Pulau ini terkenal sebagai lokasi novel Twenty-Four Eyes, dan film hasil adaptasi dari novelnya. Pulau Shōdo adalah daerah pertama di Jepang yang berhasil ditanami pohon zaitun. Oleh karena itu, pulau ini terkenal dengan julukan "pulau zaitun".
Geografi
Pulau Shōdo letaknya di sebelah utara Takamatsu, ibu kota Prefektur Kagawa yang berkedudukan di Pulau Shikoku. Luas pulau 153.30 km² dan panjang garis pantai 126 km. Pulau Shōdo adalah pulau terbesar ke-19 di Jepang, sekaligus pulau kedua terbesar di Laut Pedalaman Seto.
Di pulau ini terdapat Selat Dobuchi (土渕海峡code: ja is deprecated , Dobuchi-kaikyō) yang tercatat sebagai selat tersempit di dunia. Di bagian selat yang tersempit, lebarnya hanya 9,93 m.
Pulau ini dihubungkan dengan feri reguler dari Takamatsu, Himeji, Teshima and Okayama. Feri musiman menghubungkan Pulau Shōdo dengan Osaka dan Kobe.
Sejarah
Shōdo-shima dulunya bernama Azuki-shima, dan pernah menjadi bagian dari Provinsi Kibi dan lalu Provinsi Bizen. Setelah sempat menjadi wilayah Provinsi Sanuki, pulau ini dimasukkan ke dalam wilayah Prefektur Kagawa.
Pariwisata
Pulau Shōdo adalah tujuan wisata domestik yang populer di Jepang. Selain mengunggulkan ekoturisme seperti Selat Dobuchi, Angel Road, dan Taman Zaitun Shodoshima, pulau ini terkenal sebagai lokasi novel antiperang Twenty-Four Eyes (二十四の瞳code: ja is deprecated , Nijūshi no Hitomi) yang ditulis oleh Sakae Tsuboi. Novel ini sudah dua kali diangkat ke layar lebar (1954 and 1987), dan sebagai drama televisi spesial.[1][2] Pulau ini juga merupakan tempat kelahiran dua sastrawan Jepang lainnya: penyair Shigeji Tsuboi (suami Sakae Tsuboi) dan novelis/penulis cerpen Denji Kuroshima. Ketiganya adalah tokoh gerakan sastra proletariat, pembawa arus politik radikal sastra Jepang.
Pulau ini terkenal sebagai penghasil kecap asin dan buah zaitun. Pulau Shōdo memiliki hubungan pulau kembar dengan Milos, Yunani.