Letusan Plinius ditandai dengan semburan gas vulkanis dan abu vulkanik yang menyembur tinggi hingga stratosfer, suatu lapisan atmosfer yang sangat tinggi. Karakteristik utamanya adalah pemancaran batu apung dalam jumlah besar dan letusan letusan gas yang sangat kuat dan berlangsung lama.[2]
Letusan pendek dapat berakhir kurang dari sehari, tetapi letusan panjang dapat mencapai beberapa bulan. Letusan panjang bermula dari pembentukan awanabu vulkanik, kadang-kadang disertai awan panas. Jumlah magma yang dikeluarkan sangat banyak sehingga puncak gunung kemungkinan dapat runtuh dan menjadi suatu kaldera.[3] Abu halus dapat menyebar hingga area yang sangat luas. Letusan Plinius sering disertai oleh suara letusan yang nyaring, seperti yang dihasilkan oleh letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.[4]
Beberapa contoh letusan Plinius yang menghasilkan kaldera antara lain adalah: