Manuk Napinadar atau Ayam Napinadar adalah masakan khas Batak yang biasanya dihidangkan pada pesta adat tertentu,[1] biasanya disajikan saat seseorang sedang mengalami suka cita seperti kelahiran anak, pernikahan, dan saat seseorang akan berangkat merantau.[2] Bagi masyarakat Batak, ayam napinadar memiliki filosofi yaitu sebagai sarana untuk memanjatkan doa dan dapat memberikan semangat dan berkat. Dengan memberikan hidangan ini ke seseorang maka harapannya seseorang tersebut dapat mendapatkan kesehatan dan berkat yang melimpah.[2]
Proses Memasak
Ayam napinadar dipanggang terlebih dahulu, setelah itu lalu disiram dengan darah ayam (manuk) itu sendiri, dan dicampur dengan andaliman, bawang putih bubuk (yang sudah digiling sampai halus) lalu dimasak. Campuran bumbu dengan darah ayam membuat kuah ayam ini menjadi lebih kental dan lebih gurih.[3] Jenis ayam yang digunakan untuk hidangan ini adalah ayam kampung jantan, hal ini melambangkan keberhasilan dan kegagahan.[4] Hidangan ini juga dapat dikonsumsi bagi penganut agama Muslim, bumbu ayam tidak menggunakan darah ayam namun diganti dengan parutan kelapa.[3]