SMP Negeri 12 Yogyakarta adalah sekolah menengah pertama negeri yang terletak di Jalan Tentara Pelajar No. 9, Kota Yogyakarta Sekolah ini berdiri di atas tanah seluas 4.487 m².
SMPN 12 dekat dengan berbagai instansi seperti kantor SAMSAT Kota Yogyakarta, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V DIY, serta lembaga pendidikan (kampus) yang memudahkan siswa untuk mendapatkan informasi dan sumber belajar.
Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Yogyakarta pada tahun 1977 hanya ada delapan, yaitu SMP Negeri 1 sampai SMP Negeri 8. Sadar akan betapa pentingnya pendidikan, Presiden Soeharto meluncurkan program Instruksi Presiden (Inpres) di bidang pendidikan. Program tersebut dilakukan secara besar-besaran. Sekolah-sekolah SD, SMP, dan SMA baru didirikan di semua kecamatan seluruh Indonesia, termasuk SMP Negeri 12 Yogyakarta. SMP Negeri 12 didirikan sesuai program Inpres bersama SMP Negeri 9 hingga SMP Negeri 16.
Supaya segera bisa beroperasi melayani masyarakat, Penerimaan Siswa Baru (PSB) angkatan pertama diselenggarakan pada bulan Desember 1977. Seleksi dilakukan melalui tes tertulis untuk dua kelas, yaitu Kelas 1A dan Kelas 1B. Kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai pada hari Senin, 9 Januari 1978. Saat itu, SMP Negeri 12 Yogyakarta menempati gedung SMP Negeri 3 di Jalan Pajeksan 2, Yogyakarta, dengan jam belajar siang-sore (pukul 12.30–17.30), sehingga lebih dikenal dengan nama SMP Negeri 3 Sore. Karena belum memiliki kepala sekolah definitif dan jumlah guru belum mencukupi, SMP Negeri 12 Yogyakarta dipimpin oleh Kepala SMP Negeri 3, yaitu Ibu Dra. Bimo Walgito, dengan beberapa mata pelajaran diajar oleh guru-guru SMP Negeri 3.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 029210/0/1978 tertanggal 2 September 1978, SMP Negeri 12 mendapatkan izin operasional dengan kepala sekolah definitif, Bapak Drs. Moeltadjam. Wakil Kepala Sekolah dijabat oleh Bapak St. S. Darmawan, BA; Kepala Urusan Kurikulum oleh Bapak Soewardi; dan Kepala Urusan Kesiswaan oleh Bapak Muchtarul Anam. Staf guru dilengkapi oleh Kanwil Depdikbud Provinsi DIY melalui mutasi dari SMP lain, guru-guru baru lulusan PGSLP (crash program), dan rekrutmen oleh Kanwil Depdikbud.
Pegawai Tata Usaha ditugaskan oleh Kanwil Depdikbud DIY, terdiri dari Bapak Saijo (Ka. TU), Bapak Warid (Staf), dan Bapak Mardijono (Staf).
Pada PSB kedua, bulan Desember 1978, SMP Negeri 12 Yogyakarta diberikan formasi untuk menerima tiga kelas (Kelas 1A, 1B, 1C). Seleksi dilakukan melalui tes tertulis. Pada tahun ajaran 1979, SMP Negeri 12 Yogyakarta memiliki lima kelas: tiga rombongan belajar untuk kelas 1, dua rombongan belajar untuk kelas 2, dan dua rombongan belajar untuk kelas 3.
Pada pertengahan tahun 1980, SMP Negeri 12 pindah ke kampus baru di Jalan Tentara Pelajar 9, Yogyakarta. Peresmian kampus baru SMP Negeri 12 Yogyakarta dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Bapak Prof. Dr. Daoed Joesoef, pada 12 November 1980. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti yang kini dipasang di dinding barat aula sekolah.
Memiliki kampus sendiri memberikan kegembiraan, kebanggaan, dan semangat tersendiri. Di bawah kepemimpinan Bapak Drs. Moeltadjam yang pintar, tegas, berwibawa, dan penuh perhatian, semua guru berdisiplin dan kreatif membimbing siswa. Kegiatan ekstrakurikuler difasilitasi dan dimotivasi sebaik-baiknya. Salah satu ide yang tercetus adalah membentuk Pleton Inti (Tonti) Pelatihan Baris Berbaris (PBB). Pada tahun 1980, SMP Negeri 12 Yogyakarta mulai mengikuti Lomba Baris Berbaris (LBB) dengan seragam abu-abu kecoklatan dan lencana perisai merah bertuliskan “Voxpayana” seperti yang dikenakan siswa hingga kini. Warna abu-abu kecoklatan adalah warna khas seragam SMP Negeri 12 Yogyakarta. “Voxpayana” adalah nama khas sekolah yang berarti “Suara Ilmu Sejati”. Nama ini berisi pesan agar para lulusan SMP mampu mengamalkan ilmu sejati sesuai kehendak Tuhan Yang Maha Esa sehingga membawa kebaikan bagi diri sendiri, sesama, dan lingkungan. Awalnya, Voxpayana adalah nama majalah dinding sekolah, kemudian ditetapkan sebagai nama khas sekolah oleh kepala sekolah pertama. Berkat kerja keras semua pihak, Tonti SMP Negeri 12 selalu menjadi juara, mengungguli SMP lain yang lebih tua. Kegiatan Tonti menjadi unggulan SMP Negeri 12 Yogyakarta.
Berikut adalah daftar kepala sekolah yang memimpin SMP Negeri 12 Yogyakarta:
“BERAKHLAK MULIA, BERILMU AMALIA, BERPRESTASI DUNIA”
Setiap hari Kamis, siswa SMP Negeri 12 Yogyakarta mengenakan seragam khas berupa pakaian berwarna abu-abu muda dengan logo sekolah di lengan kiri, yang mencerminkan identitas mereka sebagai bagian dari sekolah.
Secara filosofis, Voxpayana berarti "Suara Ilmu Sejati." Ditinjau dari aspek etimologis, Voxpayana berasal dari dua kata: vox dan payana. Vox berarti "suara," sedangkan Payana adalah epilog (nama belakang) dari tokoh pewayangan Kresna Dwipayana, pembimbing Pandawa yang senantiasa memberikan ilmu sejati. Ilmu sejati memiliki ciri khas yang baik dan bermanfaat. Ilmu yang baik dan bermanfaat bagi manusia hanya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.Pandawa melambangkan negeri idaman bagi setiap manusia—sebuah negeri yang sejahtera. Namun, kesejahteraan Pandawa tidak turun begitu saja dari langit tanpa usaha. Negeri yang makmur tercipta karena dipimpin oleh seorang raja yang cerdas, menjadi teladan, amanah, demokratis, serta penuh kasih sayang kepada rakyatnya.
Setiap institusi memiliki lambang identitas yang mencerminkan nilai dan tujuan yang ingin dikembangkan. SMP Negeri 12 Yogyakarta memiliki beberapa simbol identitas, seperti bendera Voxpayana, badge sekolah, lagu mars "SMP 12 Yogyakarta," serta nama khas "Voxpayana." Lambang-lambang ini bertujuan untuk menanamkan semangat belajar dan membentuk karakter siswa. Nilai-nilai yang ditanamkan meliputi tanggung jawab, kreativitas, demokrasi, keberanian, kegigihan, kesantunan, sikap ilmiah, dan kejujuran. Nama "Voxpayana" diharapkan dapat menjadi simbol semangat siswa dalam menuntut ilmu dan menerapkannya di berbagai aspek kehidupan, baik selama bersekolah maupun di masyarakat.[3]
Sarana di SMP Negeri 12 Yogyakarta terkadang mengalami kerusakan akibat ulah siswa, seperti meja dan kursi yang sering dirusak meskipun telah disediakan oleh sekolah. Ini membuat sarana yang diberikan sekolah tidak efisien.
Siswa dapat memilih sampai 3 kegiatan
SMP Negeri 12 Yogyakarta memiliki empat organisasi yang membantu sekolah dalam memberikan fasilitas kepada seluruh warga sekolah. Dari empat organisasi tersebut, dua di antaranya berfokus pada kegiatan ibadah sesuai agama masing-masing. Meskipun demikian, hanya terdapat satu siswa yang beragama Hindu, sehingga tidak ada organisasi rohani khusus untuk agama Hindu. Dari keempat organisasi tersebut, hanya Palang Merah Remaja yang tidak memerlukan seleksi anggota untuk bergabung, menjadikannya organisasi yang paling transparan dan memiliki jumlah anggota terbanyak.
Kegiatan tersebut akan mendukung acara, fasilitas, dan sebagai lainnya.