Kabupaten Manggarai Timur adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsiNusa Tenggara Timur, Indonesia. Kabupaten Manggarai Timur merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai, tepatnya pada tanggal 17 Juli 2007. Luas Wilayahnya 2.643,41 km2 memiliki 9 kecamatan, 17 kelurahan dan 159 desa. Jumlah penduduk Kabupaten Manggarai Timur pada pertengahan tahun 2024 sebanyak 297.967 jiwa.[2] Pusat pemerintahan atau ibukota kabupaten berada di kecamatan Borong.
Sejarah
Pada tahun 2000, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Manggarai (DPRD Kabupaten Manggarai) mengusulkan pemekaran Kabupaten Manggarai menjadi tiga kabupaten. Usula ini didukung dalam pernyataan Nomor 1/Perny.DPRD/2000 tanggal 29 Mei 2000. Dukungan tersebut ditindaklanjuti melalui keputusan politik lembaga DPRD Kabupaten Manggarai Nomor 06/DPRD/2002 tanggal 10 Agustus 2002.[butuh rujukan]
Pada tahun 2006, usulan ini diajukan melalui beberapa persuratan. Persuratan ini meliputi surat usulan Bupati Manggarai Nomor Pem. 135/22/I/2006, Keputusan DPRD Kabupaten Manggarai Nomor 03/DPRD/2006 tanggal 4 Februari 2006, Keputusan Nomor 04/DPRD/2006 tanggal tanggal 15 Februari 2006 dan Keputusan Nomor 05/ DPRD/2006, tanggal 17 Februari 2006. Usulan Gubernur NTT Nomor Pem. 135/04/2006 tanggal 27 Januari 2006 dan Keputusan DPRD Provinsi NTT Nomor 4/PIMP.DPRD/2006 tanggal 1 Februari 2006.[butuh rujukan]
Kabupaten Manggarai akhirnya dibentuk melalui Undang Undang Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Manggarai Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Undang-undang ini disahkan pada tanggal 17 Juli 2007.[butuh rujukan]
Secara Geografis Kabupaten Manggarai Timur terletak antara 08°.14’ LS - 09°.00 LS dan 120°.20’ BT - 120°.55’° BT.Pola topografi ini sedikit banyak mempengaruhi bentuk tata guna lahan yang ada. Daerah Timur Sepanjang jalan Lintas Flores yang relatif kemiringan lahannya agak rendah dipergunakan sebagai kawasan pemukiman.selain itu dilokasi ini juga dimanfaatkan warga untuk daerah persawahan dan peternakan. Lahan dengan tingkat lekukan tinggi rendah yang berada di Utara,dan sebagian selatan merupakan daerah hutan lindung dan perkebunan milik rakyat yang ditanami kopi,kemiri,kakao/coklat,dan vanili.
Iklim
Sesuai dengan letak geografis, iklim di Kabupaten Manggarai Timur merupakan iklim muson tropis (Am), dalam setahun hanya ada 2 musim yaitu musim kemarau antara bulan Mei sampai bulan Oktober dan musim penghujan antara bulan November sampai bulan April. Suhu udara rata-rata adalah ±22 °C dengan suhu perbulan minimum 19 °C dan maksimim 27 °C, sehingga Manggarai Timur secara umum bersuhu udara sejuk hingga hangat. Kecepatan angin berkisar 4 knot dengan kelembaban udara antara 70%-80% sedangkan rata-rata curah hujan sebanyak 1.400 hingga 1.900 mm dengan hari hujan sebanyak ±140 hari.
Kabupaten Manggarai Timur terdiri dari 9 Kecamatan, 17 Kelurahan, dan 159 Desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 262.606 jiwa dengan luas wilayah 2.642,93 km² dan sebaran penduduk 99 jiwa/km².[15][16]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Manggarai Timur, adalah sebagai berikut:
Sebagian besar penduduk Kabupaten Manggarai Timur beragama Kristen sebesar 92,91% dimana mayoritas adalah Katolik 92,49% dan Kristen Protestan 0,42%. Selebihnya adalah menganut agama Islam 7,07%, dan Hindu 0,02%.[2]
Pariwisata
Kabupaten Manggarai Timur memiliki 111 objek wisata mapun potensi objek wisata yang sudah didata[17] berupa pantai, gunung, air terjun, budaya, danau dan lainnya. Berikut ini beberapa objek wisata di Kabupaten Manggarai:
1. Pantai Watu Pajung
Berada sekitar 10 km di sebelah timur Pota yang merupakan ibu kota Kecamatan Sambi Rampas. Pantai ini mmiliki hamparan pasir putih di sepanjang pantai, di beberapa bagian terdapat batu karang yang berdiri anggun & kokoh membelakangi perbukitan yang hijau ditumbuhi pepohonan. Di bagian timur pantai Watu Pajung terdapat padang yang cukup luas, sementara di bagian barat terdapat lahan persawahan milik warga setempat. Kombinasi alam nan indah ini membuat Watu Pajung sangat menakjubkan. Dinamai Watu Pajung karena di tepi pantai terdapat sebuah batu karang yang berdiri menghadap ke laut, menyerupai payung yang sedang mengembang. Secara harafiah berarti Batu Payung atau batu yang menyerupai payung.[18]
2. Danau Rana Tonjong
Danau Rana Tonjong terletak di Desa Nanga Mbaling, Kecamatan Sambi Rampas, sekitar 3 km utara Pota. Danau Rana Tonjong berada di sebuah dataran rendah yang dikelilingi oleh perbukitan di bagian barat, selatan dan utara, sedangkan di bagian timur terdapat areal persawahan yang cukup luas milik masyarakat setempat. Danau Rana Tonjong memiliki keunikan karena ditumbuhi bunga teratai raksasa (Victoria Amazonica) atau disebut Tonjong dalam bahasa setempat. Tumbuhan ini menutupi seluruh permukaan danau yang memilikitidak tampak adanya air pada permukaan danau. Bunga Teratai ini tumbuh subur sepanjang tahun namun hanya berbunga sekali dalam setahun yaitu selama bulan April hingga Juni.
3. Danau Ranamese
Danau Rana Mese berlokasi di Desa Golo Loni, Kecamatan Borong, berada tepat di lintasan jalur jalan Negara yang menghubungkan kabupaten-kabupaten di Pulau Flores. Danau Rana Mese berada di dalam wilayah hutan lindung dan dikelilingi oleh barisan pegunungan Mandosawu dan Poco Ranaka diantara wilayah Kecamatan Borong dan Kecamatan Poco Ranaka. Karena itu banyak orang beranggapan bahwa Danau Rana Mese merupakan permata yang tersembunyi di balik Gunung Mandosawu. Danau Rana Mese berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Disini wisatawan bisa melakukan aktivitas memancing, trecking mengelilingi danau sambil mengamati tumbuhan dan hewan tropis di dalam areal hutan di sekitar danau serta berkemah.
4. Air Terjun Cunca Rede & Air Terjun Cunca Ncuar
Air terjun ini berada di Desa Sano Lokom, Kecamatan Borong. Kedua air terjun ini memiliki sumber air dari sungai yang sama namun kemudian terpisah pada bagian yang curam sehingga terbentuklah kedua air terjun ini.Dari dua air terjun ini mengalir air yang cukup deras dan sangat sejuk karena langsung dari tengah hutan. Air terjun Cunca Rede memiliki tinggi 10 meter sedangkan Cunca Ncuar memiliki tinggi 15 meter. Pemandangan di sekeliling air terjun ini sangat menarik karena terdapat areal persawahan, dan kebun kopi milik warga di Dusun Nta'ur. Aktivitas yang dapat dilakukan di air terjun yaitu trecking, mandi di sungai, melihat aktivitas masyarakat di persawahan dan di areal kebun kopi.
5. Air Terjun Radi Ntangis & Air Terjun Wek
Air terjun Radi Ntangis dan Cuncang Wek, merupakan dua buah air terjun yang berlokasi di sebelah selatan Desa Ulu Wae, Kecamatan Poco Ranaka. Kedua air terjun ini menyimpan banyak keindahan yang tersembunyi diantara gugusan pegunungan dan rimbunan tanaman kopi. Kedua air terjun ini terletak berdampingan dengan jarak 200 meter satu dengan yang lainnya. Cuncang Radi Ntangis di sebelah barat dan Cuncang Weg dibagian timur dan kedua air terjun ini tepat di Golo (bukit) Lalong yang membentang di sebelah timur ruas jalan kabupaten menuju ke Elar. Desa Ulu Wae dikenal sebagai penghasil kopi Arabika dan Robusta. Air Terjun Radi Ntangis memiliki ketinggian sekitar 150 meter dan dengan aliran air yang lebih deras.
6. Benteng Empu
Benteng Empu berada di Desa Pocolia, Kecamatan Poco Ranaka. Empu merupakan nama kampung. Sekitar 173 tahun silam, penduduknya berpindah di sekitar lokasi empu. Kampung itu sekarang bernama Maro. Kampung Empu terletak di atas wadas, kiri kanan dan belakangnya terdapat tebing curam dan berbatu. Di depanya ada batu besar berbentuk gua alam. Pada zaman dahulu sering terjadi peperangan antara masyarakat sipil untuk memperebutkan lahan garapan. Dengan demikian di kampung Empu ini dibangun benteng pertahanan dari kumpulan batu. Konon di kawasan ini terdapat benda purbakala yang menarik seperti parang panjang yang sakti milik Empu Seheng (Kepala Suku Saat itu). Parang itu dipakai pada waktu perang sipil. Disekitar Benteng Empu terdapat perkebunan kopi milik warga setempat. Udara di sekeliling benteng Empu sangat sejuk dan memiliki panorama alam yang indah.
7. Mata Air Panas Rana Masak'
Mata Air Panas Rana Masak terletak di Desa Ngampang Mas, Kecamatan Borong. Luas areal mata air panas sekitar 1 hektar,dengan dominasi pemandangan persawahan penduduk dan pegunungan hijau yang memberikan kesejukan tersendiri. Mata air panas ini memiliki tiga titik mata air, dengan panas mencapai 40 °C yang mampu mematangkan telur ayam dalam waktu 15 menit.
8. Pantai Cepi Watu
Objek wisata ini berada di Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong. Pantai Cepi Watu memiliki hamparan pasir putih di sepanjang bibir pantai yang membentang sepanjang 3.5 km dari arah barat sampai ke timur hingga ke muara sungai Wae Bobo. Pantai ini cukup unik karena pada musim barat sebagian bibir pantai di bagian barat dipenuhi oleh hamparan batu, tetapi pada musim timur pantai ini kembali ditutupi oleh pasir putih.
9. Pantai Laing Lewe
Pantai Laing Lewe berada di sebelah utara Kaupaten Manggarai Timur, yaitu di kampung Dampek, Kecamatan Lamba Leda. Pantai Laing Lewe dapat ditempuh dari Ruteng atau Borong. Pantai ini memiliki pasir putih yang bersih, lautan biru dan jernih serta pemandangan pantai yang sangat indah. Karena keindahannya, pantai Laing Lewe menjadi objek wisata yang banyak menarik minat warga untuk berkunjung ke sana untuk berekreasi sambil berenang, memancing, atau menikmati pemandangan pantai. Di sekeliling pantai terdapat hutan yang rimbun dan ditumbuhi banyak pohon cemara yang mengeluarkan aroma yang segar saat dihembus angin. Hal ini membuat udara di tepi pantai terasa sangat sejuk dan setiap orang yang berkunjung ke sana pasti merasa nyaman.
10. Gunung Ponco Ndeki
Gunung Poco Ndeki menghadirkan pesona wisata petualangan yang sangat menarik dan menantang. Gunung Poco Ndeki memiliki pesona hutan tropis yang sangat rimbun dan kaya akan varietas tumbuhan dan pepohonan. Gunung Poco Ndeki merupakan habitat bagi beberapa jenis burung yang sangat menarik dan dilindungi. Selain itu Gunung Poco Ndeki memiliki pesona wisata budaya yang tersembunyi di balik rimbunan pepohonan yaitu terdapat sebuah situs kampung tua suku Motu Poso yang sekarang menempati kampung Sere dan Kisol. Pendakian menuju puncak Gunung Poco Ndeki dimulai dari kampung Sere, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba yang berjarak sekitar 10 km dari Kota Borong.