Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Datu Pujung Amuntai

Datu Pujung Amuntai, dikenal sebagai orang sakti dan tokoh masyarakat, khususnya di wilayah Amuntai, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Ia hidup pada pemerintahan Pangeran Suryanata hingga pemerintahan Sultan Suriansyah. Selama hidup jiwa raganya diberikannya kepada kerajaan.

Nama

Dalam salah satu riwayat diceritakan, Datu Pujung Amuntai disebutkan bernama asli Aria Malangkan. [1]

Kesaktian

Selain memiliki tubuh yang besar dan kekar, masyarakat Amuntai kala itu juga mengetahui bahwa Datu Pujung Amuntai memiliki kesaktian. Seperti lari cepat, melompat sangat jauh dan pandai melipatgandakan kekuatan.

Kepribadian

Sadar akan kelebihan yang dimilikinya, sebagai karunia Allah SWT yang patut disyukuri, Datu Pujung menggunakannya untuk kebaikan, dengan membantu orang. Dia tidak suka menolak setiap tugas yang dibebankan kepada dia, meskipun tugas tersebut sangat berat. Satu hal yang amat tergambar dalam sosok Datu Pujung, adalah ketekunannya dalam menuntut dan menyempurnakan ilmu.[2]

Tiang Masjid Suriansyah

Datu Pujungan Amuntai ikut andil dalam membangun Masjid Sultan Suriansyah. Suatu hari Sultan Suriansyah memerintahkan Datu Pujung untuk mencari kayu ulin empat batang untuk tiang masjid yang akan didirikan di kuin. Setelah menerima tugas dari Sultan Suriansyah, dia langsung menuju ke arah timur. Setelah sekian lama, tiba lah di Pagatan Pulau Laut. Sayangnya ulin yang dicari belum ditemukan. Datu Pujung sempat tinggal lama di Pagatan dan sempat menjalin persahabatan dengan Datu Mabrur. Karena tak mendapatkan kayu ulin yang dimaksud, Datu Pujung kemudian menuju hulu Mahakam. Di daerah tersebut ulin yang dicari ditemukan, lalu dikepit di bawah kedua ketiak, selanjutnya dengan ilmu lari cepat, Datu Pujung membawa kayu ulin tersebut ke kerajaan Banjar. Menempuh sekitar 2 hari perjalanan dari hulu Mahakam ke Kuin, Datuju Pujung menyerahkan ulin kepada Sultan Suriansyah. Besoknya dengan melibatkan seluruh masyarakat, di bangunlah masjid tersebut. Masjid tersebut dikenal dengan nama Masjid Sultan Suriansyah di Kuin Banjarmasin Kalimantan Selatan.[3]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Asmuni, Fahrurraji. Datu-Datu Terkenal Kalimantan Selatan. Amuntai: Hemat. ISBN 9786021822432. 
  2. ^ Cerita Datu Datu Terkenal Kalimantan Selatan, Penerbit Sahabat, Kandangan Banjarmasin, 2003
  3. ^ Usman A Gazali, Drs. H. Riwayat Datu Sanggul dan Para Datu Datu. Rantau: Pemerintah Kabupaten Tapin, 1999

Pranala luar


Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Datu Pujung Amuntai

Datu Datu Sanggul Datu Muning Datu Pujung Amuntai Pulau Datu Datu Pamulutan Lahad Datu Datu Pantun Datu Saudi Ampatuan, Maguindanao Kedatuan Seran Bandar Udara Lahad Datu Lalu Onye Datu Ungkap Sermin Stadion Datu Muning Stadion Datu Adil Piyeung Datu, Montasik, Aceh Besar Datu Paglas, Maguindanao Datu Bagul Datu Unsay, Maguindanao Datu Abdullah Sangki, Maguindanao Datu Anggal Midtimbang, Maguindanao Datu Montawal, Maguindanao Datu Piang, Maguindanao Datu Odin Sinsuat, Maguindanao Datu Hoffer Ampatuan, Maguindanao Datu Blah T. Sinsuat, Maguindanao Datu Salibo, Maguindanao Maipa Deapati & Datu' …

Museng Sultanah Siti Aisyah Buntu Datu, Bara, Palopo Datu Bala Sawo Abdul Hamid Abulung al-Banjari Kapal patroli kelas Tanjung Datu Ihwan Datu Adam Datu Gunung Setia Kedatuan Kedatuan Suppa Pulau Datu, Kutai Kartanegara Datu Kuning, Amuntai Tengah, Hulu Sungai Utara Datu Beru Tunyang, Timang Gajah, Bener Meriah Dasopang Pengkadan, Kapuas Hulu Tumbang Datu, Sangalla Utara, Tana Toraja Konflik Sabah 2013 Datu (ikan) Muhammad Arsyad al-Banjari Kedatuan Luwu Muhammad Jalaluddin Syah II Mas Bantan Tridatu Kesultanan Soppeng Kedatuan Sidenreng Nurliah Datuan Batara Abdussamad Al-Banjari (Datu Sanggul) Abdurrahman Siddiq Kedatuan, Bekri, Lampung Tengah Bagan Datuk Victor Datuan Batara Buntu Datu, Mengkendek, Tana Toraja Sriwijaya Muhammad Nafis al-Banjari Kesunanan Giri

Kembali kehalaman sebelumnya