Bakpia pathok

Bakpia pathok
Bakpia pathok
Nama lainBakpia pathuk (Jawa)
JenisKue
SajianCamilan, hidangan penutup
Tempat asalIndonesia
DaerahPathuk, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta
Suhu penyajianSuhu ruangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bakpia pathok (bahasa Jawa: ꦧꦏ꧀ꦥꦶꦪꦥꦛꦸꦏ꧀, translit. bakpia pathuk) adalah kue berbentuk bulat pipih, terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Bakpia asal mulanya berasal dari daratan Tiongkok. Bakpia pathok adalah salah satu varian bakpia yang berkembang di Yogyakarta. Saat ini, bakpia pathuk menjadi salah satu makanan khas sekaligus oleh-oleh khas dari Yogyakarta. Ini merupakan salah satu wujud nyata akulturasi budaya Tiongkok dan budaya Jawa, dalam hal ini budaya Yogyakarta.

Asal nama

Melihat latar belakang sejarahnya, bakpia sebenarnya berasal dari negeri Tiongkok. Di sana, kue ini bernama Tou Luk Pia yang artinya adalah kue pia kacang hijau.[1] Istilah bakpia sendiri adalah berasal dari bahasa Tionghoa dialek Hokkien (Hanzi: 肉餅), salah satu rumpun bahasa Tionghoa yaitu dari kata bak yang berarti "daging" dan pia yang berarti "kue", yang secara harfiah berarti "roti berisikan daging". Di negeri asalnya, bakpia memiliki ukuran yang lebih besar daripada Bakpia Pathuk serta berisikan daging yang diolah, sementara Bakpia Pathuk berisi kumbu yang terbuat dari kacang hijau.

Kalau dilihat dari asal usul dan sejarahnya, bakpia sebenarnya diadopsi dari makanan khas Tiongkok, akan tetapi bersamaan dengan perubahannya jaman isian bakpia sendiri mulai disesuaikan dengan budaya Indonesia seperti yang sudah dilakukan di jaman dahulu dengan menggantinya dengan kacang hijau.

Di zaman modern, isian bakpia mulai terus dikembangkan lagi dengan lebih banyak jenis varian rasa seperti keju, cokelat, kacang hitam, ataupun durian. Tidak tertutup kemungkinan akan muncul rasa baru yang berbeda dengan rasa aslinya.[2]

Sejarah

Secara historis, bakpia adalah makanan 'impor' dari negeri Tiongkok yang dibawa oleh para imigran Tionghoa pada dekade awal abad ke-20. Bakpia konon sudah ada sejak tahun 1930-an. Dimiliki oleh keluarga-keluarga pedagang Tionghoa yang banyak menempati pusat Kota Yogyakarta. Jenis makanan ini awalnya bukanlah makanan komersial, juga bukan makanan yang bernilai kultural seperti kue keranjang yang sering menjadi kue dalam perayaan Imlek. Posisinya adalah sebagai pelengkap dari kue keranjang tersebut dan sebagai kudapan keluarga.[3]

Namun menurut catatan lain, disebutkan bahwa resep bakpia pada awalnya dibawa oleh seorang pendatang Tionghoa, yaitu Kwik Sun Kwok, pada tahun 1940-an. Pada waktu itu, Kwik tiba di Yogyakarta dan kemudian menyewa sebidang tanah milik warga setempat yang bernama Niti Gurnito di Kampung Suryowijayan, Kelurahan Gedongkiwo, Kemantrèn Mantrijeron, di Kota Yogyakarta. Kwik lalu mencoba peruntungan dengan membuat bakpia, makanan khas Tionghoa. Pada awalnya ia membuat bakpia dengan menggunakan resep asli dari Tiongkok, yaitu masih menggunakan unsur-unsur dari babi, yaitu minyak babi untuk pengolahan dan daging babi sebagai isi bakpianya. Namun, setelah tahu bahwa masyarakat Yogyakarta didominasi umat Muslim dan tidak makan daging babi atau produk dari babi lainnya, Kwik lantas bereksplorasi membuat bakpia tanpa menggunakan minyak babi dan daging babi. Ia mengganti isi bakpia menggunakan kacang hijau. Untuk memanggang bakpia buatannya, Kwik selalu membeli arang dari temannya, Liem Bok Sing, sesama perantauan dari Tiongkok.

Ternyata, cita rasa kue bakpia buatan Kwik, yang sudah tidak menggunakan unsur dari babi, cocok dengan lidah masyarakat Yogyakarta. Makanan pendatang yang telah dimodifikasi ini mulai digemari banyak orang. Lambat laun, Kwik yang semula masih menyewa tanah milik Niti Gurnito, akhirnya pindah ke sebelah barat Kampung Suryowijayan. Di tempat baru tersebut ia melanjutkan pekerjaannya membuat berbagai macam makanan dan roti, termasuk bakpia. Pada tahun 1960-an, Kwik meninggal dunia dan usahanya dilanjutkan anak menantunya bernama Jumikem.[4]

Sepeninggal Kwik, Niti Gurnito ternyata juga ikut-ikutan membuat bakpia. Usaha yang dilakukan oleh Niti Gurnito itu diperkirakan karena Kwik pernah menyewa tanah miliknya, sehingga Niti Gurnito sempat diberi rahasia resep pembuatan bakpia oleh Kwik. Bakpia buatan Niti Gurnito memiliki kekhasan tersendiri, yaitu ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan bakpia buatan Kwik, berkulit tebal, dan isinya juga lebih kecil. Bakpia ini dijual keliling kampung dengan menggunakan pikulan kayu. Pada kala itu pembeli bakpia masih agak tersekat karena orang keturunan Tionghoa membeli bakpia di penjual asal Tionghoa, sedangkan orang Jawa membeli bakpia buatan Niti Gurnito.

Pada periode yang sama, Liem Bok Sing, teman Kwik yang semula menyuplai kebutuhan arang, juga ikut membuat bakpia dan menjualnya ke masyarakat. Tahun 1948, Liem membuat resep baru bakpia, kemudian ia pindah dari Kampung Pajeksan, Kelurahan Sosromenduran, Kemantrèn Gedongtengen, ke Jalan Pathuk No. 75 (sekarang Jalan K.S. Tubun), tepatnya di Kampung Ngampilan, Kelurahan Gedongtengen, Kemantrèn Ngampilan, yang di kemudian hari berkembang menjadi sentra industri bakpia besar bernama Bakpia Pathok 75 (sedikit beda penulisan dengan nama kampung). Nama jalan di mana tempat usaha Liem ini berada dinamakan Jalan Pathuk dikarenakan pada bagian ujung timur sisi utara merupakan Kampung Pathuk, selain di salah satu bagian dari Jalan Pathuk ini terdapat Asrama Polisi Pathuk dan Pasar Pathuk.

Bakpia pathok dalam kemasan kardus.

Di tempat inilah usaha bakpia Liem semakin berkembang pesat. Dengan resep baru, Liem berhasil membuat bakpia generasi kedua dengan kulit yang lebih tipis, ujung datar, dan agak gosong dengan isi kacang hijau. Sebelumnya, bakpia generasi awal berkulit lebih tebal dan berbentuk bulat. Bakpia buatan Liem pun semakin digemari masyarakat Yogyakarta.

Tahun 1980-an, usaha pembuatan bakpia Liem berkembang pesat. Ia memiliki banyak karyawan yang sebagian besar adalah warga kampung di sekitar tempat usaha Liem, yaitu Ngampilan, Sanggrahan, Ngadiwinatan, dan Kampung Pathuk. Namun sebagian karyawan itu berhasil 'mencuri' resep dan menyebarkan cara pembuatan bakpia kepada orang kampung, bahkan sampai membuka kursus. Hingga akhirnya pemilik Bakpia Pathok 75 juga mengambil bakpia dari situ karena tingginya permintaan wisatawan. Mulai era 1980-an inilah, bakpia yang telah mengalami metamorfosis resep akhirnya menjadi makanan khas Yogyakarta. Kawasan Pathuk, yang melingkupi Kampung Sanggrahan, Kampung Ngadiwinatan bagian utara, Kampung Ngampilan bagian utara, Kampung Purwodiningratan bagian utara, dan Kampung Pathuk bagian barat, dinobatkan sebagai kampung bakpia.[4]

Perkembangan

Pada masa awal diproduksinya dan pemasaran, bakpia pathok dikemas menggunakan besek tanpa label. Pada tahun 1948, ada keluarga keturunan Tionghoa lainnya yang tinggal di kawasan Pathuk, bernama Goei Gee Oe, mencoba membuat bakpia sebagai industri rumahan. Saat itu bakpia buatannya tidak dijual di toko melainkan dijajakan secara eceran, dari rumah ke rumah. Bakpia buatan Goei Gee Oe itu juga belum dikemas dan diberi label seperti saat ini, melainkan hanya dimasukkan dalam besek (wadah makanan berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman bambu).[5]

Pada tahun 1970-an, Niti Gurnito yang rumahnya dulu pernah disewa oleh Kwik Sun Kwok, tinggal di kampung Suryowijayan, kawasan Tamansari. Bakpia buatan Niti Gurnito agak berbeda dengan buatan warga Pathuk. Bakpia Niti Gurnito lapisan kulitnya lebih tebal, berwarna putih dengan bagian tengah menjadi kecoklatan karena dipanggang, sedangkan bakpia pathok berkulit tipis dan mudah rontok.[6] Dengan segera, bakpia Niti Gurnito menginspirasi warga sekitar Tamansari untuk memproduksi dan membuka toko bakpia. Bahkan, bagi warga asli Yogyakarta, Bakpia Tamansari-lah yang dianggap sebagai bakpia khas Yogyakarta. Namun tampaknya etos dagang sebagian orang Jawa tidak seulet orang Tionghoa pada umumnya yang berada di perantauan. Toko-toko bakpia di daerah Tamansari tidak bertahan lama, banyak toko yang tutup, sehingga industri bakpia di wilayah itu terpuruk dan tak meninggalkan sisa.[7] Selain itu, salah satu kemungkinan penyebab surut dan kurang berkembangnya sentra bakpia di Tamansari ialah tingkat promosi daerah yang kurang dan jauh dari jangkauan kawasan pariwisata.[6] Saat ini, bakpia dengan merek "Niti Gurnito" masih dapat dijumpai di Suryowijayan, kawasan Tamansari, dan oleh karenanya lebih dikenal sebagai bakpia Tamansari.[8][9]

Proses pembuatan bakpia saat pengisian kumbu.

Kemudian pada dekade tahun 1980-an, pembuatan bakpia di kawasan Pathuk mulai berkembang. Seiring berjalannya waktu, kemasan berubah menjadi menggunakan kertas karton dan diberi label. Di saat yang sama, ide tersebut diikuti dengan munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang yang sama dengan nomor berbeda.[10]

Pada tahun 1990-an, Bakpia Pathuk mulai dikenal oleh orang dari luar Yogyakarta dan oleh karenanya peminatnya pun semakin meningkat. Hal ini seiring diangkatnya icon Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata. Sejak kunjungan wisata meningkat, warga Pathuk pun mulai belajar untuk membuat bakpia.[1] Tahun 1992 ialah periode "booming" Bakpia Pathuk dan itu berlangsung hingga saat ini.[7][11]

Proses pembuatan bakpia saat hendak di-oven.

Penganan bakpia khas Yogyakarta kini berkembang luas tak hanya berpusat di Pathuk. Ada pula bakpia Minomartani di Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman,[12] dan bakpia japon di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Bantul,[13] yang diproduksi oleh banyak industri rumah tangga. Penjualan bakpia sebagian besar bersandar pada sektor pariwisata. Karena itulah penjualan selalu melonjak tinggi saat liburan.[4]

Pemerintah Kota Yogyakarta turut serta mendorong perkembangan Bakpia pathok di Sentra Industri Bakpia di Pathuk, Ngampilan kampung Ngadiwinatan, yang memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan lebih luas. Terutama untuk menjadikan Pathuk sebagai kampung wisata. Selain menyediakan oleh-oleh khas, wisatawan juga dapat menyaksikan serta membuat olahan Bakpia secara langsung. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, meminta para komunitas dan paguyuban berbenah seperti meningkatkan kapasitas produksi, menata lingkungan sampai menyiapkan rute wisata khusus pembuatan bakpia di Pathuk. Namun, saat ini perkembangan terkendala keterbatasan lahan parkir.[14] Selain itu, untuk meningkatkan kualitas dan kebersihan produk bakpia pathok, Pemerintah Kota Yogyakarta, dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian, telah menggelar pelatihan penciptaan produk bersih bagi 20 produsen bakpia rumah tangga di Balai RW 38, Purwodiningratan, Ngampilan, Kota Yogyakarta. Pelatihan juga meliputi kegiatan fasilitas peningkatan teknologi mutu dan desain produk Industri Mikro, Kecil dan Menengah (IMKM).[15]

Pada saat ini, bakpia pathok telah menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta. Banyak orang dari luar daerah, terutama wisatawan, yang membeli jajanan khas Yogyakarta ini. Pada umumnya wisatawan membeli bakpia pathok untuk dijadikan oleh-oleh untuk keluarga, kerabat, teman, atau relasi mereka. Tak berlebihan juga jika menyebut bakpia sukses turut menggerakkan ekonomi masyarakat setempat dengan banyaknya industri skala rumah tangga dan menengah dengan pekerja yang terlibat di dalamnya. Dari sekadar memunculkan efek ekonomi, bakpia terbukti telah jadi simbol konkret toleransi dan akulturasi.[4]

Jenis dan rasa

Generasi ketiga bakpia tidak hanya berisi kacang hijau, tetapi lebih beragam seperti kumbu hitam, coklat, keju, nanas, durian,[16] coklat kacang,[17] dan berbagai macam rasa lainnya. Bahkan saat ini juga sudah ada yang memodifikasi rasa bakpia dengan rasa baru, di antaranya bakpia rasa cappuccino,[18] bakpia ubi ungu,[19] dan bakpia kimpul.[20]

Kepopuleran

Sebagai salah satu makanan tradisional khas Yogyakarta, bakpia pathok telah menarik banyak perhatian banyak wisatawan, tidak terkecuali wisatawan mancanegara. Di antaranya ialah pada bulan Juli 2010, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia bekerja sama dengan KBRI di Moskow untuk mengadakan program Familiarization Trip yang diikuti oleh 5 wartawan Rusia untuk berkelana di Indonesia, yang di antaranya terdapat wartawan kuliner dari Locator Press Agency (Food, Wine & Travel) yang khusus meliput wisata kuliner di Indonesia. Di antara sejumlah daerah di Indonesia yang disambangi ialah Yogyakarta dan mereka sangat tertarik dengan beberapa makanan tradisional Yogyakarta, di antaranya ialah bakpia pathok.[21]

Selain itu, pada saat Keraton Yogyakarta menyelenggarakan pernikahan salah satu putri Sri Sultan Hamengkubuwono X, yaitu GKR Bendara dengan KPH Yudanegara pada 18 Oktober 2011,[22] pihak Keraton memesan 5.000 paket bakpia pathok untuk hidangan saat perhelatan pernikahan salah satu putri raja di Keraton Yogyakarta tersebut.

Olivia Culpo, pemegang gelar Miss Universe 2012 yang berasal dari Amerika Serikat, dalam lawatannya ke Indonesia, pernah menyempatkan diri berkunjung ke Yogyakarta dan berlatih membuat bakpia saat berkunjung ke Yogyakarta pada 7 Februari 2013. Teknik membuat makanan khas Yogyakarta itu ia dapatkan saat mengunjungi salah satu sentra produksi bakpia pathok.[23] Sementara itu pada 31 Januari 2014, Miss Universe 2013, Maria Gabriela Isler, yang berasal dari Venezuela, bersama Putri Indonesia 2014, Elvira Devinamira, singgah ke salah satu tempat produksi sekaligus tempat penjualan bakpia pathok. Keduanya mencoba membuat jajanan bakpia.[24]

Tiap masa liburan, misalnya liburan sekolah, libur panjang akhir pekan, lebaran, natal, dan tahun baru, seiring semakin meningkatnya jumlah wisatawan maupun orang dari luar daerah yang berkunjung ke Yogyakarta, para produsen bakpia pathok sering menerima pesanan bakpia. Terkadang di antara para produsen nakpia pathok juga saling membantu memenuhi pesanan produsen lainnya, terutama sesama industri rumah tangga.[25]

Penamaan merek

Pada awalnya, produsen bakpia pathok memberi merek bakpianya menggunakan nomor rumah di mana mereka membuka usaha. Misalnya Liem Bok Sing dan penerusnya, Yung Yen, memberi merek "Bakpia Pathok 75" dikarenakan awal mulanya ia membuka usaha di Jalan Pathuk No. 75.[26] Demikian pula dengan Tan Aris Nio, yang merupakan perintis lanjutan dari jajanan Bakpia Pathuk, memberi merek "Bakpia Pathok 25" dikarenakan awal mulanya ia membuka usaha di Jalan Pathuk No. 25.[27] Demikian seterusnya dan saat warga sekitarnya, baik yang tinggal di tepi jalan maupun di dalam kampung, turut membuka usaha rumahan dengan produk bakpia pun memberi merek dengan nomor rumahnya masing-masing, misalnya Bakpia 55, Bakpia 57, Bakpia 45, Bakpia 145, Bakpia 531, Bakpia 545, Bakpia 515, Bakpia 99, dan lain sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, kemudian muncul merek-merek bakpia pathok lainnya yang tanpa menggunakan nomor-nomor tertentu, misalnya Bakpia Agung, Bakpia Ayu, Bakpia Kencana, Bakpia Merlino, Bakpia Pojok, Bakpia Kurnia Sari, Bakpia Djava, Bakpia Vista, dan lain sebagainya. Pemberian merek ini tentunya sesuai dengan kehendak masing-masing pengusahanya dan bukan lagi semata-mata merujuk pada nomor rumah atau nomor toko di mana mereka membuka usaha.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Olivia Lewi Pramesti (8 Agustus 2012). "Menelisik Sejarah Kampung Bakpia Pathuk Yogyakarta". www.nationalgeographic.co.id. Diakses tanggal 21 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ "Sejarah Bakpia Pathok, Oleh Oleh Jogja Paling Terkenal". Kabar Wisata. 2020-11-07. Diakses tanggal 2021-12-15. 
  3. ^ "Antara Kemandirian dan Ketergantungan: Dinamika Sosial Ekonomi Bakpia Pathuk Yogyakarta 1948 - 2012" (PDF). Universitas Gadjah Mada. 2014. Diakses tanggal 22 September 2015. 
  4. ^ a b c d A. Budi Kurniawan / Erwin E. Prasetya (3 Januari 2014). "Bakpia, Buah Tangan Toleransi dan Akulturasi". www.travel.kompas.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  5. ^ Kang Java (3 Desember 2011). "Asal–usul Bakpia Pathok". www.kangjava.wordpress.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  6. ^ a b buahatiku.com (21 Agustus 2015). "Asal-Usul dan Sejarah Bakpia Hingga Menjadi Ikon Oleh-Oleh Khas Yogyakarta". www.buahatiku.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  7. ^ a b Ganux, ed. (4 Mei 2013). "Sejarah Panjang Bakpia Pathuk". www.jogja.tribunnews.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  8. ^ "Bakpia M. Niti Gurnito". www.kulineran.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  9. ^ Info-Jogja.com. "Bakpia M. Niti Gurnito Jogja". www.info-jogja.com. Diakses tanggal 21 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ "Asal–usul Bakpia Pathok". www.jogja.co. Diakses tanggal 21 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  11. ^ "Sejarah Bakpia Pathok". www.bakpia25.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-20. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  12. ^ "Sentra Bakpia Minomartani". www.yogyes.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  13. ^ "Kuliner Bakpia Japon". www.potensiwisata.bantulkab.go.id. Diakses tanggal 21 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  14. ^ Tomi Sujatmiko (22 November 2013). "Wali kota Dorong Perkembangan Sentra Bakpia Pathuk". www.kr.co.id. Diakses tanggal 21 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  15. ^ Tomi Sujatmiko (6 Maret 2013). "Produsen Bakpia Ikut Pelatihan Produk Bersih". www.kr.co.id. Diakses tanggal 21 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  16. ^ "Pilihan Bakpia". www.bakpia25.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-19. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  17. ^ Agus Sigit (8 Agustus 2012). "Sambut Lebaran, Bakpia Djava Kenalkan Varian Baru Coklat Kacang". www.kr.co.id. Diakses tanggal 21 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  18. ^ Yeta Angelina / Nova (7 Januari 2009). "Bakpia Cappuccino, Sukses Tanpa Angka". www.megapolitan.kompas.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  19. ^ Izzatul Mazidah (18 April 2015). "Peluang Usaha: Bakpia Pathok 25 Beri Kesempatan Wisatawan Mencicip di Pabrik". www.tribunnews.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  20. ^ Tomi Sujatmiko (4 Desember 2014). "Mau Coba Bakpia isi Kimpul?". www.kr.co.id. Diakses tanggal 21 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  21. ^ I Made Asdhiana, ed. (22 Juli 2010). "Wartawan Rusia Minati Kuliner Indonesia". www.travel.kompas.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  22. ^ Yan (15 Oktober 2011). "Pawiwahan Ageng Jadi Aset Budaya dan Pariwisata". www.krjogja.com. Diakses tanggal 21 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  23. ^ Marcus Suprihadi, ed. (8 Februari 2013). "Miss Universe Belajar Bikin Bakpia". www.entertainment.kompas.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  24. ^ Syafrina Syaaf (31 Januari 2014). "Setelah Makan Bakpia, Miss Universe 2013 Acungkan Jempol". www.female.kompas.com. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  25. ^ Danar Widiyanto (11 Juli 2015). "Lebaran, Pengusaha Bakpia Kebanjiran Order". www.krjogja.com. Diakses tanggal 21 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  26. ^ Donityas (28 Februari 2013). "Bakpia 75 : Cikal Bakal Bakpia Jogja". www.kuliner.panduanwisata.id. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  27. ^ Tomz Ardian (22 Desember 2010). "Bakpia 25 Khas Jogja". www.tomz-ardhiant.blogspot.co.id. Diakses tanggal 21 September 2015. 

Read other articles:

Bogotá F. C. Datos generalesNombre Bogotá Fútbol Club S. A.Apodo(s) Los BogotanosFundación 18 de marzo de 2003 (20 años)Colores           Amarillo y rojoPropietario(s) Ferney PerdomoPresidente Ferney PerdomoEntrenador Hugo Alfonso MejíaInstalacionesEstadio Metropolitano de TechoUbicación TV. 71D n.º 2A-26[1]​ Bogotá, Colombia4°37′23.85″N 74°8′6.95″O / 4.6232917, -74.1352639Capacidad 10 000 espectadores[...

 

 

American flight attendant (1965–2001) Madeline Amy SweeneyMadeline Amy SweeneyBorn(1965-12-14)December 14, 1965[1]Valley Stream, New York, U.S.DiedSeptember 11, 2001(2001-09-11) (aged 35)New York City, New York, U.S.Cause of deathPlane crash, terrorist attackOccupationFlight attendantSpouse Michael Sweeney ​(m. 1993)​[2]Children2 Madeline Amy Sweeney (December 14, 1965 – September 11, 2001) was an American flight attendant who wa...

 

 

This template was considered for deletion on 2019 December 14. The result of the discussion was no consensus. Catholicism Template‑class Catholic Church portalCatholic laity is within the scope of WikiProject Catholicism, an attempt to better organize and improve the quality of information in articles related to the Catholic Church. For more information, visit the project page.CatholicismWikipedia:WikiProject CatholicismTemplate:WikiProject CatholicismCatholicism articlesTemplateThis templa...

ケープカナベラル空軍基地第37発射台から打ち上げ最中のデルタ IVロケット。この写真から、ロケット本体、固定・移動打ち上げ支援設備、アンビリカルタワーなど打ち上げシステムを構成する殆どの要素がよく見える。発射台そのものはロケットの噴進焔で隠されてよく見えない。 発展型使い捨てロケット(はってんがたつかいすてロケット、英:Evolved Expendable Launch ...

 

 

Stasiun Yoshiwara-honchō吉原本町駅Stasiun Yoshiwara-honchō pada September 2003LokasiYoshiwara 1-chōme 84-2, Fuji-shi, Shizuoka-kenJepangKoordinat35°9′39.20″N 138°41′23.85″E / 35.1608889°N 138.6899583°E / 35.1608889; 138.6899583Koordinat: 35°9′39.20″N 138°41′23.85″E / 35.1608889°N 138.6899583°E / 35.1608889; 138.6899583Pengelola Gakunan DentetsuJalur■ Gakunan Railway LineLetak dari pangkal2.7 kilometer dari Yoshi...

 

 

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (مايو 2019) اضغط هنا للاطلاع على كيفية قراءة التصنيف بقة درعية مخططة   المرتبة التصنيفية جنس  التصنيف العلمي  فوق النطاق  حيويات مملكة عليا  حقيقيات النوى مم...

Catholic ecclesiastical territory Archdiocese of MontréalArchidioecesis MarianopolitanusArchidiocèse de MontréalMary, Queen of the World CathedralLocationCountry CanadaTerritoryMontréal and environsEcclesiastical provinceMontréalPopulation- Catholics1,600,000 (67.9%)InformationDenominationCatholic ChurchSui iuris churchLatin ChurchRiteRoman RiteEstablishedMay 13, 1836; 187 years ago (1836-05-13)CathedralMary, Queen of the World CathedralPatron saintSt. Ma...

 

 

1932 film Wild GirlDirected byRaoul WalshWritten by Doris Anderson Edwin Justus Mayer Based onSalomy Jane's Kissby Paul Armstrong Jr.Starring Charles Farrell Joan Bennett Ralph Bellamy Eugene Pallette CinematographyNorbert BrodineEdited byJack MurrayMusic by Peter Brunelli (uncredited) R. H. Bassett (uncredited) J.S. Zamecnik Distributed byFox Film CorporationRelease date October 9, 1932 (1932-10-09) (United States) Running time78 minutesCountryUnited StatesLanguageEnglish ...

 

 

Animistic and polytheistic beliefs and practices Shrine of Panglima Hijau, a Datuk or (in Malaysian Chinese) Na Tuk Kong, a god of the place on Pangkor Island. Malaysian folk religion refers to the animistic and polytheistic beliefs and practices that are still held by many in the Islamic-majority country of Malaysia. Folk religion in Malaysia is practised either openly or covertly depending on the type of rituals performed. Some forms of belief are not recognised by the government as a relig...

Mammalian protein found in Homo sapiens HNF1BAvailable structuresPDBOrtholog search: PDBe RCSB List of PDB id codes2DA6, 2H8RIdentifiersAliasesHNF1B, FJHN, HNF-1B, HNF1beta, HNF2, HPC11, LF-B3, LFB3, MODY5, TCF-2, TCF2, VHNF1, HNF-1-beta, HNF1 homeobox B, T2D, ADTKD3, RCADExternal IDsOMIM: 189907 MGI: 98505 HomoloGene: 396 GeneCards: HNF1B Gene location (Human)Chr.Chromosome 17 (human)[1]Band17q12Start37,686,431 bp[1]End37,745,059 bp[1]Gene location (Mouse)Chr.Chromoso...

 

 

Part of a series on the History of Israel Early historyPrehistoric Levant Kebaran Mushabian Natufian Harifian Yarmukian Lodian Nizzanim Ghassulian Canaan Retjenu Habiru Shasu Late Bronze Age collapse Ancient Israel and Judah Iron Age I Israelites, Philistines 12th–10th centuries BCE United Monarchy 10th century BCE Kingdom of Israel 10th century BCE–720 BCE Kingdom of Judah 10th century BCE–587 BCE Babylonian rule 587–538 BCE Second Temple period Persian Yehud 538–333 BCE Hellenisti...

 

 

典型的な蟻浴の身振りをするオウチュウ 蟻浴(ぎよく 独: Einemsen・英: anting)とは、鳥類が自らの羽に昆虫、通常はアリを擦り付ける行動である。 概説 アリなどの昆虫はギ酸などの、殺虫剤・殺ダニ剤・殺菌剤 として機能しうる化学物質を分泌する。また、味の悪い酸を除去してそれらの昆虫を食べられるようにするという目的とも考えられている。鳥自身の尾...

Chirodropida Chironex sp. Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Cnidaria Kelas: Cubozoa Ordo: ChirodropidaHaeckel, 1880 Famili Chirodropidae Haeckel, 1880 Chiropsalmidae Thiel, 1936 Chirodropida adalah ordo ubur-ubur kotak. Mereka dapat dibedakan dari ubur-ubur kotak lain oleh adanya dasar otot bercabang di sudut payung kubus mereka, dan dari sakulus kecil yang berhubungan dengan rongga lambung. Mereka biasanya memiliki beberapa tentakel di setiap sudut. Referensi Daly, Marymegan (2007...

 

 

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (أغسطس 2020) لا تمض بهدوء في ذلك الليل البديعمعلومات عامةالعنوان Do not go gentle into that good night (بالإنجليزية) شكل من الأعمال الإبداعية قصيدة النوع الفني شعر المُؤَلِّف ديلان توما...

 

 

This article is about the village in Scotland. For other uses, see Carstairs (disambiguation). Human settlement in ScotlandCarstairsScottish Gaelic: Caisteal TarraisCarstairs Village GreenCarstairsLocation within South LanarkshirePopulation840 (mid-2020 est.)[1]OS grid referenceNS938460Community councilCarstairsCouncil areaSouth LanarkshireLieutenancy areaLanarkshireCountryScotlandSovereign stateUnited KingdomPost townLANARKPostcode districtML11...

Antoninian des Bonosus (Authentizität unsicher). Bonosus († 281) war ein römischer Usurpator. Die Überlieferung über ihn beruht weitgehend auf seiner Vita in der spätantiken, für diesen Zeitraum notorisch unzuverlässigen Historia Augusta. Daher sind viele Nachrichten kaum verifizierbar. Nach der Historia Augusta wurde Bonosus in Hispanien geboren; sein Vater war ein Brite, seine Mutter eine Gallierin. Er verlor seinen Vater in jungen Jahren. Dennoch gelang es seiner Mutter, ihm eine ...

 

 

Sabah Qabbaniصباح قبّاني5th Ambassador of Syria to the United StatesIn office1974–1981Preceded byOmar Abu-RicheSucceeded byRafic Jouejati Personal detailsBorn(1928-06-05)5 June 1928Damascus, SyriaDied1 January 2015(2015-01-01) (aged 86)Damascus, SyriaRelationsNizar Qabbani (brother)ChildrenRana KabbaniAlma materParis-Sorbonne UniversityProfessionPolitician, Writer Sabah Qabbani (Arabic: صباح قبّاني; June 5, 1928 – January 1, 2015) was appointed ambassador of S...

 

 

American chain of bars This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Hogs and Heifers – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (October 2012) (Learn...

Hobbycopter HobbyCopter in the Oregon Air and Space Museum Role Single seat homebuilt helicopterType of aircraft National origin United States Manufacturer Vortech Designer Adams-Wilson First flight November 1958 Variants A-B Helicopters A/W 95Vortech A/W 95Showers Skytwister Choppy The Adams-Wilson Hobbycopter (later named the Adams-Wilson Choppy) is a small, single-seat, open-framework helicopter designed for homebuilding, to be powered by a motorcycle engine. Design and development The Ada...

 

 

Nelly GoitiñoPresidenta del Consejo Directivo del Servicio Oficial de Difusión, Radiotelevisión y Espectáculos 1 de marzo de 2005-1 de marzo de 2007 (fallecimiento) Información personalNacimiento 17 de enero de 1925Uruguay Uruguay, DuraznoFallecimiento 1 de marzo de 2007(83 años)Uruguay Uruguay, MontevideoNacionalidad uruguayaEducaciónEducada en Universidad de la RepúblicaInformación profesionalOcupación Maestra, actriz, directora de teatro, profesoraDistinciones Premio Florencio Pr...

 

 

Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!