Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." (TB)[6]
Orang Kristen yang dipenuhi dengan Roh sangat peka terhadap komunikasi Roh ketika berdoa dan berpuasa (lihat Matius 6:16). Mungkin komunikasi dari Roh Kudus ini datang melalui ucapan nubuat (bandingkan Kisah Para Rasul 13:1). Paulus dan Barnabas dipanggil untuk mengabarkan Injil dan mereka diutus oleh gereja di Antiokhia. Sifat dari tugas mereka diterangkan dalam Kisah Para Rasul 9:15; 13:5; 22:14–15,21; 26:16–18.
1) Paulus dan Barnabas dipanggil untuk memberitakan Injil, membawa orang kepada suatu hubungan yang menyelamatkan dengan Kristus. Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa para utusan gerejawi di Perjanjian Baru diutus untuk melakukan pekerjaan sosial atau politis, yaitu, menyebarkan Injil dan mendirikan gereja-gereja dengan memulai berbagai kegiatan sosial dan politis yang terorganisasi untuk kepentingan populasi kekaisaran Romawi. Tujuan penugasan mereka adalah menuntun orang kepada Kristus (Kisah Para Rasul 16:31; 20:21), membebaskan mereka dari kuasa Iblis (Kisah Para Rasul 26:18), mendatangkan Roh Kudus atas mereka (Kisah Para Rasul 19:6) dan menetapkan mereka dalam gereja-gereja. Di dalam orang-orang Kristen yang baru ini Roh Kudus datang untuk tinggal dan menyatakan diri-Nya lewat kasih; Dia memberikan karunia-karunia rohani (1 Korintus 12:1–13:13) serta mengubah batin mereka supaya kehidupan mereka memuliakan Juruselamat yang hidup.
2) Utusan-utusan Injil dewasa ini harus memiliki kegiatan pokok yang sama: menjadi pelayan dan saksi Injil, membawa orang kepada Kristus dengan membebaskan mereka dari kekuasaan Iblis (Kisah Para Rasul 26:18), menjadikan mereka murid-murid Tuhan, mendorong mereka untuk menerima Roh Kudus dan karunia-karunia-Nya (Kisah Para Rasul 2:38; 8:17), serta mengajar mereka untuk menaati segala sesuatu yang diperintahkan oleh Kristus (Matius 28:19–20). Di samping itu harus ada tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat, penyembuhan orang sakit, dan kelepasan untuk mereka yang ditindas oleh setan (Kisah Para Rasul 2:43; 4:30; 8:7; 10:38; Markus 16:17–18). Akan tetapi, tugas utama pemberitaan Injil juga harus termasuk tindakan-tindakan kasih dan kemurahan yang bersifat pribadi kepada mereka yang membutuhkan (bandingkan Galatia 2:10). Dengan cara ini, semua yang terpanggil untuk bersaksi tentang Injil akan mencontoh pelayanan Yesus (lihat Lukas 9:2).[7]
Ayat 3
Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.[8]
Pasal ini memulaikan gerakan misionaris yang besar "hingga ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul 1:8). Prinsip-prinsip misionaris yang digambarkan dalam pasal ini (Kisah Para Rasul 13:1-52) merupakan pola bagi semua gereja yang mengutus misionaris.
1) Kegiatan misioner dimulaikan oleh Roh Kudus lewat para pemimpin rohani yang mengabdi kepada Tuhan dan kerajaan-Nya, sambil mencari Dia dengan doa dan puasa (Kisah Para Rasul 13:2).
2) Gereja harus peka terhadap bimbingan, pelayanan nubuat dan kegiatan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 13:2).
3) Misionaris yang diutus harus pergi dengan panggilan dan kehendak Roh Kudus yang khusus (Kisah Para Rasul 13:2).
4) Dengan doa dan berpuasa, sambil senantiasa berusaha agar selaras dengan kehendak Roh Kudus (Kis 13:3–4), gereja meneguhkan bahwa Allah telah memanggil beberapa orang untuk pekerjaan misi. Sasarannya ialah agar gereja hanya mengutus mereka yang dikehendaki oleh Roh Kudus.
5) Dengan penumpangan tangan dan pengutusan para misionaris, gereja menunjukkan komitmennya untuk mendukung dan mendorong mereka yang pergi. Tanggung jawab dari gereja yang mengutus mencakup hal mengirim mereka dengan kasih dan dengan cara yang layak di hadapan Allah (3Yoh 1:6) berdoa untuk mereka (Kisah Para Rasul 13:3; Ef 6:18–19) serta memberikan sokongan keuangan (Luk 10:7; 3Yoh 1:6–8), termasuk persembahan kasih bagi kebutuhan mereka (Filipi 4:10,14–18). Para misionaris dianggap sebagai perluasan dari tujuan, kepedulian dan tugas dari gereja yang mengutus; dengan demikian gereja menjadi orang yang "mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran" (3Yoh 1:8; bandingkan Filipi 1:5).
Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur (Sergius Paulus) itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan. (TB)[9]
Sergius Paulus dicatat sebagai gubernur Romawi pertama yang percaya kepada YesusKristus.[10]
Ayat 19
[Paulus berkata:] "Dan setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan mereka" (TB)[11]
"Tujuh bangsa di tanah Kanaan": Nama bangsa-bangsa ini disebutkan pada Ulangan 7:1 sebelum bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan memasuki tanah Kanaan, yaitu:
[Paulus berkata:] "selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberikan mereka hakim-hakim sampai pada zaman nabi Samuel." (TB)[13]
"Kira-kira 450 tahun": Menurut Knatchbull masa ini terhitung sejak kelahiran Ishak sampai Allah "membagi-bagikan tanah itu kepada" suku-suku Israel (Kisah Para Rasul 13:19) melalui undian pada zaman Yosua,[14] dengan jumlah sebenarnya 447 tahun, sebagaimana dikutip oleh Gill[15] dan Alkitab Jenewa, atau jika dihitung setahun sebelum kelahiran Ishak (permulaan kehamilan Sara), yaitu pada saat Allah menegaskan janji pemberian tanah itu kepada Abraham melalui benihnya, adalah 448 tahun, sebagaimana dikutip oleh Benson.[16]
Ayat 23
[Paulus berkata:] "Dan dari keturunannyalah (Daud), sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus." (TB)[17]
[Paulus berkata:] "telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini." (TB)[18]
[Paulus berkata:] "Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi." (TB)[19]
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
^John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
^John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
^Walker, Thomas. Annotations upon some difficult texts in all the books of the New Testament by Sr. Norton Knatchbull ... (1693). Halaman 131. Kutipan: "Maka waktu ini, di mana Allah dapat sepatutnya dikatakan telah memilih bapa-bapa mereka, kira-kira empat ratus lima puluh tahun sebelum Ia memberikan mereka hakim-hakim, oleh mereka dihitung sejak kelahiran Ishak, yang olehnya Allah boleh sepatutnya dikatakan telah memilih bapa-bapa mereka: karena dalam keluarganya perjanjian itu akan digenapi. Dan, untuk membuat perhitungan ini terbukti: Sejak kelahiran Ishak sampai kelahiran Yakub adalah 60 tahun; sejak itu sampai mereka pergi ke Mesir 130 tahun; sejak itu sampai mereka keluar, 210 tahun; sejak itu sampai memasuki tanah Kanaan, 40 tahun; dan sejak itu sampai pembagian tanah, yaitu penggenapan seluruh masa (kira-kira pada waktu itu kemungkinan mereka mulai menyerahkan pemerintahan mereka ke tangan para hakim) adalah 7 tahun; yang seluruhnya berjumlah 447 tahun. Dan jika seharusnya dihitung sejak setahun sebelumnya, ketika Allah menetapkan perjanjian-Nya antara Diri-Nya dan Abraham, dan seluruh benihnya setelah dia (Kejadian 17:19), maka akan menjadi 448 tahun, yang lebih dekat kepada angka kita "450"; dan secara memadai menjawab cara pengungkapan sang rasul, ως, kira-kira empat ratus lima puluh tahun.”