Syekh Khatib Muhammad Ali bin Abdul Muthalib (1863-1936), atau disebut pula Syekh Khatib Ali Padang, adalah salah seorang ulama Minangkabau. Ia adalah salah seorang ulama Kaum Tua yang mempertahankan Tarekat Naqsyabandiyah dalam polemik dengan Kaum Muda yang membawa arus pembaharuan modernisme di Minangkabau.[1]
Syekh Khatib Ali lahir di Koto Baru Muara Labuh, Sungai Pagu, Solok Selatan. Pada usia 21 tahun, ia berangkat ke Mekkah untuk memperdalam ilmu agama dan menunaikan ibadah haji.
Ia menetap selama kira-kira 6 tahun dan menuntut ilmu kepada berbagai ulama di sana. Ia kembali ke kampung halamannya di Muara Labuh hanya selama 3 tahun saja, dan ia berangkat kembali ke Mekkah. Pada kali kedua ini, Syekh Khatib Ali belajar pada antara lain Syekh Utsman Fauzi al-Khalidi Jabal Qais, Syekh Sa'udasy Mekkah, Syekh Ahmad Ridwan Madinah dan Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Ia banyak mendalami bidang ilmu tasawuf, tauhid, dan qira'at al-Qur’an.
Pada tahun 1905, Syekh Khatib Ali memutuskan untuk menetap di Padang, tepatnya di daerah Parak Gadang, Padang Timur.
Pengajaran
Di Parak Gadang Syekh Khatib Ali mendirikan surau. Pada tahun 1923 ia mendirikan Madrasah Irsyadiyah, sebuah sekolah yang didirikannya setelah mengunjungi Madrasah Al-Irsyadiyah Asy-Syurkati di Jakarta.
Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Khatib Ali
Khatib Khatib Ali Ahmad Khatib al-Minangkabawi Khatib Dayan Ibnu al-Khatib Abdul Hamid Khatib Jalan Khatib Sulaiman, Padang Biji khatib Ahmad Khatib Datuk Batuah Fuad Abdul Hamid Khatib Lutfiah al-Khatib Tawfik Khatib R.B. Khatib Pahlawan Kayo Iman Khatib-Yasin Al-Khathib al-Baghdadi Syamsul Bahri Khatib Chatib Sulaiman Rasoul Khatibi Abdul Manaf Amin Ahmad Khātib as-Sambāsi Stasiun MRT Khatib