Pérez bergabung bersama dengan Ferrari Driver Academy sampai dengan musim 2012. Ia pertama kali membalap di dalam ajang Formula Satu dengan bergabung bersama dengan tim Sauber saat musim 2011. Ia pertama kali naik ke atas podium saat Grand Prix Malaysia 2012 bersama dengan tim Sauber. Pérez bergabung bersama dengan tim McLaren untuk musim 2013. Di musim 2014, tim Mclaren memutuskan untuk mengganti Pérez dengan Kevin Magnussen.
Pérez bergabung bersama dengan tim Force India untuk musim 2014, dengan kontrak senilai €15 juta.[3][4] Dia tetap bersama dengan tim Force India ketika tim tersebut berubah nama menjadi Racing Point di musim 2019. Di tahun 2019, tim Racing Point menandatangani kontrak berdurasi selama 3 tahun dengan Pérez. Namun, di bulan September 2020, tim Racing Point secara resmi mengumumkan bahwa Pérez akan meninggalkan tim di akhir musim, dan Sebastian Vettel, 4 kali juara dunia, akan menggantikan posisinya. Kemudian, Pérez bergabung bersama dengan tim Red Bull Racing untuk musim 2021, menggantikan posisi Alex Albon.[5] Pérez kemudian berhasil memenangkan Grand Prix Azerbaijan 2021 bersama dengan tim tersebut, dan mengamankan kemenangan balapan yang kedua dalam karir Formula Satunya.
Kehidupan pribadi
Lahir di Guadalajara, Jalisco, Meksiko, Pérez adalah anak bungsu dari Antonio Pérez Garibay dan Marilu Mendoza de Pérez; Pérez memiliki kakak perempuan yang bernama Paola dan juga seorang kakak laki-laki yang merupakan mantan pembalap NASCAR Seri Meksiko, yaitu Antonio Pérez.[6] Pérez memiliki hobi berolahraga, seperti sepak bola, gym, dan golf. Makanan favoritnya adalah pasta dan makanan lokal Meksiko, yang dinamakan "tortas ahogadas". Pérez adalah seorang penganut Katolik Roma.[7][8]
Pérez dan Antonio sama-sama menyukai sepak bola. Mereka pernah menyatakan bahwa mereka pernah berpikir untuk meninggalkan balapan mobil untuk bermain sepak bola secara profesional.[9] Pérez mengungkapkan bahwa jika ia tidak menjadi seorang pembalap, ia akan menjadi bankir atau pengacara.[10][11]
Pada bulan November 2012, Pérez mendirikan sebuah organisasi amal, yang bernama Checo Perez Fooundation.[10]
Pérez menikahi Carola Martinez pada bulan Juni 2018.[12]
Awal karier
Skip Barber
Pérez berkompetisi dalam Skip Barber National Championship pada tahun 2004. Ia bergabung dengan tim yang disponsori oleh sebuah perusahaan telekomunikasi asal Meksiko, yaitu Telmex. Ia berada di P11 di klasemen akhir kejuaraan pembalap di musim tersebut.
Formula BMW
Pada musim 2005, Pérez hengkang ke benua Eropa, dan bergabung bersama dengan tim Rosberg, untuk membalap di dalam ajang Formula BMW. Pada musim 2006, dengan masih bertahan di dalam ajang Formula BMW, Pérez kemudian hengkang ke tim ADAC Berlin-Brandenburg, dan di klasemen akhir kejuaraan pembalap, ia berada di P6 dengan 112 poin. Pada musim 2006-07 juga, Pérez berkompetisi di dalam ajang A1GP, namun ia hanya berpartisipasi di dalam satu balapan saja.
Formula Tiga
Pada tahun 2007, Pérez pindah ke dalam ajang Formula 3Inggris, dengan bergabung bersama dengan tim T-Sport, untuk balapan di kategori Kelas Nasional, dan di akhir musim, ia berhasil keluar sebagai juara umum. Pada musim 2008, Pérez masih bertahan di dalam ajang Formula 3Inggris, dan kali ini, ia naik kelas ke Kelas Internasional, dan menjadi salah satu pembalap yang mobilnya memakai tenaga mesin Mugen Honda pada saat itu. Sempat memimpin klasemen sementara kejuaraan pembalap, Pérez pada akhirnya harus puas finish di P4 di klasemen akhir kejuaraan pembalap.
Seri GP2
Pada musim 2008-09, Pérez bergabung bersama dengan tim Campos Grand Prix, untuk membalap di ajang Seri GP2 Asia, dan pada saat itu, ia bermitra bersama dengan pembalap asal Rusia, yaitu Vitaly Petrov. Pérez menjadi orang Meksiko yang pertama sejak Giovanni Aloi yang pernah membalap di dalam ajang Formula 3000 (yang merupakan pendahulu dari Seri GP2) pada tahun 1990. Pérez lantas berhasil memenangi balapan di Sakhir, Bahrain, secara spektakuler. Ia juga kemudian berhasil memenangi balapan di Losail, Qatar. Pada GP2 musim 2009, ia pindah ke tim Arden International, dengan rekan setim Edoardo Mortara. Pérez hanya mampu finish di P13 di klasemen akhir kejuaraan pembalap, dengan hasil terbaik yaitu finis di P2 di Valencia, Spanyol. Pada musim 2010, ia beralih ke tim Barwa Addax, dan ia pun berhasil menjadi runner-up di klasemen akhir kejuaraan pembalap, dengan lima kemenangan.[13]
Pada tanggal 4 Oktober 2010, Sauber secara resmi mengumumkan bahwa Pérez akan bergabung untuk musim 2011, menggantikan posisi Nick Heidfeld. Ia akan menjadi rekan setim dari pembalap asal Jepang, yaitu Kamui Kobayashi.[14] Sauber juga mengumumkan kemitraan dengan sponsor Pérez, yaitu Telmex, mulai dari musim 2011.[15] Pérez menjadi orang Meksiko yang kelima yang membalap di dalam ajang F1, dan yang pertama sejak Héctor Rebaque di antara musim 1977 dan 1981. Di musim ini juga, Pérez bergabung bersama dengan Ferrari Driver Academy.[16]
Debut Pérez berjalan dengan baik di Australia pada saat ia finis di posisi ketujuh, dengan memakai strategi satu kali pit-stop. Ia menjadi satu-satunya pembalap yang memakai strategi tersebut.[17] Sayangnya, beberapa jam usai lomba, kedua mobil Sauber didiskualifikasi akibat pelanggaran regulasi teknis.[18] Di balapan selanjutnya di Malaysia, Pérez gagal finis usai terkena bagian mobil yang terlepas milik Sébastien Buemi. Poin perdana Pérez baru bisa diraih di Spanyol pada saat ia finis di P9, di depan rekan setimnya, yaitu Kobayashi, yang finis di posisi ke-10.
Selanjutnya di Monako, pada saat sesi kualifikasi bagian ketiga, Pérez kehilangan kendali mobilnya pada saat keluar dari bagian terowongan sirkuit tersebut, terlempar ke kanan, dan menabrak pagar pembatas, sebelum mengenai sebuah pembatas TecPro dengan sisi samping mobilnya.[19] Sesi kualifikasi pun dihentikan, dan ia dilarikan ke rumah sakit Princess Grace. Ia mengalami memar pada pahanya dan tidak dapat mengikuti balapan.[20][21] Setelah mengikuti sesi latihan bebas pertama di Kanada, Pérez kemudian berhenti karena merasa tidak cukup sehat untuk mengikuti balapan. Ia kemudian digantikan oleh Pedro de la Rosa.[22]
Pérez kemudian berlaga kembali di Eropa dengan hasil finis di P11. Ia finis di posisi ke-7 di Inggris, dan ke-11 di Jerman. Setelah itu, di Hungaria, Pérez finis di posisi ke-15, disusul dengan kegagalan suspensi pada mobilnya di Belgia, yang membuatnya tidak bisa menyelesaikan balapan. Pérez berhasil finis di P7 di Italia meskipun dengan kegagalan girboks, sebelum finis di posisi ke-10 di Singapura. Ia finis di P8 di Jepang, keenam belas di Korea, kesepuluh di India, dan P11 di Abu Dhabi. Pada klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2011, Pérez berada di peringkat ke-16 dengan 14 poin.[23]
Pada tanggal 28 Juli, diumumkan bahwa Pérez akan menetap di tim Sauber untuk musim 2012, bersama dengan rekan setimnya, yaitu Kobayashi.[24] Di tanggal 13 September, Pérez mengikuti tes dengan tim Ferrari sebagai bagian dari Ferrari Driver Academy di mobil Ferrari F60, Mobil Ferrari dari musim 2009. Pérez melakukan tes tersebut dengan rekan akademinya, yaitu Jules Bianchi.
Sergio Pérez mengawali musim 2012 dengan baik dengan meraih posisi kedelapan di Australia, walaupun dalam balapan tersebut ia sempat kehilangan beberapa posisi karena mengalami masalah dengan ban mobilnya.
Di seri selanjutnya di Malaysia, Pérez tampil luar biasa di tengah trek basah. Ia membayangi Fernando Alonso sepanjang balapan, dan bahkan hampir saja mengambil alih pimpinan balapan tersebut menjelang akhir balapan. Ia melakukan sebuah kesalahan kecil, di mana ia melebar di tikungan keempat belas, dan menjauh dari Alonso. Akhirnya, Pérez finis sebagai runner-up di GP Malaysia.[25] Ini merupakan hasil terbaik tim Sauber sebagai sebuah tim independen.[26] Karena posisinya yang bagus ini, akhirnya muncul rumor bahwa ia akan pindah ke tim Ferrari.[27] Namun, Pérez sendiri mengatakan bahwa ia akan menetap di tim Sauber paling tidak sampai dengan akhir musim 2012.
Selanjutnya di Tiongkok, Pérez mencatatkan posisi kualifikasi terbaik, yaitu di posisi ke-8. Namun, pada saat lomba, ia harus puas finis di urutan ke-11 karena bermasalah dengan strategi pit dan kopling.[28] Ia tidak mendapat poin untuk 3 balapan selanjutnya, meskipun mencetak putaran tercepat di Monako.
Pada GP Kanada, Pérez berhasil mencatatkan podium F1 keduanya pada saat ia finis di urutan ke-3 setelah start dari urutan ke-15.[29] Di Grand Prix Eropa, Pérez memulai balapan di posisi ke-15, menyebut ketidakseimbangan dan mobil yang "tidak dapat diprediksi" sebagai alasan jaraknya terhadap rekan setimnya di posisi ke-7.[30] Namun, ia naik ke posisi ke-9 di balapan. Pada GP Inggris, Pérez bertabrakan dengan Pastor Maldonado, dan terpaksa keluar dari balapan dengan suspensi rusak. Ia pun merasa frustrasi terhadap Maldonado, menyebut bahwa "Semua orang khawatir dengannya", dan "Dia adalah seorang balapan yang tidak tahu kita sedang bertaruh nyawa dan ia tidak punya rasa hormat sama sekali".[31]
Untuk Grand Prix Jerman, Pérez memulai balapan ini di posisi ke-17, namun ia berhasil naik dan akhirnya finish di posisi keenam.[32] Selanjutnya di GP Belgia, Pérez terpaksa tersingkir di tikungan pertama selepas start akibat efek domino kecelakaan beruntun akibat Romain Grosjean. Kecelakaan ini melibatkan rekan setimnya, yaitu Kobayashi, Fernando Alonso, dan Lewis Hamilton, padahal pada saat sesi kualifikasi Pérez mencatatkan posisi start yang baik, yaitu di urutan ke-4, usai Maldonado terkena penalti turun tiga grid.[33]
Podium terakhir Pérez di musim 2012 dicatatkan di GP Italia. Ia memulai balapan ini dari posisi ke-12 dan finis di urutan ke-3. Tidak seperti kebanyakan pembalap lain, Pérez memulai balapan ini dengan menggunakan ban hard, dan kemudian masuk ke dalam pit untuk mengganti ban medium di putaran ke-29. Ia berhasil memimpin jalannya GP tersebut selama 5 putaran. Ia pun berhasil finish di atas podium.[34]
Pérez menyelesaikan musim ini di posisi kesepuluh di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan perolehan 66 poin, 6 poin lebih banyak dibandingkan dengan Kobayashi.[35]
Penampilan yang bagus selama musim 2012 membuat Pérez dihubung-hubungkan dengan tim Scuderia Ferrari untuk musim 2013, tetapi Luca Montezemolo merasa bahwa Pérez masih terlalu muda, dan belum layak untuk masuk ke tim Ferrari. Tim McLaren di sisi lain terkesan dengan penampilan Pérez selama musim 2012, dan memutuskan untuk merekrutnya sebagai pengganti Lewis Hamilton yang hengkang ke tim Mercedes GP.[36][37]
Saya telah membalap dengan banyak rekan setim selama bertahun-tahun dan dengan rekan setim yang cukup agresif di Lewis, namun saya tidak terbiasa membalap di jalan lurus dan kemudian rekan setim saya ikut serta dan menggoyangkan rodanya ke arah saya dan membenturkan roda ke arah saya dengan kecepatan 300 km/jam. Saya telah melalui beberapa pertarungan sengit di F1, namun tidak sekotor itu.
Itu adalah sesuatu yang Anda lakukan di karting dan biasanya Anda sudah terbiasa, tapi jelas tidak demikian halnya dengan Checo [Pérez]. Sebentar lagi sesuatu yang serius akan terjadi sehingga dia harus tenang. Dia sangat cepat dan dia melakukan pekerjaannya dengan baik hari ini tetapi beberapa di antaranya tidak diperlukan dan menjadi masalah saat Anda melakukan kecepatan tersebut.
— Jenson Button berbicara kepada ESPN tentang Pérez setelah Grand Prix Bahrain 2013.[38]
Musim 2013 dijalani Pérez dengan penuh kekecewaan dengan kondisi mobil McLaren yang tidak kompetitif. Walaupun demikian, skill agresif khas Pérez beberapa kali terlihat, seperti saat melawan rekan setimnya sendiri, yaitu Jenson Button, di GP Bahrain[38][39] dan pada saat melawan Kimi Räikkönen di GP Monako, di mana pada saat lomba berlangsung, Kimi menyebut Pérez sebagai pembalap bodoh. Seusai lomba, Kimi menambahkan bahwa Pérez harus ditinju wajahnya karena beberapa aksi berbahaya pada saat lomba berlangsung.[40] Satu-satunya harapan bagi Pérez untuk bisa meraih podium di musim 2013 didapatkan di GP India, tetapi tidak bisa dimaksimalkan oleh tim McLaren karena faktor kesalahan strategi.
Mendekati akhir musim, tim McLaren melakukan evaluasi menyeluruh pada kedua pembalapnya dengan hasil keputusan Pérez meninggalkan tim, dan digantikan oleh rookieKevin Magnussen untuk musim 2014.[41]
Force India (2014–2018)
Sergio Pérez diumumkan sebagai pembalap baru tim Force India pada tanggal 12 Desember 2013.[42] Ia menemani Nico Hülkenberg yang kembali lagi dari tim Sauber.
Pada sesi kualifikasi untuk Grand Prix Australia, Pérez berhasil mendapat posisi ke-16.[43] Dalam balapan, ia finis di urutan ke-11, tetapi naik ke urutan ke-10, dan mendapatkan poin pertamanya untuk tim Force India, setelah Daniel Ricciardo didiskualifikasi karena melanggar batas bahan bakar.[44] Pérez gagal memulai Grand Prix Malaysia, setelah mobilnya mengalami masalah girboks.[45] Namun, seminggu kemudian di Grand Prix Bahrain, ia mampu mencetak podium pertama bagi tim Force India sejak Grand Prix Belgia 2009, dengan finis di urutan ketiga.[46]
Di Grand Prix Tiongkok, Checo memulai balapan ini dari posisi ke-16 dan setelah mendapatkan empat tempat di awal, mampu menyalip McLaren dan pembalap Toro Rosso, yaitu Daniil Kvyat, untuk finis di posisi ke-9. Mengalahkan rekan setimnya untuk kedua kalinya, Pérez memulai balapan di posisi kesepuluh untuk Grand Prix Monako, namun tabrakan putaran pertama dengan Button berarti mundur untuk yang pertama kalinya di musim ini. Di Grand Prix Kanada, Pérez dan Felipa Massa sedang mempertaruhkan posisi keempat sebelum keduanya terlibat dalam tabrakan. Massa menabrak bagian belakang mobil Checo pada saat ingin mendahuluinya.[47] Checo kemudian diberi penalti grid turun lima tempat untuk balapan berikutnya.[48] Pada sesi kualifikasi untuk Grand Prix Austria, Checo mendapatkan penalti harus start dari posisi ke-16 karena penalti yang diberikan pada GP sebelumnya.[49] Dia berhasil mencatatkan putaran tercepat ketiga dalam karirnya dan juga memberi tim Force India putaran tercepat yang ketiga dalam sejarah mereka.
Pada tanggal 7 November 2014, sebelum Grand Prix Brasil, tim Force India secara resmi mengumumkan bahwa Checo akan tetap bersama dengan tim untuk musim 2015.[50] Pérez menyatakan bahwa negosiasi kontrak "masih berlangsung", sehubungan dengan perpanjangan kontrak lebih lanjut. Kesepakatan itu secara resmi dikonfirmasi di Grand Prix Abu Dhabi, dengan Pérez yang menandatangani kontrak baru berdurasi dua tahun, hingga akhir musim 2016.[51]
Musim 2015 dimulai dengan peringkat ke-10 untuk Checo di Australia,[52]. Checo finis di posisi ke-13 di Malaysia setelah bertabrakan dengan Romain Grosjean.[53][54] peringkat ke-11 di China, dan peringkat kedelapan di Bahrain.[55] Dia berada di urutan kelima di Belgia dan keenam di Italia. Balapan terbaiknya musim ini adalah di Rusia, di mana ia berhasil mencetak podium pertamanya di tahun 2015 dan podium ketiga untuk tim Force India.
Dia menyelesaikan Kejuaraan Dunia musim 2015 di posisi kesembilan, posisi Kejuaraan Dunia tertinggi sejauh ini, dengan 78 poin. Dia mengungguli rekan setimnya, yaitu Hülkenberg, dengan 20 poin. Selain finis podium di Rusia, ia berhasil tiga kali finis di posisi lima besar lebih lanjut di Belgia, AS, dan Abu Dhabi; dia mencetak 63 dari 78 poinnya di sembilan seri terakhir. Di paruh kedua musim ini, dia mengalahkan rekan setimnya dalam enam dari sembilan balapan terakhir, dan delapan kali sepanjang musim ini.
Checo mengalami awal musim yang sulit untuk empat balapan pertama karena mobil VJM09 yang tidak kompetitif, tetapi ia berhasil mencetak poin dengan finis di posisi kesembilan di Rusia. Ia kemudian finis di urutan ketujuh di Barcelona.
Di Monako, Checo mencetak podium keenamnya (dan yang keempat untuk tim Force India) dalam kondisi basah dan berubah-ubah, dan naik ke urutan kesembilan di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap. Manajemen ban memainkan peran penting tetapi berbeda dengan kesempatan sebelumnya ia masuk ke dalam pit sebanyak tim Ferrari dan Red Bull, kadang-kadang mengejar pembalap di barisan depan, dan berhasil menahan laju Sebastian Vettel di urutan keempat dengan jarak yang jauh.
Di Grand Prix Eropa di Baku, Checo sekali lagi berhasil finis di posisi ketiga, pulih dari penalti penggantian girboks akibat mengalami kecelakaan selama sesi latihan bebas ketiga, karena cukup cepat untuk lolos di barisan depan. Meskipun harus start dari posisi ketujuh di grid, dia berhasil naik ke posisi keempat sebelum melewati Kimi Räikkönen di putaran terakhir balapan untuk merebut posisi ketiga, menjadikannya podium kedua dalam tiga balapan.[56]
Setelah Grand Prix Malaysia 2016, Pérez menegaskan bahwa dia telah berkomitmen untuk tim Force India untuk musim 2017. Dia tetap bersama dengan tim asal India tersebut untuk musim keempat secara berturut-turut, bersama dengan rekan setimnya yang baru, yaitu Esteban Ocon, dan sekaligus juga mengakhiri spekulasi kemungkinan pindah ke tim Williams, Renault, atau Haas. Dia sangat konsisten dengan finis tertingginya pada tahun 2017 di tempat keempat di Spanyol setelah dua rival bertabrakan di awal, dan yang ketiga tersingkir di tengah balapan dengan kegagalan unit daya. Dia mengakhiri rentetan 17 poin di saat dia pada akhirnya bertabrakan dengan Daniil Kvyat di Monako. Dia memiliki momen dengan rekan setimnya di Kanada ketika dia tidak mengizinkan rekan satu timnya lewat, yang mengira bahwa dia bisa menantang Daniel Ricciardo untuk merebut posisi ke-3. Dia kembali tersingkir di Baku di mana dia berpikir bahwa dia bisa menantang untuk menang sebelum bertabrakan dengan Ocon. Dia finis di urutan ke-7 di Austria dan naik ke urutan ke-6 di klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap setelah Max Verstappen keluar dari balapan di putaran pertama. Dia turun ke urutan ke-7 di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap setelah finis di urutan ke-9 di Inggris, di belakang rekan setimnya, dan Verstappen finis di urutan ke-4. Dia tetap berada di posisi ke-7 di dalam klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap untuk sisa musim ini.
Checo menyelesaikan tiga balapan pertama musim ini dengan finis di luar zona poin. Dia kemudian berhasil mencapai podium yang kedelapan di dalam karirnya di Grand Prix Azerbaijan, finis di posisi ke-3 setelah balapan yang penuh dengan insiden. Dia melewati pemimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap pada saat itu, yaitu Sebastian Vettel, untuk merebut tempat ke-3 dengan beberapa putaran tersisa, menjadikannya sebagai pembalap pertama yang berhasil finis di atas podium sebanyak dua kali di Sirkuit Kota Baku (pada musim 2016 dan 2018). Poin lainnya dicatatkan oleh Pérez dengan finis di tempat ke-9 di Spanyol. Di Prancis, ia tersingkir dari balapan dengan kerusakan mesin pada mobilnya. Finis sebanyak tiga kali di dalam zona poin secara berturut-turut diikuti, dengan finis di urutan ke-7 di Austria dan Jerman.
Setelah Grand Prix Hungaria, tim Force India dimasukkan ke dalam administrasi. Hal ini disebabkan sekelompok kreditur (termasuk Pérez) melakukan tindakan hukum terhadap tim tersebut. Pérez mengatakan bahwa tindakan ini diambil untuk menyelamatkan tim dan karyawannya dari perintah penutupan yang dipicu oleh kreditur lain, yang akan mengakibatkan kebangkrutan tim. Sesaat sebelum Grand Prix Belgia, aset tim Force India dibeli oleh sebuah konsorsium investor yang dipimpin oleh Lawrence Stroll, ayah dari pembalap Williams, yaitu Lance Stroll. Tim tersebut diterima kembali ke kejuaraan sebagai tim baru dengan nama Racing Point Force India, dan menjaga Pérez dan Ocon sebagai pembalap mereka. Di Grand Prix Belgia, tim kembali kuat dengan Pérez dan Ocon yang menyelesaikan babak kualifikasi di posisi ke-4 dan ke-3, dan finis di urutan ke-5 dan ke-6, masing-masing.
Pérez meraih tujuh poin dari sembilan balapan di paruh kedua di musim ini. Namun, ia menghadapi kritik setelah kinerja yang buruk di Singapura. Dia bertabrakan dengan rekan setimnya, yaitu Ocon, di putaran pembukaan, dan menyebabkan Ocon menabrak dinding dan mundur dari balapan. Ia juga bertabrakan dengan Sergey Sirotkin, aksi yang berujung pada penalti drive-through. Dia kemudian menyatakan bahwa dia berpikir bahwa hukumannya "adil". Dia kemudian mengalami kegagalan rem pada mobilnya dan mundur dari balapan yang berlangsung di rumahnya sendiri di Meksiko. Dia mengakhiri musim ini di tempat ke-8 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 62 poin, finis di depan rekan setimnya, yaitu Ocon, dan menjadi satu-satunya pembalap non-Mercedes, Ferrari, atau Red Bull yang berhasil finis di atas podium pada musim itu.
Di musim 2019, Racing Point Force India berubah nama menjadi Racing Point, dan masih tetap mempertahankan Checo sebagai pembalap. Dia akan membalap bersama dengan mantan pembalap Williams, yaitu Lance Stroll. Awal yang baik untuk musim ini, termasuk finis di posisi ke-6 di Azerbaijan, diikuti oleh delapan balapan tanpa poin, rangkaian terpanjang di dalam karirnya.[57] Ini termasuk Grand Prix Jerman yang terkena hujan, di mana dia tersingkir di awal-awal balapan, sementara rekan setimnya, yaitu Stroll, memimpin jalannya balapan dengan singkat, dan pada akhirnya finis di urutan ke-4.[58]
Mirip dengan musim 2018, Pérez bernasib jauh lebih baik selama paruh kedua musim ini. Kecuali satu kemunduran di Singapura karena mengalami kebocoran oli pada mobilnya,[59] ia mencetak poin di setiap balapan setelah liburan musim panas, termasuk finis di posisi ke-6 di Belgia.[60] Banyak dari posisi finis ini berasal dari posisi grid awal yang rendah, termasuk finis di urutan ke-7 di Italia setelah start dari posisi ke-18, ke-8 di Jepang dari posisi ke-17, dan ke-10 di Amerika Serikat[61] setelah start dari dalam jalur pit.[62]
Dia menyelesaikan musim 2019 di tempat ke-10 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, dengan perolehan 52 poin.[63]
Pérez menandatangani perpanjangan kontrak dengan tim Racing Point, di mana ia seharusnya terus membalap hingga akhir musim 2022.[64] Tiga hari sebelum Grand Prix Inggris, ia dinyatakan positif mengidap virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19, setelah menjenguk ibunya yang sedang berada di rumah sakit.[65] Dipastikan bahwa ia juga akan melewatkan Grand Prix Ulang Tahun ke-70, karena kembali dinyatakan positif COVID-19. Dia digantikan oleh Nico Hülkenberg di kedua balapan tersebut.[66] Setelah dites negatif untuk COVID-19 setelah Grand Prix HUT ke-70, Pérez kembali membalap lagi di Grand Prix Spanyol.[67] Ia lolos babak kualifikasi ke posisi keempat, dan menyelesaikan balapan di posisi kelima.
Pada bulan September 2020, Pérez mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan tim Racing Point di akhir musim dan membalap untuk tim Red Bull. Dia akan digantikan oleh Sebastian Vettel, dan nama Racing Point berubah lagi menjadi Aston Martin untuk musim 2021.[68][69]
Checo berhasil meraih podium kesembilannya di dalam ajang F1 dan yang pertama di musim 2020 di Grand Prix Turki.[70] Setelah menyelesaikan sesi kualifikasi di posisi ketiga di tengah hujan, Checo melewati Max Verstappen dan naik dari posisi ketiga ke urutan kedua, hanya di belakang rekan setimnya, yaitu Lance Stroll, memulai balapan ini dengan ban basah penuh hujan, dan mengganti ban menengah pada putaran ke-10 dari 58. Pérez mewarisi keunggulan setelah Stroll masuk ke dalam pit, dan di putaran ke-37 dia disalip oleh Lewis Hamilton, yang kemudian memimpin jalannya balapan. Podiumnya ditempati oleh Hamilton, Pérez , dan Sebastian Vettel. Pérez berada di urutan ke-3 untuk sebagian besar Grand Prix Bahrain setelah start dari posisi ke-5, tetapi masalah kelistrikan MGU-K menyerang dengan hanya beberapa putaran tersisa, dan memaksanya untuk menepi dan menghentikan mobil dengan api yang membumbung keluar dari mesin.
Sejak Checo mengumumkan kepergiannya dari tim Racing Point, ada dukungan dari media untuknya, dengan The Race yang mengatakan bahwa hal itu akan menjadi "ketidakadilan besar jika Pérez tidak berada di grid 2021."[71] Mantan pembalap F1 yang menjadi komentator/pundit Sky Sports F1, yaitu Martin Brundle, juga menyuarakan pemikiran serupa dalam ulasan artikel online-nya tentang GP Turki 2020, di mana Pérez berhasil finis di posisi kedua, dan menyarankan agar Pérez "harus ada di radar Red Bull Racing" untuk bermitra bersama dengan Max sebagai pengganti Alex Albon, yang pindah ke dalam ajang DTM bersama dengan tim AlphaTauri AF Corse.[72][73]
Checo berhasil memenangkan balapan untuk yang pertama kalinya di Grand Prix Sakhir, dan menjadi pemenang balapan F1 yang ke-110.[74] Pada putaran pertama, Pérez ditabrak oleh Leclerc dan turun dari posisi ke-2 ke posisi ke-18 dan terakhir. Pada putaran ke-64 ia memimpin jalannya balapan dan memenangkan balapan di depan Esteban Ocon dan rekan setimnya, yaitu Stroll. Ini adalah kemenangan pertama pembalap asal Meksiko sejak Pedro Rodríguez berhasil memenangkan Grand Prix Belgia 1970 50 tahun sebelumnya.[75][76][77] Checo juga berhasil memecahkan rekor balapan terbanyak sebelum memenangkan balapan dengan 190 start balapan. Rekor ini sebelumnya dipegang oleh Mark Webber, yang berhasil memenangkan Grand Prix Jerman 2009 di Nürburgring.[2]
Pérez menyelesaikan musim ini dengan 125 poin, mencetak satu kemenangan, dan satu podium. Dia finis di posisi keempat secara keseluruhan, yang merupakan hasil akhir Kejuaraan Dunia terbaiknya sebelum bergabung bersama dengan tim Red Bull Racing, yang kemudian dia samai pada tahun 2021.
Di sesi kualifikasi untuk Grand Prix Bahrain, ia mendapat posisi ke-11. Namun, pada saat putaran formasi, mobilnya mendadak mati. Ia terpaksa memulai balapan ini dari dalam pit. Pérez mengakhiri balapan pertamanya bersama dengan tim Red Bull di posisi kelima.[79][80]
Di sesi kualifikasi untuk Grand Prix Emilia Romagna, Pérez mendapat posisi ke-2, 0.035 detik di belakang Lewis Hamilton, di depan rekan setimnya, yaitu Max Verstappen, di posisi ke-3. Ini adalah kali pertama Checo memulai balapan dari baris depan.[81] Di balapan, Pérez beberapa kali melakukan kesalahan. Ia berputar di belakang mobil keselamatan, dan diberi penalti sepuluh detik karena mendahului pembalap lain selama periode mobil keselamatan. Setelah balapan dimulai ulang, ia berputar lagi, dan pada akhirnya menyelesaikan balapan di posisi ke-11.[82]
Di Grand Prix Azerbaijan, Pérez mendapat posisi ke-7, namun memulai balapan ini dari posisi ke-6 karena Lando Norris yang terkena penalti grid.[83][84] Di balapan, Ia mampu mencapai posisi ke-3 di putaran ke-8. Ia mendahului Lewis Hamilton pada saat pit stop, dan mendapat posisi ke-2. Pérez kemudian memimpin jalannya balapan setelah ban mobil Verstappen pecah di putaran ke-47. Setelah balapan dimulai ulang di putaran ke-50, Pérez memimpin balapan di 2 putaran terakhir, dan akhirnya memenangkan balapan untuk yang kedua kalinya di karirnya, serta yang pertama untuk tim Red Bull.[85]
Di Grand Prix Prancis, Pérez mendapat posisi ke-4, memulai balapan di belakang pembalap Mercedes, yaitu Valtteri Bottas. Dalam balapan, Pérez menjaga ban mobilnya dan tidak masuk ke dalam pit sampai dengan putaran ke-24. Karena bannya lebih baru, Ia kemudian mendahului Bottas dan mendapat posisi ke-3 di putaran ke-49. Ini merupakan pertama kali Pérez naik ke atas podium sebanyak dua kali secara berturut-turut di dalam karirnya.[86]
Di Grand Prix Styria, Pérez mendapat posisi ke-5, namun naik ke posisi ke-4 setelah Valtteri Bottas mendapat penalti karena mobilnya berputar di dalam pit.[87] Pérez dapat mendahului Norris di awal-awal balapan, namun kehilangan posisi setelah pit-stop yang lambat. Karena tidak bisa menyalip Bottas, Pérez kemudian menyesuaikan strategi, mengganti ban dan mengejar Bottas di akhir-akhir balapan. Ia menutup jarak 20 detik dan menyalip Bottas di putaran terakhir. Akhirnya, Pérez menyelesaikan balapan di posisi ke-4.[88]
Di Grand Prix Belgia, pada saat putaran formasi, mobil Pérez kehilangan traksi dan menabrak pembatas di tikungan Les Combes.[89] Mobil Pérez bisa diperbaiki tepat waktu sebelum balapan, namun ia harus memulai balapan ini dari posisi paling belakang.[90] Akhirnya, balapan dihentikan setelah hanya dua putaran di belakang mobil keselamatan, dan Pérez finish di posisi ke-20, namun naik ke posisi ke-19 setelah Lance Stroll mendapat penalti waktu sebanyak 10 detik.[91]
Di sesi kualifikasi untuk Grand Prix Amerika Serikat, Pérez mendapat posisi ke-3 di atas Valtteri Bottas, dan di bawah Verstappen dan Lewis Hamilton.[93] Checo menyelesaikan balapan di posisi yang sama, meskipun berjarak 42 detik di belakang rekan setimnya, yaitu Verstappen, yang berhasil memenangkan balapan tersebut, karena mengalami kegagalan sistem minuman pada mobilnya di putaran pertama.[94][95]
Di Grand Prix Meksiko, Sergio Pérez finis di posisi ke-3, dan menjadi orang Meksiko yang pertama yang berhasil naik ke atas podium di GP Meksiko.[96]
Di sesi kualifikasi untuk Grand Prix Abu Dhabi, Pérez mendapat posisi ke-4.[97] Dalam balapan, Pérez menghalangi laju Hamilton dari putaran ke-20 sampai dengan 21 agar rekan setimnya, yaitu Verstappen, bisa menutup jarak.[98] Karena hal ini, Verstappen memuji Pérez sebagai "seorang legenda".[99] Ia tidak menyelesaikan balapan karena mengalami masalah dengan mobil RB16B-nya.[100] Verstappen memuji Perez setelah balapan, dengan menyatakan bahwa: "Sangat jarang memiliki rekan satu tim seperti itu ... dia adalah pemain tim yang nyata dan saya sangat berharap kami dapat melanjutkan ini untuk waktu yang lama."[101]
Pérez menyelesaikan musim ini dengan 190 poin, mencetak 1 kemenangan, dan 5 podium. Dia finis di posisi keempat secara keseluruhan, menyamai hasil Kejuaraan Dunia terbaiknya pada musim 2020.
Pérez akan tetap membalap untuk tim Red Bull untuk musim 2022.[102] Pada bulan Mei 2022, tidak lama setelah kemenangannya di Monako, Pérez secara resmi diumumkan akan tetap bersama dengan tim hingga akhir musim 2024.[103]
Checo mendapat posisi pole pertamanya dalam karirnya dalam Grand Prix Arab Saudi, setelah menjalani 215 balapan.[104][105] Meskipun sempat memimpin jalannya balapan sampai dengan putaran ke-16, namun Pérez finis di posisi keempat di belakang Sainz, Leclerc, dan Verstappen.[106]
Di Grand Prix Australia, Pérez lolos babak kualifikasi di urutan ketiga. Dia kehilangan posisi di awal lomba setelah disalip oleh Lewis Hamilton karena masuk ke dalam pit, dan mendapatkan posisinya kembali di putaran ke-10. Dia melakukan pit-stop di putaran ke-21 untuk ban keras. Pérez melewati Fernando Alonso dan George Russell. Pada putaran ke-39, rekan setimnya, yaitu Max Verstappen, mundur dari balapan karena mengalami masalah mekanis pada mobilnya, dan Pérez kemudian berada di urutan kedua di belakang Charles Leclerc, yang dipertahankannya hingga finis. Pérez mendapatkan podium yang keenam belas dalam karirnya dan yang keenam bersama dengan tim Red Bull Racing.
Di babak berikutnya, yaitu Grand Prix Emilia Romagna, Pérez lolos babak kualifikasi di urutan ke-7 karena ia tidak dapat menetapkan waktu yang representatif di sesi Q3 karena bendera merah. Dia pulih ke posisi ke-3 dalam perlombaan sprint. Dia melompat ke posisi ke-2 pada putaran pembuka balapan, setelah mengalahkan Charles Leclerc di luar garis. Sepanjang sebagian besar balapan, Pérez berhasil mencegah Leclerc untuk menyalipnya kembali. Setelah Leclerc berputar, Pérez kemudian meluncur ke posisi ke-2, di belakang rekan setimnya, yaitu Max Verstappen. Ini memberikan tim Red Bull posisi finis 1-2 yang pertama untuk mereka sejak Grand Prix Malaysia 2016.
Pada Grand Prix Spanyol, Pérez menyelesaikan sesi kualifikasi di posisi ke-5, dengan alasan tidak mengendarai mobil di sesi FP1, di mana dia digantikan oleh Jüri Vips.[107] Dia berhasil menyalip Carlos Sainz Jr. di awal, dan kemudian bertarung dengan George Russell untuk memperebutkan tempat ketiga, yang berubah menjadi pertarungan untuk memperebutkan posisi kedua setelah rekan setimnya, yaitu Max Verstappen, melebar keluar trek. Pérez tidak dapat menyalip Russell, sehingga dia membiarkan Verstappen untuk lewat, yang juga tidak dapat menyalip Russell karena ada masalah dengan DRS-nya. Pada putaran ke-31, setelah tidak diizinkan untuk beralih ke Verstappen oleh tim, Pérez menyalip Russell dengan ban medium saat rekan setimnya masuk ke dalam pit dan memimpin balapan, Charles Leclerc telah pensiun lebih awal. Pérez kembali membiarkan Verstappen lolos pada putaran ke-49, tim mengutip Verstappen berada di tiga perhentian dibandingkan dengan Pérez dua perhentian. Pérez menyelesaikan balapan ini di tempat kedua, tepat di belakang Verstappen, dan memberikan tim Red Bull hasil akhir finis di posisi 1-2 sekali lagi.[108] Pérez pada awalnya tidak puas dengan perintah tim, meskipun puas dengan hasilnya, mengatakan bahwa "Saya pasti di sini untuk menang dan saya pikir jika saya berada di tiga perhentian, saya seharusnya memenangkan balapan."[109]
Pada sesi kualifikasi bagian ketiga untuk Grand Prix Monako, Pérez melintir di tikungan Portier, mengeluarkan bendera merah dan memberhentikan sesi tersebut, kemudian ia ditabrak oleh Sainz.[110] Setelah mengambil alih pimpinan balapan dari Leclerc, ia mengklaim kemenangan balapan yang ketiga dan podium yang ke-19 di dalam karirnya.[111]
Pérez start dari posisi ke-2 untuk Grand Prix Azerbaijan, 2 persepuluh di belakang Charles Leclerc karena kehilangan tenaga dan kurangnya derek. Dalam balapan, ia melompati Leclerc di awal, dan membangun jarak 2,5 detik, yang ia pertahankan sampai rekan setimnya, yaitu Max Verstappen, menyusulnya di putaran ke-14 setelah perintah "tidak ada pertempuran" dikeluarkan untuk Pérez jika Verstappen mencoba untuk menyusul dia. Pérez tidak mampu mengimbangi Verstappen, karena degradasi ban. Dia finis di urutan ke-2 setelah Verstappen, dengan Leclerc yang telah pensiun. Pérez mencetak podium yang ke-20 dalam karirnya di dalam ajang Formula Satu.[112]
Di Grand Prix Inggris, Pérez start dari posisi keempat. Karena mengalami kecelakaan di tikungan keempat, dia terpaksa masuk ke dalam pit untuk sayap depan baru, yang menjatuhkannya ke urutan ke-17. Setelah mobil keselamatan, dia pulih dan berjuang melawan Lewis Hamilton dan Charles Leclerc untuk memperebutkan posisi kedua, di mana dia pada akhirnya finis. Dia juga terpilih sebagai 'Driver of the Day'.[113][114]
Pada Grand Prix Belgia, Pérez start dari posisi ketiga, tetapi naik ke posisi kedua karena penalti grid rekan setimnya. Prinsipal tim, yaitu Christian Horner, mengatakan bahwa taktis untuk tidak start di posisi pole karena efek slipstream, yang dapat membantu pembalap memimpin saat memasuki tikungan Les Combes.[115] Pérez melakukan start yang buruk, dan diserang oleh dua mobil Mercedes, tetapi akhirnya kembali ke posisi kedua. Setelah pit stop dimainkan, Pérez pada akhirnya finis kedua di belakang rekan setimnya, yaitu Verstappen, dan memberikan tim Red Bull posisi finis 1-2 sekali lagi.[116]
Pérez menyelesaikan sesi kualifikasi di posisi kedua untuk Grand Prix Singapura di belakang Charles Leclerc. Dia berhasil menyalip Leclerc di awal, dan memimpin setiap putaran. Balapan dipersingkat menjadi 59 putaran karena batas waktu 3 jam akibat mobil keselamatan dan penundaan selama satu jam. Dia menang dengan keunggulan 7,5 detik dari Leclerc. Pasca balapan, dia diselidiki karena pelanggaran mobil keselamatan; pada akhirnya, kemenangannya dibiarkan, dengan dia yang menerima teguran dan penalti 5 detik.[117] Dia terpilih sebagai Driver of the Day di Grand Prix yang sama.[118]
Pada Grand Prix Jepang, Pérez start dari urutan keempat. Dalam balapan, Carlos Sainz Jr. mundur setelah mengalami kecelakaan, yang berarti Pérez berada di urutan ketiga untuk sebagian besar jalannya balapan. Di putaran terakhir, dia membuat kesalahan di posisi kedua Charles Leclerc. Leclerc melintasi Casio Triangle, dan menghalangi Pérez untuk melakukan aksi menyalip. Leclerc dianugerahi penalti waktu 5 detik, yang mengangkat Pérez ke posisi kedua dalam balapan, dan memberikan tim Red Bull hasil finis di posisi 1-2 yang kelima untuk mereka di musim ini. Penalti itu juga berarti rekan setimnya, yaitu Max Verstappen, berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap.[119]
Pada balapan di kandangnya sendiri di Meksiko, Pérez start dari posisi keempat, dan menyalip George Russell untuk sekali lagi finis di atas podium di tempat ketiga, di belakang Lewis Hamilton dan rekan setimnya, yaitu Verstappen.[120]
Selama putaran berikutnya di São Paulo, Pérez menyelesaikan sesi kualifikasi di posisi kesembilan dalam keadaan yang sulit, mengangkat dirinya ke posisi kelima selama balapan Sprint. Dalam balapan, dia berhasil finis ketiga untuk sebagian besar waktu, tetapi tersingkir oleh Mobil Keselamatan, dengan dirinya yang menggunakan ban Medium dibandingkan dengan ban Soft milik pembalap lain. Dengan mobil yang sudah lambat, Pérez turun kembali ke posisi keenam. Dia membiarkan rekan setimnya, yaitu Verstappen, lewat dengan pemahaman bahwa Verstappen akan membiarkan Pérez untuk melewatinya jika dia tidak bisa mendapatkan posisi apa pun, karena pertarungan Pérez dengan Leclerc untuk memperebutkan tempat kedua di dalam klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap. Verstappen tidak membiarkan Pérez melewatinya, yang membuat Pérez merasa kecewa. Pasca balapan, Pérez mengatakan bahwa masalah itu "dibahas secara internal", dan mereka akan meletakkannya "di belakang" mereka sendiri.[121]
Pada babak final di Abu Dhabi, Pérez dan Leclerc imbang dengan 280 poin untuk memperebutkan posisi kedua. Di sesi kualifikasi, Pérez menerima derek dari rekan setimnya di putaran terbang terakhirnya, dan menyelesaikan sesi kualifikasi di posisi kedua, di depan Leclerc. Selama balapan, Pérez beralih ke strategi dua kali pit-stop, berlawanan dengan Leclerc. Dia kehilangan waktu melawan Sebastian Vettel dan Fernando Alonso, setelah dia melebar di chicane pada saat mencoba untuk menyalip. Dia kemudian melakukan kesalahan yang sama pada saat menyalip Lewis Hamilton, dan lagi-lagi kehilangan waktu. Akhirnya, dia ditahan oleh Pierre Gasly, yang telah di-over-lap, tetapi terlibat dalam pertempurannya sendiri tidak dengan cepat menyerahkan posisinya. Pada akhirnya, Pérez finis 1,4 detik di belakang Leclerc di tempat ketiga, yang berarti dia berada di urutan ketiga di dalam Klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2022.[122]
Pérez menyelesaikan musim ini dengan 305 poin, dengan 2 kemenangan, 1 posisi pole, 11 podium, dan 3 putaran tercepat, musim terbaiknya di dalam ajang Formula 1 sejauh ini.
Pada balapan pembuka musim di Bahrain, Pérez bahkan bersama dengan rekan setimnya, yaitu Verstappen, di putaran kualifikasi terakhir mereka hingga tikungan terakhir, di mana momen oversteer membuatnya unggul hampir 0,15 detik. Dalam balapan, dia pada awalnya kehilangan posisi oleh Charles Leclerc, yang kemudian dia pulihkan. Dia kemudian finis di urutan kedua, sekitar 11 detik di belakang Verstappen.[123]
Di Grand Prix Arab Saudi, Verstappen mengalami masalah teknis yang membuatnya tersingkir di sesi Q2. Pérez kemudian mengambil posisi terdepan dalam karir keduanya. Dia kehilangan posisi dari Fernando Alonso di awal, yang dengan cepat dia dapatkan kembali. Rekan setimnya, yaitu Verstappen naik ke posisi ke-2 setelah sebelumnya start dari posisi ke-15, tetapi kecepatan Pérez yang sedikit lebih cepat berarti dia memenangkan balapan dengan jarak hampir 5 detik, yang merupakan kemenangan kelima dalam karirnya dan yang pertama di musim 2023.[124]
Pada Grand Prix Azerbaijan, Pérez berhasil lolos sesi kualifikasi di posisi kedua untuk balapan sprint pada hari Sabtu, dan ketiga untuk balapan hari Minggu. Memenangkan balapan sprint dan Grand Prix, dia menutup jarak antara dirinya di tempat kedua dan Max Verstappen di tempat pertama di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap menjadi 6 poin. Kemenangan keenamnya secara keseluruhan dalam karirnya, itu juga menjadikan Pérez sebagai yang pertama dan, hingga saat ini, satu-satunya pembalap yang berhasil memenangkan Grand Prix Azerbaijan lebih dari sekali, di mana dia juga melakukannya pada musim 2021.[125]
Pada Grand Prix Miami, Pérez lolos di posisi terdepan setelah kesalahan dari pembalap Ferrari, yaitu Charles Leclerc, menyebabkan bendera merah di akhir sesi. Ini mengakhiri sesi, dan rekan setim Pérez, yaitu Max Verstappen, tidak dapat mencatatkan waktu setelah membatalkan putaran pertamanya di sesi Q3. Dalam balapan tersebut, Pérez disalip oleh Verstappen pada saat dia dipanggil untuk masuk ke dalam pit di putaran ke-21. Dia sempat kembali memimpin di putaran ke-46 saat Verstappen dipanggil untuk masuk ke dalam pit untuk media, tetapi pada akhirnya menyerahkan keunggulan kepada rekan setimnya, yang kemudian menjadi memenangkan balapan.[126]
Setelah serangkaian nasib buruk dan kesalahan yang membuat Pérez tidak mencapai sesi Q3 untuk lima balapan berikutnya atau naik podium untuk tiga balapan berikutnya, Pérez menempati posisi kedua di belakang Verstappen untuk balapan sprint di Austria. Dia bergumul dengan Verstappen untuk memimpin, tetapi pada akhirnya finis di posisi kedua. Dalam balapan tersebut, ia finis di posisi ketiga setelah start dari posisi grid kelima belas.[127]
Pada Grand Prix Hungaria, Pérez finis di posisi ketiga setelah start dari posisi kesembilan dan juga mendapatkan Driver of the Day.[128][129]
Pérez start dari posisi ketiga di Belgia, tertinggal sepersepuluh detik di belakang Charles Leclerc, tetapi start di urutan kedua karena penalti girboks yang diterima oleh rekan setimnya, yaitu Verstappen. Dia lolos ke urutan kedelapan untuk sesi Sprint Shootout setelah tidak menyelesaikan putaran terakhir, dan karena mobilnya mengalami kerusakan setelah kontak dengan Hamilton, maka dia tidak dapat menyelesaikan sprint. Pada balapan tersebut, ia menyalip Leclerc pada putaran pertama. Dia kemudian kehilangan keunggulan dari Verstappen, dan finis di urutan kedua.[130]
Setelah nyaris naik ke atas podium di Belanda,[131] di Italia ia start dari posisi kelima meskipun ada masalah mesin di sesi FP3. Dia memulai balapan ini di belakang Ferrari, Verstappen, dan Russell. Dalam balapan, ia memulai balapan ini dengan menggunakan ban medium, menyalip Russell, dan kemudian masuk ke dalam pit untuk mengganti ban mobilnya ke ban keras. Dia nyaris saja gagal mengungguli kedua Ferrari, namun tetap menyalip mereka dan finis di urutan kedua.[132]
Karier karting
Ringkasan karier karting
Musim
Seri
Tim
Posisi
2002
Super Karts Cup México — Superkart 125 (Light) JAP
^Silbermann, Eric (2015-10-28). "F1: Sergio Perez - On a Mexican wave". F1i.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-11. Religion is a very important part of my life. I’m Catholic and so I grew up with it. When I was young, about ten years old, I went with my family to the Vatican. The Pope at that time was Juan Pablo II, and he touched my hand. Since then, I’ve felt a really strong connection to him, very, very strong and I felt that he has always helped me, together with God. It’s just what I believe in. I feel very blessed.
^"Concussed Perez kept in hospital". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). 29 Mei 2011. Diakses tanggal 7 Oktober 2021.Lebih dari satu parameter |work= dan |newspaper= yang digunakan (bantuan)
^Benson, Andrew (9 September 2012). "Dominant Hamilton wins at Monza". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Oktober 2021.
^"Standings". Formula 1® - The Official F1® Website (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 November 2021.Periksa nilai tanggal di: |access-date= (bantuan)
^ ab"'Dirty' driver Perez has to calm down – Button". ESPN. 21 April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 December 2013. Diakses tanggal 1 December 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "ButtonOnPerez" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
^"Sakhir 2020 - Lap by lap". www.statsf1.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 January 2021. Diakses tanggal 4 January 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Sharan, Rahul (3 July 2022). "F1 Driver of the Day – British GP 2022". Total Motorsport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 July 2022. Diakses tanggal 9 July 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Verstappen charges to Belgian GP win". www.formula1.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 July 2023. Diakses tanggal 2023-07-30.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)