Unitarianisme

Unitarianisme atau Keekatunggalan adalah salah satu sub-denominasi Protestan dalam teologi kekristenan. Unitarian adalah suatu ajaran yang menekankan ketunggalan Allah.[1] Ajaran ini muncul pertama kali di Transylvania di sekitar lingkungan gereja Lutheran.[2] Ajaran Unitarianisme ini menolak persoalan Trinitas yang mengatakan bahwa Allah adalah tiga pribadi yang menjadi satu.[2] Ajaran Trinitas ini adalah ajaran tentang tabiat Kristus yang dianut oleh Luther maupun Calvin pada zaman reformasi.[2] Selain masalah Trinitas, Unitarianisme juga menolak doktrin tentang dosa asal dan Predestinasi.[3] Dalam hal pengajaran dan ibadah, ajaran ini tidak menaikkan doa kepada Kristus Yesus.[1] Penolakan ajaran ini terhadap Trinitas, maka Roh Kudus pun ditolak atau tidak diakui sama sekali.[1] Yang menjadi penekanan juga pada ajaran Unitarianisme ini adalah kebebasan manusia dan kebaikan Allah.[1] Dalam ajaran ini, kesamaan dengan ajaran lainnya, yaitu Alkitab dijadikan sebagai otoritas kehidupan manusia.[1] Kristologi yang dipegang oleh ajaran Unitarianisme bisa dibilang sebagi Monoteisme yang kuat.[3] Ajaran ini mengakui adanya Allah, namun bagi Kristus tidak diakui sebagi Tuhan.[3] Bagi pengikut Unitarianisme, Yesus hanyalah orang besar, seorang nabi Allah atau bisa juga disebut sebagai manusia ajaib yang mampu melakukan mujizat.[3] Arianisme adalah salah satu aliran yang menyerupai Unitarianisme.

Definisi

Unitarianisme adalah salah satu cabang teologi Kristen, yang menyatakan bahwa Allah adalah Esa (Monotheis) berbeda dengan doktrin Trinity (Allah sebagai tiga pribadi yang satu) dan bahwa Allah bukanlah Yesus. Sementara Yesus hanyalah seorang Nabi dan Hamba Allah. Dalam pandangan Trinity, Unitarian adalah kelompok Protestan yang liberal yang mempercayai satu Tuhan dan menolak Trinitas [4]

Unitarian sangat dikenal karena penolakan mereka terhadap ajaran-ajaran kristen yang umum[5] seperti doktrin mengenai keselamatan yaang berhubungan dengan dosa waris[6] dan kevalidan Alkitab.[7]

Sejarah

Unitarianisme merupakan Teologi yang berkembang jauh sebelum Reformasi Protestan.[8] Setelah Konsili Nicea pada tahun 325 yang merupakan titik tolak pertentangan antara Unitarian dan Trinitarian yang mana kemudian dimenangkan oleh Trinitarian, maka aliran Unitarian tersebut dianggap sebagai aliran sesat. Termasuk diantaranya salah satu tokoh Unitarian, Arius yang kemudian dihukum dianggap sesat dan di ekskomunikasikan oleh gereja saat itu hingga dia wafat. [9]

Konflik antara Unitarian dan Trinitarian adalah konfrontasi doktriner besar pertama dalam Gereja setelah agama Kristen dilegalisasikan oleh Kaisar Konstantin I. Kontroversi tentang Trinitarian berlangsung dari abad ke-4 dan melibatkan sebagian besar anggota gereja, orang-orang percaya yang sederhana dan para biarawan, serta para uskup dan kaisar. Sementara Unitarian yang merupakan pengikut Arius memang selama beberapa dasawarsa mendominasi di kalangan keluarga Kaisar, kaum bangsawan Kekaisaran dan para rohaniwan yang lebih tinggi kedudukannya, pada akhirnya Trinitarianismelah yang menang secara teologis dan politik pada akhir abad ke-4 dan sejak saat itu telah menjadi doktrin yang praktis tidak tertandingi di semua cabang utama Gereja Timur dan Barat. Ajaran Unitarian yang diajarkan oleh misionaris Arian, Ulfilas kepada suku-suku Jermanik, memang bertahan selama beberapa abad di antara sejumlah suku Jermanik di Eropa barat, khususnya suku-suku Goth dan Longobard, tetapi beberapa saat kemudian tidak memainkan peranan teologis yang penting lagi.

Keyakinan

Unitarian mematuhi monoteisme begitu ketat, dan mempertahankan bahwa Yesus adalah seorang Nabi dan Rasul Allah yang memiliki berbagai macam mu'jizat serta dimuliakan oleh Allah. namun mereka sangat menolak pandangan yang menyatakan Yesus adalah Allah itu sendiri dan Yesus adalah Tuhan sebagaimana pandangan Trinitarian.

tidak ada otoritas khusus mengenai keyakinan kepercayaan Unitarian selain dari penolakan Trinitarian. keyakinan secara umum mereka antara lain:

  • Satu Allah, Keesaan Tuhan.
  • Kehidupan dan ajaran Yesus Kristus digunakan sebagai acuan untuk menjalani kehidupan
  • Alasan, pemikiran rasional, ilmu pengetahuan dan filsafat hidup berjalan berdampingan dengan iman dalam Tuhan
  • Manusia memiliki kemampuan untuk melaksanakan kehendaknya dengan bebas secara bertanggung jawab, konstruktif dan beretika dengan didampingi dengan ajaran agama
  • Kodrat manusia tidaklah rusak ataupun berdosa tetapi manusia bisa berbuat baik dan jahat, sesuai dengan kehendak Tuhan
  • Tidak ada agama yang dapat mengklaim monopoli absolut atas roh kudus atau kebenaran teologis
  • Meskipun para penulis alkitab telah diilhami oleh Allah, mereka tetap manusia dan bisa melakukan kesalahan (human error).
  • Doktrin dosa waris (Prestinasi), hukuman kekal dan Penebusan dosa dianggap tidak valid karena tidak sejalan dengan karakter Allah dan menutupi sifat asli dan misi Yesus Kristus [10][11]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e 1997. F.D. Wellem. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.259.
  2. ^ a b c Earl Morse Wilbur. 1945. A History of Unitarianism in Transylvania, England and America. USA: Saunders of Toronto. Hlm.28-56.
  3. ^ a b c d http://en.wikipedia.org/wiki/Unitarianism.
  4. ^ Unitarianism| A Liberal Protestant sect which holds as it distinctive tenet the belief in a uni-personal instead of a tri-personal God. http://www.newadvent.org/cathen/15154b.htm
  5. ^ Joseph Priestley, one of the founders of the Unitarian movement, defined Unitarianism as the belief of primitive Christianity before later corruptions set in. Among these corruptions, he included not only the doctrine of the Trinity, but also various other orthodox doctrines and usages (Earl Morse Wilbur, A History of Unitarianism, Harvard University Press 1952, pp. 302-303).
  6. ^ The Catechism of the Hungarian Unitarian Church in Transylvanian Romania: "Unitarians do not teach original sin. We do not believe that through the sin of the first human couple we all became corrupted. It would contradict the love and justice of God to attribute to us the sin of others, because sin is one's own personal action" (Ferencz Jozsef, 20th ed., 1991. Translated from Hungarian by Gyorgy Andrasi, published in The Unitarian Universalist Christian, FALL/WINTER, 1994, Volume 49, Nos.3-4; VII:107).
  7. ^ history of the Unitarians, David Robinson writes: "At their inception, both Unitarians and Universalists shared a common theological enemy: Calvinism." He explains that they "consistently attacked Calvinism on the related issues of original sin and election to salvation, doctrines that in their view undermined human moral exertion." (D. Robinson, The Unitarians and the Universalists, Greenwood Press, 1985, pp. 3, 17).
  8. ^ Dunn, James D. G. Christology in the Making 2nd edition, 1989
  9. ^ http://www.ccel.org/ccel/schaff/hcc3.iii.xii.iv.html
  10. ^ Sunderland, Jabez T (1891), What Do Unitarians Believe?, New York: AUA.
  11. ^ Ellis, George H (1890), What Do Unitarians Believe About Jesus Christ?, Boston