Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Mesolitikum

Mesolitikum atau Zaman Batu Madya[1] (Bahasa Yunani: mesos "tengah", lithos batu) adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda.[2]

Istilah ini diperkenalkan oleh John Lubbock dalam makalahnya "Zaman Prasejarah" (bahasa Inggris: Pre-historic Times) yang diterbitkan pada tahun 1865. Namun istilah ini tidak terlalu sering digunakan sampai V. Gordon Childe mempopulerkannya dalam bukunya The Dawn of Europe (1947).[2]

Pada zaman ini, kehidupan manusia beralih dari pola pemburu-pengumpul ke cara hidup menghasilkan makanan. Adanya kemampuan menghasilkan makanan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba sudah menetap secara permanen. Tempat hidup manusia purba terdapat di dekat sungai, danau, bukit dan hutan-hutan serta tempat-tempat yang di dekat dengan air. Mereka sudah tidak tinggal di gua-gua tetapi sudah menghuni rumah-rumah panggung yang dibangun secara sederhana. Rumah-rumah panggung tersebut didirikan agar dapat terhindar serangan binatang buas.[3]

Pada masa ini, kegiatan berburu masih tetap dilakukan, walaupun frekuensinya tidak sering seperti masa sebelumnya.[4]

Sistem berlandang secara berpindah ini disebut juga bergumah. Kegiatan seperti ini masih sering dijumpai di Indonesia seperti di pedalaman Papua dan Kalimantan.[5]

Sistem Sosial

Struktur sosial masyarakat purba masih sederhana berciri keseragaman (homogenitas) yang sangat tinggi. Keseragaman tersebut menyangkut berbagai aspek seperti aspek pola dan bentuk bentuk tempat tinggal. Bentuk-bentuk tempat tinggal berkaitan dengan struktur masyarakat masa bercocok tanam. Pada umumnya, bentuk-bentuk tempat tinggal (rumah) dari masa bercocok tanam berupa rumah-rumah kecil, bundar dan atapnya melekat di tanah. Pada saat ini bentuk-bentuk rumah peninggalan zaman prasejarah tersebut dapat dijumpai di pulau Timor dan Kalimantan Barat. Dalam aspek kependudukan mulai terjadi gejala pertambahan penduduk dengan cepat. Hal ini disebabkan pada masa itu mulai muncul anggapan di dalam masyarakat bahwa jumlah anggota keluarga yang banyak akan sangat menguntungkan karena tersedianya tenaga kerja yang dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan pekerjaan di bidang pertanian.[6]

Sistem Mata Pencaharian

Karena pertambahan penduduk yang menyebabkan jumlah tenaga tenaga kerja meningkat, bidang pertanian berkembang pesat. Pada bidang pertanian masyarakat mulai menanami lahan pertanian dengan jenis-jenis tanaman seperti umbi-umbian dan buah-buahan. Dari jenis-jenis tanaman tanaman itu berkembang jenis-jenis tanaman lainnya seperti biji-bijian, padi-padian dan sayur-sayuran namun selain bercocok tanam manusia purba juga beternak.[7]

Pada waktu luang saat menunggu panen masyarakat purba juga mengisinya dengan berbagai usaha kerajinan rumah tangga, seperti menganyam, membuat gerabah dan mengasah alat-alat pertanian. Adanya kepandaian manusia purba dalam membuat kerajinan tangan yang mulai dirintis pada masa bercocok tanam memunculkan spesialisasi pekerjaan di bidang pertambangan yang merupakan prasyarat bagi lahir perundagian.[7]

Pada masa bercocok tanam masyarakat purba juga sudah pandai membuat perahu dari pohon-pohon besar yang dipotong-potong dan digunakan untuk menangkap ikan. Proses pembuatan perahu dilakukan dengan melubangi potongan-potongan kayu besar dengan api dan selanjutnya lubang tersebut diperdalam dengan beliung sehingga menyerupai bentuk lesung. Pada saat itu juga telah ada kegiatan perdagangan perdagangan barter yaitu dengan cara tukar menukar barang barang guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.[7]

Sistem Peralatan Hidup

Peralatan hidup yang masih dapat dijumpai saat ini dari kehidupan mesolitik adalah sebagai berikut:[8]

Beliung Persegi

Beliung persegi berbentuk seperti cangkul dengan ukuran 4–25 cm. Alat itu dibuat dari batuan kalsedon, agat, chert, dan juspis. Tipe umum beliung persegi adalah beliung dengan variasinya yang berupa beliung bahu, beliung tangga, beliung atap, beliung biola dan beliung penarah. Daerah penemuan beliung persegi meliputi hampir seluruh Indonesia, terutama di bagian barat. Alat semacam itu juga ditemukan di Malaysia, Thailand, Kampuchea, Vietnam, China dan Taiwan.[8] Sedangkan di Indonesia, beliung persegi ditemukan di wilayah Nusa Tenggara, pulau Sumatra, pulau Jawa, dan Sulawesi.[9]

Kapak Lonjong

Kapak lonjong dibuat dari batu kali jenis nefrit yang telah diasah lebih halus daripada kapak persegi. Daerah penemuannya terbatas di wilayah bagian timur Indonesia. Hal itu sesuai dengan penelitian Van Heekeren dan W.F. Van Beers yang mengatakan bahwa di Kalumpang, Sulawesi Utara sudah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong. Penemuan itu ditaksir sangat muda, yaitu pada 600-1000 tahun yang lalu. Di Irian (Papua) juga ditemukan kapak lonjong.[8]

Mata Panah

Mata panah ini digunakan untuk berburu, memanah dan menangkap ikan dengan bentuk seperti gergaji yang terbuat dari tulang.[9] Mata panah ini ditemukan pada masa bermukim dan bercocok tanam. Daerah penemuan yang penting ialah Pacitan (Jawa Timur) dan Toala (Sulawesi Selatan). Mata panah bergerigi dan bilah dari kebudayaan Toala ditemukan di Toala Sulawesi Selatan.[8]

Gerabah dan Perhiasan

Hasil penelitian membuktikan bahwa alat-alat gerabah sudah mulai dibuat pada masa bermukim dan bercocok tanam, tetapi pembuatannya masih kasar dan sederhana. Alat gerabah itu pertama kali digunakan untuk menyimpan bahan makanan dan minuman, kemudian berkembang digunakan sebagai alat memasak. Bersamaan dengan itu, barang perhiasan juga mulai dibuat. Misalnya, gelang dari batuan kalsedon manik-manik dari tanah liat, kalung dari kulit kerang dan lukisan berwarna warni. Aneka lukisan itu dapat dijumpai dalam masyarakat pedalaman misalnya di Toraja dan Papua.[8]

Sistem Religi

Manusia prasejarah pada masa mesolitik sudah mengenal suatu kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Mereka percaya terhadap hal-hal yang menakutkan atau serba hebat. Selain itu mereka juga memuja roh nenek moyangnya kadangkala kalau melihat pohon yang besar tinggi dan rimbun manusia merasa ngeri. Manusia purba menganggap bahwa kegiatan itu disebabkan pohon itu ada yang menghuni.[8]

Begitupun terhadap batu besar serta binatang yang besar atau menakutkan mereka juga memujanya kekuatan alam yang besar seperti petir, topan, banjir dan gunung meletus yang di anggap menakutkan dan mengerikan juga dipuja. Jika terjadi letusan gunung berapi mereka beranggapan bahwa yang menguasai gunung sedang murka.[8]

Sistem kepercayaan masyarakat pada masa bermukim dan bercocok tanam dapat dibedakan atas dua hal:[8]

Animisme

Adalah paham kepercayaan yang meyakini bahwa roh mendiami benda-benda tertentu. Contoh paham animisme ini adalah upacara syukuran panen dengan memanggil roh pertanian.[10]

Dinamisme

Dinamisme adalah paham kepercayaan yang meyakini bahwa ada kekuatan gaib pada benda-benda tertentu.[10] Misalkan saja menaruh hormat kepada pohon, batu besar, gunung, dan jimat.[8]

Praktek religi dan kepercayaan berupa pemujaan arwah para leluhur masih dianut oleh suku-suku pedalaman di Indonesia misalnya suku bangsa Dayak di Kalimantan yang masih mempraktekkan ritual ritual animisme dan dinamisme.[8]

Zaman mesolitikum di Indonesia

Pada zaman mesolitikum di Indonesia, manusia hidup tidak jauh berbeda dengan zaman paleolitikum, yaitu dengan berburu dan menangkap ikan, tetapi manusia pada masa itu juga mulai mempunyai tempat tinggal agak tetap dan bercocok tanam secara sederhana.[11] Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche) sehingga di lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan berkas-berkas kebudayaan manusia pada zaman itu.[11]

Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur dari zaman mesolitikum yang ditemukan di sepanjang pantai timur Pulau Sumatra.[12] Hal ini diteliti oleh Dr. P. V. van Stein Callenfels pada tahun 1925 dan menurut penelitian yang dilakukannya, kehidupan manusia pada saat itu bergantung dari hasil menangkap siput dan kerang karena ditemukan sampah kedua hewan tersebut setinggi 7 meter.[12] Sampah dengan ketinggian tersebut kemungkinan telah mengalami proses pembentukan cukup lama, yaitu mencapai ratusan bahkan ribuan tahun.[12] Di antara tumpukan sampah tersebut juga ditemukan batu penggiling beserta landasannya (pipisan) yang digunakan untuk menghaluskan cat merah.[12] Cat tersebut diperkirakan digunakan dalam acara keagamaan atau ilmu sihir.[12] Di tempat itu juga ditemukan banyak benda-benda kebudayaan seperti kapak genggam yang disebut pebble atau kapak genggam Sumatra (Sumeteralith) sesuai dengan tempat penemuannya. Kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah dua dan teksturnya masih kasar.[12] Kapak lain yang ditemukan pada zaman ini adalah bache courte (kapak pendek) yang berbentuk setengah lingkaran seperti kapak genggam atau chopper.[12] Berdasaran pecahan tengkorak dan gigi yang ditemukan pada Kjokkenmoddinger, diperkirakan bahwa manusia yang hidup pada zaman mesolitikum adalah bangsa Papua Melanesoide.(nenek moyang suku Irian dan Melanesoid)[12]

Abris Sous Roche

Salah satu peninggalan zaman mesolitik berupa Abris sous roche.

Abris sous roche adalah goa menyerupai ceruk batu karang yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal.[12] Penelitian mengenai kebudayaan Abris sous roche ini juga dilakukan oleh van Stein Callenfels pada tahun 1928-1931 di Goa Lawu dekat Sampung, Ponorogo (Madiun).[13] Alat-alat yang ditemukan lebih banyak terbuat dari tulang sehingga disebut sebagai Sampung Bone Culture.[13] Di daerah Besuki (Jawa Timur), van Heekeren juga menemukan kapak Sumatra dan kapak pendek. Abris sous roche juga ditemukan pada daerah Timor dan Rote oleh Alfred Buhler yang menemukan flakes culture dari kalsedon bertangkai dan hal ini diduga merupakan peninggalan bangsa Papua Melanesoide.[14] Hasil kebudayaan Abris sous roche juga ditemukan di Lamancong (Sulawesi Selatan) yang biasa disebut kebudayaan Toala.[12] Kebudayaan Toala ditemukan pada suatu goa yang disebut Goa Leang Pattae dan inti dari kebudayaan ini adalah flakes dan pebble.[12] Selain Toala, para ahli juga menemukan kebudayaan Bacson-Hoabinh dan Bandung di Indonesia. Bacson-Hoabinh diperkirakan merupakan pusat budaya prasejarah Indonesia dan terdiri dari dua macam kebudayaan, yaitu kebudayaan pebble (alat-alat tulang yang datang dari jalan barat) dan kebudayaan flakes (datang melalui jalan timur).[12] Sementara itu, penelitian kebudayaan Bandung dilakukan oleh van Koenigswald di daerah Padalarang, Bandung Utara, Cicalengka, BanjarabSoreang, dan sebelah barat Cililin. Kebudayaan yang ditemukan berupa flakes yang disebut microlith (batu kecil), pecahan tembikar, dan benda-benda perunggu.[12]

Galeri

Berikut ini gambar-gambar peninggalan dari zaman Mesolitikum yang ditemukan pada situs pemakaman di Théviec, Saint-Pierre-Quiberon, Bretagne, Prancis. Koleksi Muséum de Toulouse.

Referensi

  1. ^ [https://web.archive.org/web/20131111231553/http://download.bse.kemdikbud.go.id/fullbook/20090610144843.pdf Diarsipkan 2013-11-11 di Wayback Machine. Listiyani, Dwi Ari. 2009. Sejarah 1: Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Indonesia.
  2. ^ a b Linder, F., 1997. Social differentiering i mesolitiska jägar-samlarsamhällen. Institutionen för arkeologi och antik historia, Uppsala universitet. Uppsala.
  3. ^ Targiyatmi, Eko (2014). Sejarah Pembelajaran Sejarah Interaktif. Solo: Platinum. ISBN 978-602-257-577-1. 
  4. ^ Basri, Asrul; Zulkarnain, Irwan; Lisabilla, Nusi; Moerdiyanti, Retno (2001). Mengenal Tradisi Bercocok Tanam di Indonesia. Jakarta: Museum Nasional. 
  5. ^ "Portal Sejarah Indonesia dan Dunia: Corak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam". Portal Sejarah Indonesia dan Dunia. Diakses tanggal 2020-05-10. 
  6. ^ Targiyatmi, Eko (2014). Sejarah Pembelajaran Sejarah Interaktif. Solo: Platinum. ISBN 978-602-257-577-1. 
  7. ^ a b c Targiyatmi, Eko (2014). Sejarah Pembelajaran Sejarah Interaktif. Solo: Platinum. ISBN 978-602-257-577-1. 
  8. ^ a b c d e f g h i j Targiyatmi, Eko (2014). Sejarah Pembelajaran Sejarah Interaktif. Solo: Platinum. ISBN 978-602-257-577-1. 
  9. ^ a b "Masa Bercocok Tanam - Pengertian, Ciri, Corak dan Jenis | dosenpintar". dosenpintar.com. Diakses tanggal 2020-05-10. 
  10. ^ a b "Portal Sejarah Indonesia dan Dunia: Apa Perbedaan Kepercayaan Animisme dengan Dinamisme?". Portal Sejarah Indonesia dan Dunia. Diakses tanggal 2020-05-10. 
  11. ^ a b (Inggris) Susan G. Keates, Juliette Pasveer (2004). Modern Quaternary Research in Southeast Asia, Volume 17: Quaternary Research In Indonesia. Taylor & Francis. ISBN 978-90-5809-674-6. 
  12. ^ a b c d e f g h i j k l m Soekmono R. (1973). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I. Yogyakarta: Kanisius. ISBN 978-979-413-174-9. 
  13. ^ a b (Inggris) D. P. Erdbrink (1954). "Mesolithic Remains of the Sampung Stage in Java: Some Remarks and Additions". Southwestern Journal of Anthropolog. 10 (3): 294–303. 
  14. ^ (Inggris) Sylvia Ohnemus (1998). An ethnology of the Admiralty Islanders: the Alfred Bühler Collection. University of Hawaii Press. 

Bacaan lanjutan

  • Dragoslav Srejovic Europe's First Monumental Sculpture: New Discoveries at Lepenski Vir. (1972) ISBN 0-500-39009-6 Rifqi Ganteng

Pranala luar

Read other articles:

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Western Kentucky Botanical Garden – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (March 2017) (Learn how and when to remove this template message) Country Doctor's Office adjacent to the Herb Garden The Western Kentucky Botanical Garden (WKBG) is a botanical garden…

يفتقر محتوى هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر. فضلاً، ساهم في تطوير هذه المقالة من خلال إضافة مصادر موثوق بها. أي معلومات غير موثقة يمكن التشكيك بها وإزالتها. (ديسمبر 2018) 14° خط طول 14 شرق خريطة لجميع الإحداثيات من جوجل خريطة لجميع الإحداثيات من بينغ تصدير جميع الإحداثيات من كيه …

Tundalus und der Engel vor dem Rachen eines Höllenmonsters (Illustration von Simon Marmion) Die Visio Tnugdali (lat. „Vision des Tnugdalus“) ist ein religiöser Text aus dem 12. Jahrhundert, der von der Jenseitsvision des irischen Ritters Tnugdalus (später vereinfacht „Tundalus“ oder „Tondolus“) berichtet. Kurz nach 1149 schrieb der irische Wandermönch Bruder Marcus im Schottenkloster zu Regensburg in lateinischer Prosa den Visionsbericht nieder. Die Jahresangabe nennt er selbst a…

维吾尔语ئۇيغۇرچە / ئۇيغۇر تىلى使用传统维文书写“维吾尔”一词发音[ʊjʁʊrˈtʃɛ], [ʊjˈʁʊr tili]母语国家和地区中华人民共和国、哈萨克斯坦、吉尔吉斯斯坦和乌兹别克斯坦族群维吾尔族、乌孜别克族、艾努人母语使用人数10,040,000 (2016)[1]語系突厥语族[2] 共同突厥语葛逻禄语支东葛逻禄亚语支维吾尔语早期形式原始突厥语 古代突厥—回鹘语古葛逻

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada November 2022. Sylvie's LoveSutradara Eugene Ashe Produser Jonathan Baker Gabrielle Glore Nnamdi Asomugha Matthew Thurm Ditulis oleh Eugene Ashe Pemeran Tessa Thompson Nnamdi Asomugha Ryan Michelle Bathe Aja Naomi King Eva Longoria Penata musikFabrice LecomteSine…

Jogja-NETPAC Asian Film FestivalLokasiYogyakarta, IndonesiaDidirikan31 Juli 2006; 17 tahun lalu (2006-07-31)PenghargaanGolden Hanoman Award Silver Hanoman Award NETPAC Award Geber Award Blencong Award Student AwardSitus web resmi Jogja-NETPAC Asian Film Festival (selanjutnya disingkat JAFF) adalah festival film di Indonesia yang digelar setiap tahun sejak 31 Juli 2006 di Yogyakarta. Festival ini menghadirkan sinema dari negara-negara di Asia, khususnya Indonesia. Selama penyelenggaraannya, …

صورة فنية لحلقات ريا. تمت مضاعفة كثافة الجسيمات إلى حد كبير في الصورة بغرض الإيضاح.[1] قد يكون لقمر ريا التابع لكوكب زحل نظام حلقي ضعيف يتكون من ثلاثة نطاقات ضيقة وكثيفة نسبيًا داخل قرص الجسيمات المكونة له. في حال تأكيده، سيكون هذا أول اكتشاف لحلقات حول قمر. أُعلِن عن الاكت…

15th edition of the CONMEBOL Libertadores Femenina 2023 Copa Libertadores FemeninaTournament detailsHost countryColombiaCityBogotá and CaliDates5–21 October 2023Teams16 (from 10 associations)Venue(s)2 (in 2 host cities)Final positionsChampions Corinthians (4th title)Runners-up PalmeirasThird place Atlético Nacional/Formas ÍntimasFourth place InternacionalTournament statisticsMatches played32Goals scored132 (4.13 per match)Attendance25,300 (791 per match)Top scorer(s…

Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.Cari sumber: Ahli waris takhta Kerajaan Bahrain – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (June 2012) Pewaris takhta Bahrain ditentukan oleh hak primogenitur keturunan laki-laki dari Sheikh Isa bin Ali Al Khalifa (…

Filipino TV series or program ParaisoTitle cardAlso known asParadiseGenreRomanceBased onIsla Sanctuarioby Dawn IgloriaWritten by Ruby Leah Castro Jurey Mirafuentes Michael Transfiguracion Julius Benjamin Villanueva Bianca Geli Directed byConnie MacatunoNico HernandezRechie del CarmenCreative directorJohnny Delos SantosStarring Jessy Mendiola Matteo Guidicelli Jewel Mische Matt Evans Denise Laurel Opening themeIkaw Lang at Ako by Liezel GarciaComposerDonna CruzCountry of originPhilippinesOri…

American award for film and television personnel The American Cinematheque Award annually honors an extraordinary artist in the entertainment industry who is fully engaged in his or her work and is committed to making a significant contribution to the art of the motion pictures.[1] These are organised by American Cinematheque, an independent, non-profit cultural organization in Los Angeles dedicated exclusively to the public presentation of the moving image in all its forms. Recipients E…

For the Fort Harker used by the United States Army during the Indian Wars from 1867 to 1872, see Fort Harker (Kansas). United States historic placeFort HarkerU.S. National Register of Historic Places Fort Harker ArtilleryLocationSouth of AL 117Nearest cityStevenson, AlabamaCoordinates34°51′41″N 85°50′24″W / 34.86139°N 85.84000°W / 34.86139; -85.84000Built1862NRHP reference No.77000205Added to NRHPMay 2, 1977 Fort Harker, located near Stevenson, Alaba…

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Februari 2023. Perkembangan Film JermanJumlah layar4,637 (2014)[1] • Per kapita7.2 per 200,000 (2013)[2]Distributor utamaWarner (19.5%)Walt Disney (11.5%)Sony Pictures (11.1%)[3]Film fitur yang diproduksi (2011)[4]Fiksi1…

The San Joaquin Valley of California has seen environmental issues arise from agricultural production, industrial processing and the region's use as a transportation corridor. Geographically, the San Joaquin Valley stretches from the Tehachapi Mountains in the south, between the California coastal ranges and the Sierra Nevada range, and opening into Sacramento–San Joaquin River Delta in the north. Much of the large, flat land area is devoted to large-scale agricultural production, although the…

John ScarpatiJohn ScarpatjiBornJune 29, 1960Great Bend, KansasNationalityAmericanKnown forPhotographerNotable workFishbone Look What the Cat Dragged In Hooked Cherry Pie One Day It Will Please Us to Remember Even This Tight RopeFolklore and SuperstitionWebsitescarpati.com John Scarpati (born June 29, 1960) is a professional photographer whose photography has appeared on hundreds of album and CD covers for bands and individual musicians.[1][2] He is also the owner of Scarpati…

Design style originating from Brooklyn, New York City Exposed Edison light bulbs form one of the aspects of the Brooklyn Look in restaurants The Brooklyn Look is a design style that is used in fields such as interior design, food packaging and greeting cards which originated from Brooklyn, New York City. Characteristics During an interview with Interior Design, design firm co-owner Joan Michaels stated that the Brooklyn Look consists of reclaimed wood, exposed lightbulbs and taxidermy.[1]…

1969 film by John Frankenheimer The Gypsy MothsThe Gypsy Moths Movie posterDirected byJohn FrankenheimerScreenplay byWilliam HanleyBased onThe Gypsy Moths (novel)by James DroughtProduced byHal LandersBobby RobertsEdward Lewis (executive)StarringBurt LancasterDeborah KerrGene HackmanScott WilsonCinematographyPhilip H. LathropEdited byHenry BermanMusic byElmer BernsteinProductioncompaniesEdward Lewis ProductionsJohn Frankenheimer ProductionsLanders-Roberts ProductionsDistributed byMetro-Goldwyn-Ma…

For other uses, see Toledo. This article is about the city in Ohio. For the metropolitan area, see Toledo metropolitan area. City in Ohio, United StatesToledo, OhioCityDowntown ToledoUniversity of ToledoToledo Museum of ArtLucas County CourthouseAnthony Wayne BridgeFifth Third Field FlagSealLogoNickname: The Glass CityMotto: Laborare est Orare (To Work is to Pray)[1]Interactive map of Toledo's locationToledoShow map of OhioToledoShow map of the United StatesCoordinates: 41°39…

City in Florida, United StatesSt. Augustine San Agustín (Spanish)CityCity of St. AugustineTop, left to right: Castillo de San Marcos, St. Augustine Light, Flagler College, Lightner Museum, statue near the Cathedral Basilica of St. Augustine, St. Augustine Alligator Farm Zoological Park, Old St. Johns County Jail Coat of armsNickname(s): Ancient City, Old CityLocation in St. Johns County and the U.S. state of FloridaSt. AugustineLocation in the United StatesCoordinates: 29°53′41″N…

Rainsford Island is part of the Boston Harbor Islands National Recreation Area, a National Recreation Area situated among the islands of Boston Harbor of Boston, Massachusetts The islands of Massachusetts range from barren, almost completely submerged rocks in Massachusetts Bay (e.g. Abbott Rock, first on the list below) to the large, famous and heavily visited Martha's Vineyard and Nantucket. The recent history of Massachusetts' islands includes creation by flooding, connection to the mainland …

Kembali kehalaman sebelumnya