Beludak adalah sekelompok ular berbisa, familiaViperidae. yang ditemukan hampir di seluruh bagian dunia kecuali Antarktika, Australia, Irlandia, Madagaskar, Selandia Baru, berbagai pulau terisolasi seperti Hawaii, dan kawasan dingin di atas Lingkar Kutub (kecuali genus vipera sp. yang sebagian terdapat di lingkaran Arktika). Semua jenis ular beludak memiliki taring yang panjang yang berguna menyuntikkan bisa (racun). Diketahui terdapat empat sub-familia (anak suku).[2] Semuanya dikategorikan keluarga beludak. Beludak biasanya memakan binatang mengerat dan binatang kecil lainnya, melumpuhkan mereka dengan gigitan berbisa. Kebanyakan binatang kecil langsung mati karena bisa ini.
Deskripsi
Semua jenis beludak memiliki taring panjang berlubang untuk menyuntikkan bisa yang disuntikkan dari kelenjar yang terdapat di bagian belakang rahang atasnya. Kedua taring panjang ini terletak di ujung depan mulut melekat pada tulang rahang atas dan dapat berotasi. Masing-masing taring ini jika tidak digunakan dapat dilipat merapat ke dinding rahang mulut dan diselubungi membran gusi. Taring kiri dan kanan dapat berotasi bersama-sama atau sendiri-sendiri. Saat menyerang, mulut beludak dapat membuka hingga 180° dan taring berputar kedepan, mengarah ke tubuh korban. Saat rahang menabrak sasaran (tubuh korban) otot yang melingkari kelenjar bisa akan berkontraksi dan menyuntikkan bisa ke dalam tubuh mangsanya. Tindakan ini amat cepat; dalam keadaan terdesak gerakannya dapat lebih berupa tikaman daripada gigitan. Keluarga beludak menggunakan gerakan ini agar mangsa mereka tidak bergerak. Saat digunakan untuk mempertahankan diri, terkadang gigitannya tidak selalu disertai dengan suntikan bisa (gigitan kering).
Kebanyakan beludak memiliki sisik yang kasar, tubuh yang pendek dan gemuk dengan ekor yang pendek, serta karena letak kelenjar bisanya, kepalanya berbentuk segitiga yang terlihat jelas lekukan bagian lehernya. Kebanyakan memiliki pupil berbentuk elips vertikal yang dapat membuka lebar hampir seluruh permukaan matanya dan dapat menutup sepenuhnya, berkat mata seperti ini ia dapat melihat dalam berbagai tingkat intensitas cahaya. Kebanyakan beludak adalah nokturnal (aktif mencari makan di malam hari) dan berburu dengan cara menyergap mangsanya.
Dibandingkan ular keluarga lain, beludak terlihat agak pendek dan gemuk. Kebanyakan adalah ovovivipar, melahirkan anak-anaknya, akan tetapi ada sedikit yang bertelur; nama latin beludak "viper" berasal dari bahasa latin vivo = "Aku hidup" dan pario = "Aku melahirkan".[3]
Eksperimen menyimpulkan bahwa ular ini mampu memutuskan berapa banyak bisa yang akan ia suntikkan bergantung kepada situasi. Dalam banyak kasus jumlah bisa ditentukan berdasarkan ukuran ular, makin besar ukurannya makin banyak bisa yang dikeluarkannya. Kebanyakan jenis beludak bila tidak merasa terancam akan berusaha menghindar dari manusia, namun hal ini tergantung dari jenisnya. Untuk menghindari gigitan beludak, dianjurkan menggunakan sepatu bot dan celana panjang dari kulit atau kanvas. Gigitan beludak dapat menyebabkan kematian, namun bila ditangani dengan penangkal racun secara cepat, tingkat kematian dari gigitan beludak adalah kurang dari 4%.
Ular Mematikan
Ular mematikan yang dapat dijumpai yaitu Golden lancehead bothrops insularis (Beludak Mura Tombak Emas) adalah spesies ular beludak yang sangat berbisa yang endemik di PulauUlar yang berada di Pulau Ilha da Queimada Grande, di lepas pantai negara bagian São Paulo, di Brasil.
^ abMcDiarmid RW, Campbell JA, Touré T. 1999. Snake Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference, vol. 1. Herpetologists' League. ISBN 1-893777-00-6 (series). ISBN 1-893777-01-4 (volume).
^Schuett GW, Höggren M, Douglas ME, Greene HW. 2002. Biology of the Vipers. Eagle Mountain Publishing, LC. 580 pp. 16 plates. ISBN 0-9720154-0-X.
Daftar Pustaka
Gray JE. 1825. A synopsis of the genera of reptiles and Amphibia, with a description of some new species. Annals of Philosophy, new ser., 10: 193–217.
Laurenti JN. 1768. Specimen Medicum, Exhibens Synopsin Reptilium Emendatam cum Experimentis circa Venena et antidota reptilium Austriacorum. J.T. de Trattnern, Wien.
Oppel M. 1811. Mémoire sur la classification des reptiles. Ordre II. Reptiles à écailles. Section II. Ophidiens. Annales du Musée National d'Histoire Naturelle, Paris 16: 254–295, 376–393.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Viperidae.