Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari List of emperors of the Han dynasty di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Dinasti Han didirikan oleh pemimpin pemberontak petani (Liu Bang), yang secara anumerta dikenal sebagai Kaisar Gao (memerintah 202 –195 SM) atau Gaodi. Kaisar paling paling lama menjabat dari dinasti tersebut adalah Kaisar Wu (memerintah 141–87 SM), atau Wudi, yang memerintah selama 54 tahun. Dinasti tersebut secara singkat diinterupsi oleh dinasti Xin dari bekas pemangku rajaWang Mang, namun ia dilengserkan pada tahun 23 Masehi dan dinasti Han didirikan kembali oleh Liu Xiu, yang secara anumerta dikenal sebagai Kaisar Guangwu (memerintah 25–57 M), atau Guangwu Di.[2] Kaisar Han terakhir, Kaisar Xian (memerintah 189–220 M), merupakan seorang penguasa boneka dari Kanselir Cao Cao (155–220 M), yang mendominasi istana dan menjadi Raja Wei.[3] Pada 220 M, putra Cao, Pi, merampas takhtanya sebagai Kaisar Wen dari Wei (memerintah 220–226 M) dan mengakhiri dinasti Han.
Di Tiongkok kuno, para penguasa dinasti Shang (s. 1600 – s. 1050 SM) dan Zhou (s. 1050 – 256 SM) disebut sebagai raja (王 wang).[8] Pada masa dinasti Zhou, mereka juga disebut sebagai Putra Surgawi (天子 Tianzi).[8] Pada 221 SM, Raja Qin, Ying Zheng, merebut dan menyatukan seluruh Negara-negara Berperang di Tiongkok kuno. Untuk mengangkat dirinya sendiri menjadi raja Shang dan Zhou, ia menerima gelar kaisar baru (皇帝 huangdi) dan dikenal dengan sebutan Kaisar Pertama Qin (Qin Shi Huang). Gelar baru kaisar tersebut dibuat dengan memadukan gelar-gelar dari Tiga Raja (Sanhuang) dan Lima Kaisar (Wudi) dari mitologi Tionghoa.[9] Gelar tersebut dipakai oleh setiap penguasa penerus Tiongkok sampai kejatuhan dinasti Qing pada tahun 1911.[10]
Nama anumerta, kuil dan era
Dari dinasti Shang sampai dinasti Sui (581–618 SM). Para penguasa Tiongkok (baik raja maupun kaisar) disebut dengan nama anumerta mereka dalam berbagai catatan dan teks sejarah.[10] Nama-nama kuil, yang mula-mula dipakai pada masa pemerintahan Kaisar Jing dari Han (memerintah 157–141 SM), secara khusus dipakai dalam catatan-catatan dan teks-teks sejarah pada masa berikutnya ketika merujuk kepada para kaisar yang memerintah pada zaman dinasti-dinasti Tang (618–907 M), Song (960–1279 M), dan Yuan (1271–1368 M).[10] Pada masa dinasti Ming (1368–1644 M) dan Qing (1644–1911 M), sebuah nama era tunggal dipakai untuk setiap masa pemerintahan kaisar dan menjadi cara untuk menyebut para kaisar Ming dan Qing dalam teks-teks sejarah.[11]
Pemakaian nama era resmi diadopsi pada masa pemerintahan Kaisar Wu dari Han (memerintah 141–87 SM), sehingga asal muasalnya dapat ditelaah lebih lanjut. Metode tertua dari tahun-tahun pencatatan—yang telah ada sejak zaman Shang—menjadikan tahun pertama dari masa pemerintahan seorang penguasa sebagai tahun satu.[12] Saat seorang kaisar wafat, tahun pertama dari masa pemerintahan baru akan dimulai.[13] Sistem ini diubah pada abad ke-4 SM saat tahun pertama masa pemerintahan baru tak dimulai sampai hari pertama Tahun Baru Imlek setelah seorang penguasa wafat.[14] Saat Adipati Huiwen dari Qin memegang gelar raja pada 324 SM, ia mengubah menghitungan tahun dari masa pemerintahannya kembali ke tahun pertama.[14] Untuk kalender yang baru diadopsi pada 163 SM, Kaisar Wen dari Han (memerintah 180–157 SM) juga merancang penghitungan tahun dari masa pemerintahannya kembali ke permulaan.[15]
Sejak angka enam dianggap angka keberuntungan, para Kaisar Han, Jing dan Wu mengubah penghitungan tahun masa pemerintahan mereka kembali ke permulaan setiap enam tahun.[15] Sejak setiap periode enam tahun secara siksesif ditandai sebagai yuannian (元年), eryuan (二元), sanyuan (三元), dan seterusnya, sistem tersebut dianggap terlalu rancu saat masa tersebut mencapai periode kelima wuyuan sannian (五元三年) pada 114 SM.[16] Pada tahun tersebut, pihak pemerintah menyarankan agar pemerintah Han secara retrospektif mengganti setiap "permulaan" dengan karakter-karakter baru, sebuah reformasi yang Kaisar Wu terima pada 110 SM.[17] Sejak Kaisar Wu menampilkan pemujaan keagamaan feng (封) di Gunung Taishan, ia menamakan era baru yuanfeng (元封). Peristiwa tersebut dianggap sebagai pendirian nama-nama era resmi dalam sejarah Tiongkok.[18] Kaisar Wu mengubah nama era lebih dari sekali saat ia mendirikan kalender 'Permulaan Besar' (太初 Taichu) pada 104 SM.[19] Dari titik ini sampai akhir Han Barat, pemerintahan mendirikan nama era baru setiap empat tahun masa pemerintahan kaisar. Pada zaman Han Timur, tak ada set interval untuk pendirian nama era baru, yang sering kali diperkenalkan untuk alasan politik dan menselebrasikan peristiwa-peristiwa menonjol.[19]
Wali raja dan janda permaisuri
Berkali-kali, khususnya saat kaisar bayi menempati takhta, seorang wali raja, sering kali janda permaisuri atau salah satu kerabat laki-lakinya, akan memegang tugas-tugas kaisar sampai kaisar tersebut mencapai usia mayoritasnya. Terkadang, faksi janda permaisuri—klan permaisuri—dilengserkan dalam sebuah kudeta. Contohnya, Permaisuri Lü Zhi (w. 180 SM) menjadi penguasa de facto dari pemerintahan pada masa jabatan kaisar cilik Qianshao (memerintah 188–184 SM) dan Houshao (memerintah 184–180 SM).[20] Faksinya dilengserkan saat Gangguan Klan Lü pada 180 SM dan Liu Heng diangkat menjadi kaisar (secara anumerta dikenal sebagai Kaisar Wen).[21] Sebelum Kaisar Wu wafat pada 87 SM, ia telah membagikan kekuasaan pemerintahan sebagai wali raja atas penerusnya Kaisar Zhao dari Han (memerintah 87–74 SM) kepada Huo Guang (w. 68 SM), Jin Midi (w. 86 SM), dan Shangguan Jie (上官桀)(w. 80 SM). Huo Guang dan Shangguan Jie sama-sama adalah kakek dari Permaisuri Shangguan (w. 37 SM), istri Kaisar Zhao, sementara Jin Midi yang beretnis Xiongnu merupakan mantan budak yang telah bekerja dalam kestabilan kekaisaran. Setelah Jin wafat dan Shangguan dieksekusi atas tuduhan pengkhianatan, Huo Guang menjadi wali raja pemerintahan tunggal. Setelah kematiannya, faksi keluarga Huo dilengserkan oleh Kaisar Xuan dari Han (memerintah 74–49 SM), yang melakukannya karena Huo Guang meracuni istrinya Permaisuri Xu Pingjun (w. 71 SM) agar ia dapat menikahi putri Huo Permaisuri Huo Chengjun (w. 54 SM).[22]
Karena wali raja dan janda permaisuri tak resmi dihitung sebagai kaisar dinasti Han, mereka dikecualikan dari daftar kaisar di bawah ini.
1 — Ruzi adalah pangeran, ketimbang kaisar Han. Secara resmi, takhta kaisar Han lowong pada 6 M sampai 9 M.
Catatan
^Tahun-tahun kalender lunisolar Tionghoa tak selalu selaras dengan tahun yang diberikan dalam kolom untuk nama era. Beberapa tahun yang diberikan dalam tabel juga masuk ke dua periode pemerintahan karena beberapa nama era diadopsi sebelum permulaan tahun berikutnya.
^Pengucapan Latin, karakter Tionghoa, dan rangkaian tanggal berasal dari Paludan (1998), 28 and Loewe (2000), 253–258.
^Hinsch,Bret. Passions of The Cut Sleeve: The Male Homosexual Tradition in China. edited by Sheila Levine, U of California P,1992, EBSCOhost, search.ebscohost.com.fetch.mhsl.uab.edu/login.aspx?direct=true&db=nlebk&AN=10029&site=ehost-live&ebv=EB&ppid=pp_35. pp. 35-36.
According to Hinsch's sources, and contrary to what Paludan writes (1998), Gaozu's reign did not begin until 206, the date that marks the beginning of the Western Han Dynasty. See Hinsch's bibliography and notes for further information on historical dates.
^Bo Yang (1977), 495. While traditional sources do not give a exact date when the Yuanshi era was announced, it was implied that the first year of Yuanshi did not start until the first month of the lunar calendar — ergo, in 1 AD. See, e.g., Ban Gu, Buku Han, vol. 12.
Beck, Mansvelt. (1986). "The Fall of Han," in The Cambridge History of China: Volume I: the Ch'in and Han Empires, 221 B.C. – A.D. 220, 317-376. Edited by Denis Twitchett and Michael Loewe. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN0-521-24327-0.
Bielenstein, Hans. (1980). The Bureaucracy of Han Times. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN0-521-22510-8.
Bo Yang (1977). Timeline of Chinese History (中國歷史年表). Taipei: Sing-Kuang Book Company Ltd.
Ch'ü, T'ung-tsu. (1972). Han Dynasty China: Volume 1: Han Social Structure. Edited by Jack L. Dull. Seattle and London: University of Washington Press. ISBN0-295-95068-4.
de Crespigny, Rafe. (2007). A Biographical Dictionary of Later Han to the Three Kingdoms (23–220 AD). Leiden: Koninklijke Brill. ISBN90-04-15605-4.
Hansen, Valerie. (2000). The Open Empire: A History of China to 1600. New York & London: W.W. Norton & Company. ISBN0-393-97374-3.
Huang, Ray. (1988). China: A Macro History. Armonk & London: M.E. Sharpe Inc., an East Gate Book. ISBN0-87332-452-8.
Hucker, Charles O. (1975). China's Imperial Past: An Introduction to Chinese History and Culture. Stanford: Stanford University Press. ISBN0-8047-0887-8.
Hymes, Robert (2000), Columbia Chronologies of Asian History and Culture, Columbia University Press, ISBN978-0-231-11004-4.
Loewe, Michael. (1986). "The Former Han Dynasty," in The Cambridge History of China: Volume I: the Ch'in and Han Empires, 221 B.C. – A.D. 220, 103–222. Edited by Denis Twitchett and Michael Loewe. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN0-521-24327-0.
Loewe, Michael. (2000). A Biographical Dictionary of the Qin, Former Han, and Xin Periods (221 BC - AD 24). Leiden, Boston, Koln: Koninklijke Brill NV. ISBN90-04-10364-3.
Paludan, Ann. (1998). Chronicle of the Chinese Emperors: the Reign-by-Reign Record of the Rulers of Imperial China. London: Thames & Hudson Ltd. ISBN0-500-05090-2.
Sato, Masayuki. "Comparative Ideas of Chronology" History and Theory, Vol. 30, No. 3 (Oct., 1991), pp. 275–301.
Torday, Laszlo. (1997). Mounted Archers: The Beginnings of Central Asian History. Durham: The Durham Academic Press. ISBN1-900838-03-6.
Twitchett, Denis and Michael Loewe. (1986). "Han Emperors" in Cambridge History of China: Volume I: the Ch'in and Han Empires, 221 B.C. – A.D. 220, xxxix-xli. Edited by Denis Twitchett and Michael Loewe. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN0-521-24327-0.
de Visser, M.W. (2003). Dragon in China and Japan. Whitefish: Kessinger Publishing. ISBN0-7661-5839-X.
Wang, Yu-ch'uan. "An Outline of the Central Government of the Former Han Dynasty," Harvard Journal of Asiatic Studies, Vol. 12, No. 1/2 (Jun., 1949): pp. 134–187.
Wilkinson, Endymion. (1998). Chinese History: A Manual. Cambridge and London: Harvard University Asia Center of the Harvard University Press. ISBN0-674-12378-6.