Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat atau BLSM (kadang disebut juga Balsem) adalah bantuan yang diberikan Pemerintah Indonesia menyambut kenaikan harga BBM yang terjadi pada 22 Juni 2013 pada jam 00.00.[1]

Latar belakang

Sebagai akibat dari kenaikan harga BBM, maka pemerintah mengadakan 2 bantuan untuk rakyat Indonesia, yaitu Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan Bantuan Siswa Miskin. Pemerintah Indonesia meyakini tindakan ini adalah penting untuk menyelamatkan fiskal negara, meskipun pemerintah juga meyakini bahwa ini adalah keputusan yang sulit bagi pemerintah. Dalam rapat dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), telah disepakati total dana ganti rugi kenaikan BBM bersubsidi sebesar 27,9 triliun rupiah.[2] Walaupun begitu, BLSM sering disebut masyarakat sebagai kelanjutan dari Bantuan Langsung Tunai (BLT).[3]

Kelanjutan dari Bantuan Langsung Tunai

Data BLSM yang tidak tepat sasaran dan tidak valid membuat BLSM seperti merupakan kelanjutan dari BLT.[3]

Permasalahan

Yang menerima bantuan

Dalam pelaksanaannya, eksekusi daripada BLSM ini menghadapi banyak masalah. Contoh masalahnya adalah banyak warga miskin yang tidak mendapatkan bantuan tunai.[4] Beberapa warga yang seharusnya tidak mendapatkan bantuan ini, seperti orang yang telah meninggal.[5] Beberapa kalangan juga menilai BLSM ini tidak tepat, dan juga tidak merata. Gubernur Jakarta Joko Widodo, juga menyatakan bahwa bantuan langsung sementara masyarakat ini tidak merata, dan akan juga melakukan bantuan tunai untuk membantu rakyat miskin.[6]

Berikut adalah kasus-kasus BLSM salah sasaran:

  • Pada 25 Juni 2013, di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Warkem, yang berusia 65 tahun, malah tidak menerima BLSM, padahal ia adalah janda yang hidup sebatang kara pada rumah yang berukuran 4 x 5 meter.[7]
  • Pada 25 Juni 2013, di Makassar. Sulawesi Selatan, sejumlah ibu-ibu yang menggunakan kalung, gelang, dan giwang emas malah menerima bantuan BLSM.[8] Tujuan ibu-ibu tersebut menerima bantuan BLSM bukan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, namun digunakan untuk bermewah-mewahan.
  • Pada 2 Juli 2013, di Bandung, Jawa Barat, Ayu, yang berusia 26 tahun, menerima bantuan BLSM, padahal ia sudah termasuk kategori orang yang sudah mampu.[9] Hal ini dapat dilihat dari kalung, cincin, dan anting-anting yang membaluti tubuh Ayu. Sementara itu, Atikah, menerima BLSM dengan tujuan membayar utang yang ditagihkan rentenir yang dibebankan padanya.[9]

Data yang tidak valid

Badan Pusat Statistik dijadikan kambing hitam atas penggunaan data Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang tidak mutakhir.

Salah satu dari penyebab tidak sampainya bantuan yang tepat sasaran adalah data yang tid iniak valid. Menurut Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), penggunaan data dari Badan Pusat Statistik yang bertahun 2011 disebabkan karena pemutakhiran dan survei membutuhkan waktu dan biaya mahal.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> harus ditutup oleh </ref> Mbah Parni, yang berusia 67 tahun, mengaku panitia desa memotong dana tersebut dengan alasan akan diberikan kepada warga miskin lain yang tak terdaftar sebagai penerima BLSM.[10] Mbah Parni mengaku berat dengan pemotongan itu. Namun ia terpaksa menyetujuinya, sebab, hal serupa juga dilakukan kepada seluruh warga yang mengantre pencairan dana BLSM di kantor pos setempat.

Lihat pula

Referensi

Pranala luar

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

Bantuan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Bunuh diri dengan bantuan Bantuan Siswa Miskin Program bantuan kemanusiaan oleh Kerajaan Arab Saudi Bantuan pembangunan Komite Bantuan untuk Orang Yunani Asia Kecil Komisi Eropa untuk Bantuan Kemanusiaan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Bantuan Prancis kepada Nguyễn Ánh LBH Jakarta Pusat Pendidikan Bantuan Tempur Marinir Lembaga bantuan hukum Bantuan internasional untuk Palestina Bantuan kemanusiaan Bantuan hukum struktural Misi Bantuan Regional untuk Kepulauan Solomon Suku-suku Bantu Rumpun bahasa Bantu Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-B…

angsa di Afganistan Bantuan hukum Bantuan Likuiditas Bank Indonesia Bantuan Pembangunan Resmi Mitologi Bantu Resimen Bantuan Tempur 2/Marinir Migrasi Bantu Perjanjian Bantuan Bersama Prancis-Soviet Buku bantuan diri Kontrak Bantuan Teknis Kata kerja bantu Hakim pembantu Resimen Bantuan Tempur 1/Marinir Puskesmas pembantu Kantor Bantuan Suaka Eropa Perancangan dibantu komputer Pramuka Siaga Bantu Bantuan langsung tunai LBH Pers Bantuan Langsung Tunai Bantu Bantuan Operasional Sekolah Bantuan Pangan Non Tunai Teknologi reproduksi berbantuan Bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi Samudra Hindia 2004 Bantuan gravitasi Satuan Militer untuk Bantuan Produksi Traktat Persahabatan, Aliansi dan Bantuan Timbal Balik Tiongkok-Soviet Resimen Bantuan Tempur 3/Marinir Sel T pembantu Pembantu Letnan Dua (TNI) Pembantu Letnan Satu (TNI) Tanggapan agama terhadap teknologi reproduksi berbantuan Tipula (Acutipula) bantu Operasi Bantuan Angkutan Udara di Kolombo Ekspedisi Bantuan Emin Pasha Pasukan Bantuan Keamanan Internasional Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi Batam Pembantu dan Tukang Ojek Bantuan Teknis untuk Persemakmuran Negara-Negara Merdeka Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Irak B

Kembali kehalaman sebelumnya