Untuk penggunaan lain, lihat
Sitim.
Sitim (Abila (bahasa Arab: ابيلا; juga dalam Alkitab: Abel-Sitim (Abel-Shittim), Ha-Shittim) adalah nama tempat di Moab yang merupakan perkemahan terakhir bangsa Israel sebelum menyeberangi sungai Yordan untuk memasuki tanah Kanaan, sebagaimana dicatat dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.
Etimologi
"Sitim" (bahasa Ibrani: השטים, ha-syitim; bahasa Yunani: sattein; bahasa Inggris: Shittim, "the Acacias" atau "Acacia Grove") adalah bentuk jamak dari kata bahasa Ibrani "Syitah" (bahasa Inggris: shittah atau "shittim wood"; bahasa Yunani Septuaginta: xulon asepton; Alkitab Revised Version (British and American): Acacia tree[1]), yang berarti pohon akasia. Kata syitah sendiri diduga berasal dari syintah, yang diturunkan dari bahasa Arab sant, yang sekarang menjadi nama satu spesies tumbuhan akasia yaitu Acacia nilotica (ordo Leguminosae), yang tumbuh di semenanjung Sinai dan Mesir. Kata syitim tampaknya merujuk kepada spesies yang sejenis yaitu Acacia tortilis dan Acacia seyal, keduanya disebut dengan nama bahasa Arab sayyal, yang banyak tumbuh di lembah-lembah sekitar Laut Mati dari Engedi ke sebelah selatan.[2]
Tempat di Moab
Sitim adalah nama tempat perkemahan terakhir (ke-42) bangsa Israel sebelum menyeberangi sungai Yordan (dari sisi timur ke sisi barat) di bawah pimpinan Yosua bin Nun untuk menduduki tanah Kanaan.[3] Di tempat ini mereka jatuh kepada penyembahan berhala yang merupakan siasat jahat dari Bileam bin Beor.[4] Di ayat Bilangan 33:49 disebut Abel-sitim. Di sini Musa menyampaikan pidato terakhirnya yang dicatat dalam Kitab Ulangan, di mana tempat ini dijelaskan lokasinya sebagai
- "di sebelah timur sungai Yordan, di dataran Moab, berseberangan dengan kota Yerikho"[5]
- "di padang gurun, di Araba-Yordan, di tentangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab;[6] sebelas hari perjalanan jauhnya dari Horeb sampai Kadesh-Barnea, melalui jalan pegunungan Seir."[7]
Dari sinilah Yosua mengutus kedua pengintai ke kota Yerikho.[8] Tempat ini disebut dalam Kitab Mikha (Mikha 6:5).
Flavius Yosefus, sejarawan Yahudi pada abad pertama Masehi menulis bahwa perkemahan Israel itu terletak "dekat sungai Yordan di mana sekarang terletak kota Abila, tempat yang penuh dengan pohon-pohon palem"[9] Abila (bahasa Arab: ابيلا) adalah kota tua di timur sungai Yordan di wilayah Moab, kemudian dinamakan "Perea" atau "Peraea", near Livias, sekitar 12 km sebelah timur laut di tepi utara Laut Mati; sekarang dinamakan Abil-ez-Zeit, di wilayah negara Yordania.[10] Eusebius dalam Onomasticon menulis bahwa Sitim terletak dekat gunung Peor (Fogor). Mungkin sama dengan Khirbet el-Kefrain, sekitar 6 mil (9,6 km) di sebelah tenggara sungai Yordan, di tepi Wady Seiseban, yang banyak ditumbuhi akasia.[11]
Pada ayat Yoel 3:18 tertulis bahwa "mata air akan terbit dari rumah TUHAN dan akan membasahi lembah Sitim" yang merujuk kepada satu tempat di sebelah barat sungai Yordan. Air mengalir dari daerah Yerusalem menuju ke Laut Mati menuruni Wady en-Nar yang meneruskan sungai Kidron (Brook Kidron). Banyak pohon akasia tumbuh di bagiah bawah lembah ini, yang mungkin dirujuk oleh nabi Yoël.[11]
Lihat pula
31°50′59″N 35°40′43″E / 31.84972°N 35.67861°E / 31.84972; 35.67861
Referensi
Pustaka
- Artikel ini menggunakan sebagian teks dari Kamus Alkitab Easton, sebuah buku ranah publik, aslinya diterbitkan pada 1897.