Teologi Kristen pada Abad Pertengahan cenderung mengutamakan subordinasi akal dan ilmu filsafat terhadap kepercayaan Kristen. Akal dan filsafat digunakan untuk melakukan klarifikasi, memberikan penjelasan dan menunjang teologi Kristen. Keduanya juga tidak digunakan untuk menentang atau memberikan kritik atas doktrin-doktrin kepercayaan Kristen. Pada Abad Pertengahan, terdapat ilmuwan yang mencoba memadukan antara akal dengan wahyu dari Alkitab, antara lain Anselmus, Petrus Abelardus dan Thomas Aquinas.[1]
|url-status=
Artikel bertopik Kristen ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.