili:
Famili Phocidae (anjing laut sejati atau tanpa telinga) yang terdiri dari 19 spesies yang semuanya berbentuk tong dan sangat menyukai air. Bobot dan panjang famili Phocidae berkisar dari 45 kg (100 pon) dan 12 m (39 ft) (anjing laut bercincin) hingga 2.400 kg (5.300 pon) dan 5 m (16 ft) (anjing laut gajah selatan). Famili Phocidae dapat ditemukan di seluruh lautan di dunia.
Famili Otariidae (anjing laut bertelinga, singa laut, anjing laut berbulu) yang tersebar di sepanjang laut dunia kecuali samudra Atlantik Utara. Famili Otariidae memiliki 15 spesies yang dibagi menjadi 7 genera. Famili Otariidae memiliki daun telinga yang terlihat, wajah yang lebih mirip anjing dan kemampuan untuk membalikkan sirip belakang ke depan yang menjadi pembeda dari famili Phocidae.
Famili Odobenidae saat ini hanya memiliki spesies tunggal, yaitu walrus. Walrus merupakan Pinnipedia yang cukup besar (2.000 kg or 4.400 pon) yang berbeda dengan Pinnipedia lainnya sebab adanya kumis dan taring panjang. Walrus tersebar secara sirkumpolar terputus (terdapat hanya di titik dingin bumi namun tidak di semua titik dingin) di Samudra Arktik dan lautan Sub-Arktika. Makanan utama walrus adalah hewan bentik seperti bivalvia dan invertebrata laut lainnya.
Evolusi
Caniformia diperkirakan pertama kali muncul sebagai karnivor pemanjat pohon, yang sekilas mirip amunin, di masa Eosen. Gustafsiona kemungkinan merupakan Caniformia awal. Seperti Carnivora awal lainnya, gustafsiona dianggap sangat ahli dalam memanjat pohon dengan cakar setajam jarum, serta memiliki kaki dan sendi yang mirip Carnivora modern. G. cognitus kemungkinan merupakan penghuni hutan yang lincah yang memangsa hewan kecil, seperti mamalia, reptil dan burung.
Perdebatan mengenai asal klad Pinnipedia masih berlanjut sampai sekarang. Bukti molekuler terkini menunjukkan bahwa Pinnipedia mungkin berevolusi dari nenek moyang yang semacam beruang sekitar masa Oligosenakhir atau Miosen awal, sebuah periode transisi antara periodePaleogen yang lebih hangat dan Neogen yang lebih sejuk.[15] Namun, penemuan fosil puijila darwini di endapan Miosen awal di Nunavut memunculkan kemungkinan yang berbeda. Seperti otter modern, puijila memiliki ekor panjang, kaki pendek dan kaki berselaput ketimbang sirip. Namun, kaki dan pundak puijila lebih kokoh, dan puijila kemungkinan merupakan perenang quadrupedal (empat kaki). Gaya renang ini dianggap sebagai asal-usul bentuk pergerakan akuatik tetap klad Pinnipedia modern. Puijila sendiri dikategorikan ke dalam suatu klad Mustelidae.
^Rhines, C (2003). "Martes pennanti". Animal Diversity Web. Diakses tanggal March 12, 2011.
^"American Marten". New York State Department of Environmental Conservation. Diakses tanggal March 12, 2011.
^Silverstein, Alvin; Silverstein, Virginia and Robert (1995). The Sea Otter. Brookfield, Connecticut: The Millbrook Press, Inc. ISBN978-1-56294-418-6. OCLC 30436543. p11.
^Roberts, M. S.; Gittleman, J. L. (1984). "Ailurus fulgens"(PDF). Mammalian Species. The American Society of Mammalogists (222): 3. doi:10.2307/3503840. JSTOR3503840. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2013-05-15. Diakses tanggal March 12, 2011.
^Goldberg, J. (2003). "Bassariscus astutus". Animal Diversity Web. Diakses tanggal March 12, 2011.
^Lento, G. M.; Hickson, R. E.; Chambers, G. K.; Penny, D. (1995). "Use of spectral analysis to test hypotheses on the origin of pinnipeds". Molecular Biology and Evolution. 12 (1): 28–52. doi:10.1093/oxfordjournals.molbev.a040189. PMID7877495.
^Sato, J. J.; Wolsan, M.; Suzuki, H.; Hosoda, T.; Yamaguchi, Y.; Hiyama, K.; Kobayashi, M.; Minami, S. (2006). "Evidence from nuclear DNA sequences sheds light on the phylogenetic relationships of Pinnipedia: Single origin with affinity to Musteloidea". Zoological Science. 23 (2): 125–46. doi:10.2108/zsj.23.125. hdl:2115/13508. PMID16603806.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcFlynn, J. J.; Finarelli, J. A.; Zehr, S.; Hsu, J.; Nedbal, M. A. (2005). "Molecular phylogeny of the Carnivora (Mammalia): Assessing the impact of increased sampling on resolving enigmatic relationships". Systematic Biology. 54 (2): 317–37. doi:10.1080/10635150590923326. PMID16012099.
^Rybczynski, N.; Dawson, M. R.; Tedford, R. H. (2009). "A semi-aquatic Arctic mammalian carnivore from the Miocene epoch and origin of Pinnipedia". Nature. 458 (7241): 1021–24. Bibcode:2009Natur.458.1021R. doi:10.1038/nature07985. PMID19396145.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)