Al-Musta'li

al-Musta'li Billah
Dinar emas dicetak di Fustat atas nama Al-Musta'li, 1099/1100
ImamKhalifah Kekhalifahan Fatimiyah
Berkuasa1094–1101
Pendahulual-Mustansir Billah
Penerusal-Amir bi-Ahkam Allah
Kelahiran15/16 September 1074
Kairo
Kematian11/12 Desember 1101
Kairo
Keturunanal-Amir bi-Ahkam Allah
DinastiFatimiyah
Ayahal-Mustansir Billah
AgamaIsma'ilisme Musta'li

Abū al-Qāsim Aḥmad bin al-Mustanṣir (bahasa Arab: أبو القاسم أحمد بن المستنصر; 15/16 September 1074 – 12 Desember 1101), lebih dikenal dengan nama pemerintahannya al-Mustaʿlī biʾllāh (المستعلي بالله, artinya: 'Yang Bangkit demi Tuhan'), adalah khalifah Fatimiyah kesembilan dan imam kesembilan belas Ismailisme Musta'li.

Meski bukan anak tertua (dan kemungkinan besar bungsu) dari putra Khalifah al-Mustansir Billah, al-Musta'li menjadi khalifah melalui intrik saudara iparnya, wazir al-Afdal Shahanshah. Sebagai tanggapan, kakak laki-laki tertuanya dan kemungkinan besar calon penerus ayah mereka, Nizar, memberontak di Aleksandria, tetapi dikalahkan dan dieksekusi. Hal ini menyebabkan perpecahan besar dalam gerakan Ismaili. Banyak komunitas, terutama di Persia dan Irak, memisahkan diri dari hierarki Isma'ili yang disponsori secara resmi dan membentuk gerakan Nizari mereka sendiri, dengan menganggap Nizar dan keturunannya sebagai imam yang sah. Sepanjang masa pemerintahannya, al-Musta'li tetap berada di bawah al-Afdal, yang merupakan penguasa de facto Kekhalifahan Fatimiyah. Wilayah inti Kekhalifahan di Mesir mengalami masa pemerintahan yang baik dan kemakmuran, namun Fatimiyah mengalami kemunduran di Suriah, di mana mereka dihadapkan pada kemajuan Turki Sunni Seljuk. Al-Afdal berhasil merebut kembali kota pelabuhan Tirus, dan bahkan merebut kembali Yerusalem dalam kekacauan akibat datangnya Perang Salib Pertama di Suriah utara. Meskipun Fatimiyah berusaha untuk mencapai tujuan yang sama dengan Tentara Salib melawan Seljuk, mereka maju ke selatan dan merebut Yerusalem pada bulan Juli 1099, memastikan kesuksesan mereka dengan kemenangan besar atas tentara Fatimiyah yang dipimpin oleh a-Afdal pada Pertempuran Ascalon tak lama setelahnya. Al-Musta'li meninggal pada tahun 1101 dan digantikan oleh putranya yang berusia lima tahun, al-Amir.

Kehidupan

Cikal bakal dan latar belakang

Ahmad, kelak al-Musta'li, lahir di Kairo pada 20 Muharam 467 tahun Hijriyah (15 atau 16 September 1074),[1][2] atau mungkin pada 18 atau 20 Muharam 468 Hijriyah (2 atau 4 September 1075)[3] dari khalifah Fatimiyah kedelapan, al-Mustansir Billah (m. 1036–1094), dan nampaknya merupakan anak bungsu dari seluruh putra al-Mustansir.[a][1][5] Putra lain dari al-Mustansir lahir pada 1060 dengan nama yang sama—Abu'l-Qasim Ahmad—karena kelak al-Musta'li, dan beberapa sumber berikutnya secara keliru menganggapnya sebagai tanggal kelahiran al-Musta'li. Menurut para cendekiawan modern, kakaknya tersebut telah wafat pada suatu waktu, memperkenankan nama tersebut dipakai lagi untuk al-Musta'li. Dalam satu sumber, ia disebut Abu'l-Qasim Ahmad 'yang Muda' (atau mungkin 'yang Bungsu', sebagaimana seluruh putra).[3][6]

Pada masa kelahirannya, Kekhalifahan Fatimiyah, yang didirikan di Mesir dengan Kairo sebagai ibukotanya sejak 973, sedang mengalami krisis besar: negara tersebut telah kehilangan sebagian besar Suriah dari Turki Seljuk, sementara di Mesir sendiri, pertikaian antara pasukan Fatimiyah Turki dan pasukan orang kulit hitam Afrika berujung pada perpecahan pemerintah pusat dan penyebaran bencana kelaparan dan anarki, membuat al-Mustansir menjadi pemimpin tak berdaya, yang nampak terpenjara dalam istananya dan naungan para panglima perang militernya.[7] Pada Januari 1074, panglima Badr al-Jamali meraih jabatan wazir dan memutuskan untuk memulihkan perdamaian dan tatanan di negara tersebut dan menangkis invasi Seljuk, menyelamatkan kehidupan al-Mustansir dan dinastinya; namun mengorbankan seluruh kekuasaan al-Mustansir atas pemerintahan, ketentaraan dan administrasi keagamaan dan yudisial terhadapnya.[8][9]

Sengketa suksesi

Sebuah sorban atau syal yang dibuat pada masa kekuasaan al-Musta'li, dengan sebuah tiraz yang memproklamasikan kemenangan mutlak untuk hamba Allah dan sahabatnya Ma'add Abu Tamim, imam Ahmad al-Qasim al-Musta'li bi-Allah dan para putranya"

Saudara seayah Ahmad, Nizar bin al-Mustansir, nampaknya dianggap pada masa itu sebagai penerus paling disukai dari ayah mereka, karena adatnya sampai saat itu.[1] Sehingga, Nizar bahkan seringkali dinyatakan oleh para sejarawan modern selaku penerus yang dirancang[b] dari ayahnya.[11][12] Tak ada perancangan resmi Nizar selaku pewaris yang tercatata pada masa kematian al-Mustansir.[13][1] Baik Badr al-Jamali maupun putra dan penerusnya al-Afdal Shahanshah mendorong kenaikan takhta Ahmad. Tak lama sebelum kematiannya, al-Mustansir tertantang terhadap perkawinan Ahmad dengan putri Badr, Sitt al-Mulk.[1]

Al-Mustansir wafat pada 29 Desember 1094, pada hari Idulghadir, perayaan Syi'ah paling penting.[2] Menurut sejarawan zaman Mamluk al-Maqrizi, al-Afdal menempatkan Ahmad pada takhta dan mengangkatnya menjadi khalifah dengan sebutan al-Musta'li bi'llah (terj. har.'Yang Bangkit Demi Allah'). Ia kemudian membawa tiga putra al-Mustansir—Nizar, Abdallah, dan Isma'il, yang nampaknya paling menonjol di kalangan keturunan khalifah—ke istana, tempat mereka dipanggil untuk melakukan penghormatan kepada saudara mereka. Ketiganya menolak, masing-masing mengklaim dirancang selaku penerus oleh ayah mereka.[14][15] Penolakan tersebut nampak membuat al-Afdal sepenuhnya terkejut, dan para saudaranya diperkenankan untuk meninggalkan istana. Namun, kala Abdallah dan Isma'il berniat singgah ke masjid terdekat, Nizar dengan cepat meninggalkan Kairo.[14][15] Untuk menambahkan kekeliruan, kala mengetahui kematian al-Mustansir, Baraqat, pemimpin dakwah (da'i) Kairo (dan kemudian kepala kelompok keagamaan Isma'ili), memproklamasikan Abdallah sebagai khalifah dengan nama regnal al-Muwaffaq ('Yang Diberkahi').[16] Namun, al-Afdal kemudian merebut kembali kendali: Baraqat ditangkap (dan kemudian dihukum mati), Abdallah dan Isma'il ditempatkan di bawah pengawasan dan kemudian mengakui Ahmad, dan pertemuan pejabat besar diadakan, yang menyatakan Ahmad sebagai imam dan khalifah.[17]

Pada 1122, putra dan penerus Ahmad, al-Amir (m. 1101–1130), mengeluarkan proklamasi publik, al-Hidaya al-Amiriyya, untuk mempertahankan suksesi ayahnya, khususnya melawan klaim-klaim partisan Nizar.[18] Di dalamnya, ia menempatkan banyak argumen, seperti fakta bahwa kala al-Mustansir mengirim para putranya ke provinsi-provinsi untuk melindungi mereka dari pergolakan di ibukota, ini dilakukan dalam urutan peringkat, orang-orang terdekat di Kairo menjadi berpangkat paling tinggi: Abu Abdallah pergi ke Acre; Abu'l-Qasim Muhammad (ayah al-Hafiz, khalifah pada 1131–1149) ke Ascalon; Nizar ke pelabuhan Damietta; dan Ahmad tak diperkenankan untuk meninggalkan istana.[5][19] Para sejarawan modern seperti Paul E. Walker menekankan bahwa ini adalah argumen yang sangat tak benar, karena para pangeran dikirim untuk perlindungan mereka, bukan karena pangkat mereka.[5] Menurut Walker, pengerahan Abu Abdallah ke Acre, tempat pasukan kuat Badr al-Jamali dikerahkan, jika terjadi hal apapun, merupakan tanda pengaruh tingginya dan keinginan ayahnya untuk membiarkannya aman.[5] Pada waktu yang sama, sejak al-Maqrizi mengalami peristiwa tersebut sampai 1068, putra di bawah umum yang meninggalkan Kairo dan secara jelas bukanlah kelak al-Musta'li, yang belum lahir pada waktu itu, namun lebih kepada kakaknya yang bernama sama.[5]

Tradisi pro-Musta'li lain menyatakan bahwa Ahmad dirancang selaku pewaris oleh al-Mustansir pada makan besar pernikahan Ahmad. Selain itu, pada acara proklamasi al-Hidaya al-Amiriyya, saudari kandung Nizar hadir, bersembunyi di balik tirai, yang menyatakan bahwa kala menjelang ajalnya, al-Mustansir telah memilih Ahmad selaku pewaris dan meninggalkannya sebagai warisan dengan salah satu saudari Ahmad.[20][21][22]

Para sejarawan modern, seperti Farhad Daftary, meyakini bahwa kisah tersebut nampaknya diupayakan untuk membenarkan dan secara retroaktif mengesahkan kenaikan takhta Ahmad, yang mereka pandang sebagai kudeta de facto oleh al-Afdal.[12][23] Menurut pandangan tersebut, al-Afdal memilih iparnya karena jabatannya sendiri masih tak aman, karena ia hanya meneruskan ayahnya Badr. Ahmad, yang terikat dengan al-Afdal lewat perkawinannya dan sepenuhnya bergantung padanya untuk kenaikan takhta, akan menjadi sosok bergesekan yang tak nampak mengancam al-Afdal karena kerapuhan yang dipegang pada kekuasaan lewat upaya memiliki sosok lain untuk jabatan wazir.[12][24][25]

Pemberontakan Nizar dan perpecahan Nizari

Setelah kabur dari Kairo, Nizar datang ke Iskandariyah, tempat ia meraih dujungan gubernur dan masyarakat lokal, dan memproklamasikan dirinya selaku imam dan khalifah dengan nama regnal al-Mustafa li-Din Allah ('Yang Terpilih untuk Agama Allah').[13][26][27] Para partisan Nizar mendorong kembali upaya pertama al-Afdal untuk merebut Iskandariyah, dan pasukan Nizar menyerbu ke pinggiran Kairo. Kemudian, pasukan Nizar dipukul balik ke Iskandariyah, yang ditempatkan di bawah pengepungan, sampai Nizar dan sisa pengikutnya terpaksa menyerah. Mereka dibawa kembali ke Kairo, tempat Nizar menjalani imurasi dan dibiarkan meninggal.[13][26][27] Sebuah surat yang dikirim ke ratu Yaman, Arwa al-Sulayhi, mengumumkan kenaikan takhta al-Musta'li, memberikan versi peristiwa yang dinyatakan secara resmi. Menurut surat tersebut, seperti putra al-Mustansir lainnya, Nizar mula-mula menerima imamat al-Musta'li dan membayarkannya penghormatan, sebelum digerakkan oleh dorongan dan niat untuk memberontak. Peristiwa tersebut membuat Iskandariyah dilaporkan menyerah dalam beberapa penjelasan, namun tak ada yang menyebutkan nasib Nizar.[28]

Peristiwa tersebut menyebabkan perpecahan pahit dan kekal dalam gerakan Isma'ili, yang berlangsung sampai sekarang.[4][29] Walau al-Musta'li diakui oleh pihak Fatimiyah dan organisasi dakwah Isma'ili resmi, serta komunitas Isma'ili bergantung padanya di Mesir, Suriah dan Yaman, kebanyakan komunitas Isma'ili di sebagian besar Timur Tengah, dan khususnya Persia dan Irak, menolak pengangkatannya. Entah dugaan atau kejadian sebenarnya, Isma'ili Persia di bawah naungan Hassan-i Sabbah beralih mengakui Nizar sebagai imam yang sebenarnya, memutus hubungan dengan Kairo, dan membentuk hierarki independen mereka sendiri (da'wa jadida, terj. har.'panggilan baru'). Ini menandai perpecahan kekal gerakan Isma'ili menjadi cabang-cabang pesaing Isma'ilisme Musta'li dan Isma'ilisme Nizari.[30][31] Setidaknya salah satu putra Nizar, al-Husayn, kabur pada 1095 dengan anggota dinasti lain (termasuk tiga putra al-Mustansir lainnya, Muhammad, Isma'il, dan Tahir) dari Mesir ke Maghreb, tempat mereka membantu kelompok oposisi dalam pengasingan terhadap rezim baru di Kairo.[13][27] Pada akhir 1162, para keturunan, atau keturunan yang diusulkan, dari Nizar nampak menentang para khalifah Fatimiyah, dan mampu menghimpun pengikutan menonjol berdasarkan pada sentimen loyalis yang terhimpun pada masyarakat.[32][33]

Masa kekuasaan

Sepanjang masa kekuasaannya, al-Musta'li menjadi bawahan dari al-Afdal.[1] Menurut sejarawan Mesir abad ke-13 Ibnu Muyassar, "[al-Musta'li] tak memiliki hidup yang berarti, sejak al-Afdal mengurus urusan negara seperti sultan atau raja, bukan seperti wazir".[34] Al-Afdal bahkan berlagak khalifah dalam acara-acara umum, dengan mencegah al-Musta'li melihatnya, yang diadakan di istana.[35]

Al-Afdal menjadi administrator handal, dan pemerintahan baiknya mewujudkan kemakmuran berkelanjutan Mesir di sepanjang masa kekuasaannya.[1] Al-Musta'li dipuji karena karakter tingginya oleh sejarawan kontemporer Sunni Ibnu al-Qalanisi, meskipun sejarawan abad pertengahan lainnya menekankan pencurahan fanatiknya kepada Syi'ah. Ini nampak bahwa dakwah Isma'ili sangat aktif pada masa kekuasaannya.[1] Sejarawan dan pemimpin agama pro-Musta'li Yaman abad ke-15 Idris Imad al-Din memberikan banyak informasi tentang kesepakatannya dengan dakwah Isma'ili di Yaman, terutama dengan Ratu Arwa dan da'i lokal, Yahya bin Lamak bin Malik al-Hammadi.[1]

Dalam urusan luar negeri, Fatimiyah menghadapi peningkatan persaingan dengan Sunni Seljuk dan khalifah Abbasiyah yang dibekingi Seljuk, al-Mustazhir. Seljuk meluaskan kekuasaannya di Suriah sampai Gaza. Pada 1095, khalifah Abbasiyah menerbitkan surat yang menyatakan klaim Fatimiyah dari keturunan bani Ali merupakan pemalsuan.[2] Fatimiyah mencapai beberapa kesuksesan, dengan pengajuan sukarela Apamea di utara Suriah pada 1096, disusul oleh pemulihan Tyre pada Februari/Maret 1097.[1][36] Al-Afdal juga berniat untuk mengadakan aliansi dengan penguasa Seljuk dari Aleppo, Ridwan, melawan Duqaq, penguasa Seljuk dari Damaskus.[1] Pada awal 1097, Ridwan sepakat untuk mengakui kedaulatan al-Musta'li. Pada 28 Agustus kotbah Jum'at dibacakan atas perantara khalifah Fatimiyah. Ini memicu titik balik di kalangan penguasa Seljuk dari Suriah bahwa Ridwan terpaksa berbalik setelah empat pekan, dan menurunkan nama al-Musta'li atas keinginan al-Mustazhir.[2][37]

Penaklukan Yerusalem oleh pasukan Salib, miniatur abad ke-14

Pada tahun yang sama, 1097, Perang Salib Pertama memasuki Suriah dan terjadi pengepungan terhadap Antiokhia. Al-Afdal mengirim utusan untuk menjalin kontak dengan pasukan Salib, dan memakai pergerakan yang dilakukan lewat Perang Salib untuk merebut kembali kendali Yerusalem dari para penguasa Turki Artuqiyah pada Juli/Agustus 1098.[1][38] Ini membuat Fatimiyah dituduh oleh sumber-sumber Sunni bahwa mereka telah membuat kepentingan umum dengan pasukan Salib. Sejarawan abad ke-13 Ibnu al-Athir bahkan mengklaim bahwa Fatimiyah mengundang pasukan Salib ke Suriah untuk melawan Seljuk, yang sebelumnya bersiap untuk menginvasi Mesir itu sendiri.[2][39] Meyakini bahwa ia menghimpun perjanjian dengan pasukan Salib, al-Afdal tak mengharapkan mereka untuk bergerak ke selatan, dan mendadak dicegat kala mereka bergerak beralih melawan Yerusalem pada 1099. Kota tersebut ditaklukan setelah pengepungan pada 15 Juli 1099, dan kekalahan berikutnya pasukan Fatimiyah di bawah komando pribadi al-Afdal dalam Pertempuran Ascalon pada 12 Agustus 1099 mengkonfirmasikan status quo baru.[1][40] Akibat pergerakan pasukan Salib, banyak orang Suriah lari ke Mesir, tempat bencana kelaparan terjadi pada 1099 atau 1100 pada akibatnya.[1]

Al-Musta'li wafat pada 17 Safar 495 Hijriyah (11 atau 12 Desember 1102),[1][2] dengan rumor menyatakan bahwa ia telah diracun oleh al-Afdal.[34] Ia meninggalkan tiga putra yang masih bayi, dengan yang sulung, al-Mansur yang berusia tak lebih dari lima tahun, diangkat menjadi khalifah dengan nama regnal al-Amir bi-Ahkam Allah.[34]

Catatan kaki

  1. ^ Pada masa kekuasaan panjangnya, al-Mustansir memiliki banyak keturunan, namun tak ada daftar lengkap yang ada. Selain itu, kebanyakan putranya memiliki kesamaan nama, membuat identifikasi mereka menyulitkan. Sejarawan Paul E. Walker memperkirakan bahwa al-Mustansir "memiliki sedikitnya tujuh belas putra yang namanya dapat dilacak".[4]
  2. ^ konsep perancangan (nass) terpusat pada Syi'ah awal, dan terutama Isma'ili, pembentukan imamat, selain juga menunjukkan pergesekan: karena imam memegang ketidakbersalahan Allah (isma), ia tak dapat mungkin dipersalahkan, khususnya dalam hal paling krusial sebagaimana pemilihan pewarisnya. Para pewaris yang dimilik yang menghadap ayah mereka kemudian menjadi sumber pergesekan menonjol. Sehingga, adatnya menyatakan bahwa, walau penerus dapat secara jelas disukai pada masa kekuasaan ayahnya, nass seringkali dipegang sampai tak lama sebelum kematian imam yang berkuasa, diproklamasikan dalam pernyataannya, atau ditinggalkan selaku permintaan dari pihak ketiga.[10]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Gibb 1993, hlm. 725.
  2. ^ a b c d e f Özkuyumcu 2006, hlm. 115.
  3. ^ a b Halm 2014, hlm. 366.
  4. ^ a b Walker 1995, hlm. 249.
  5. ^ a b c d e Walker 1995, hlm. 251.
  6. ^ Walker 1995, hlm. 250–251.
  7. ^ Brett 2017, hlm. 201–205.
  8. ^ Brett 2017, hlm. 205ff..
  9. ^ Halm 2014, hlm. 17–21, 24–28, 35–37.
  10. ^ Walker 1995, hlm. 240–242.
  11. ^ Brett 2017, hlm. 228.
  12. ^ a b c Daftary 2007, hlm. 241.
  13. ^ a b c d Halm 2014, hlm. 90.
  14. ^ a b Halm 2014, hlm. 88.
  15. ^ a b Walker 1995, hlm. 253.
  16. ^ Walker 1995, hlm. 253–254.
  17. ^ Walker 1995, hlm. 254.
  18. ^ Stern 1950, hlm. 22–27.
  19. ^ Stern 1950, hlm. 24.
  20. ^ Stern 1950, hlm. 25–29.
  21. ^ Walker 1995, hlm. 252, 257.
  22. ^ Halm 2014, hlm. 154–155.
  23. ^ Brett 2017, hlm. 229.
  24. ^ Walker 1995, hlm. 252.
  25. ^ Brett 2017, hlm. 228–229.
  26. ^ a b Daftary 2007, hlm. 242.
  27. ^ a b c Walker 1995, hlm. 255.
  28. ^ Halm 2014, hlm. 91.
  29. ^ Daftary 2007, hlm. 242–243.
  30. ^ Daftary 2007, hlm. 242–243, 324–325.
  31. ^ Brett 2017, hlm. 229–230.
  32. ^ Walker 1995, hlm. 256.
  33. ^ Halm 2014, hlm. 182–183, 186–187, 221–222, 249.
  34. ^ a b c Halm 2014, hlm. 131.
  35. ^ Halm 2014, hlm. 164.
  36. ^ Halm 2014, hlm. 93–94.
  37. ^ Halm 2014, hlm. 94.
  38. ^ Halm 2014, hlm. 95–96.
  39. ^ Halm 2014, hlm. 95.
  40. ^ Halm 2014, hlm. 97–101.

Sumber

al-Musta'li
Lahir: 15/16 September 1074 Meninggal: 12 Desember 1101
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
al-Mustansir
Khalifah Fatimiyah
29 Desember 1094 – 12 Desember 1101
Diteruskan oleh:
al-Amir
Jabatan Islam Syi'ah
Didahului oleh:
al-Mustansir
Imam Isma'ilisme Musta'li
29 Desember 1094 – 12 Desember 1101
Diteruskan oleh:
al-Amir

Read other articles:

بعد سقوط نظام بول بوت في كمبوتشيا الديمقراطية، أصبحت كمبوديا تحت الاحتلال الفيتنامي مع حكومة موالية لهانوي، وتأسست جمهورية كمبوتشيا الشعبية. واندلعت حرب أهلية خلال ثمانينيات القرن العشرين بين القوات المسلحة الثورية في كمبوتشيا الشعبية وبين حكومة تحالف كمبوتشيا الديمقر...

 

هذه قائمة بالبنوك في سلطنة عمان:[1] اسم البنك نوعه الموقع الالكترني بنك ظفار محلي تجاري الموقع الرسمي بنك مسقط محلي تجاري الموقع الرسمي البنك الوطني العماني محلي تجاري الموقع الرسمي بنك عمان العربي محلي تجاري الموقع الرسمي بنك صحار محلي تجاري الموقع الرسمي بنك HSBC عمان ...

 

Pour les articles homonymes, voir Abbaye Saint-Nicolas et Saint-Nicolas. Abbaye Saint-Nicolas-des-PrésAbbaye Saint-Nicolas des Près (entrée)PrésentationType Abbaye bénédictineDestination initiale culte catholique, prière conventuelle, vie monastiqueConstruction XIe sièclePropriétaire PrivéePatrimonialité  Inscrit MH (1982)LocalisationPays FranceRégion Hauts-de-FranceDépartement AisneCommune RibemontCoordonnées 49° 48′ 17″ N, 3° 27′ 28″...

1998 single by Vince GillIf You Ever Have Forever in MindSingle by Vince Gillfrom the album The Key B-sideGiven More Time[1]ReleasedMay 25, 1998GenreCountryLength4:38LabelMCA NashvilleSongwriter(s)Vince Gill, Troy SealsProducer(s)Tony BrownVince Gill singles chronology You and You Alone (1997) If You Ever Have Forever in Mind (1998) Kindly Keep It Country (1998) If You Ever Have Forever in Mind is a song co-written and recorded by American country music artist Vince Gill. It was relea...

 

Archaeology museum in Sultan Suleiman Street, East JerusalemRockefeller MuseumRockefeller Museum, JerusalemEstablished13 January 1938 (opening date)Location27 Sultan Suleiman Street, East JerusalemTypeArchaeology museumCuratorFawzi IbrahimWebsiteimj.org.il/ram Laying of the cornerstone, 19 June 1930. The Rockefeller Archeological Museum,[1] formerly the Palestine Archaeological Museum (PAM; 1938–1967),[2][3] is an archaeology museum located in East Jerusalem, next to...

 

Sodaliet Veldspaatvervangers, veldspatoïdes of foïdes (Engels: feldspathoids of foides) zijn een groep mineralen die tot de silicaten behoren. Veldspaatvervangers lijken in eigenschappen en samenstelling op de veldspaten, maar zijn onderverzadigd in silica. Ze komen voor in zeldzamere stollings- en metamorfe gesteenten. Eigenschappen Alle veldspaatvervangers zijn tectosilicaten en bevatten meestal de elementen kalium, natrium, calcium en/of aluminium. Veldspaatvervangers Nefelien - (Na,K)Al...

Pelat nomor kendaraan pribadi (Bali) Pelat nomor adalah salah satu jenis identifikasi kendaraan bermotor. Pelat nomor juga disebut pelat registrasi kendaraan, atau di Amerika Serikat dikenal sebagai pelat izin (license plate). Bentuknya berupa potongan pelat logam atau plastik yang dipasang pada kendaraan bermotor sebagai identifikasi resmi. Biasanya pelat nomor jumlahnya sepasang, untuk dipasang di depan dan belakang kendaraan. Namun ada jurisdiksi tertentu atau jenis kendaraan tertentu yang...

 

Indian producer and director (born 1975) Ekta KapoorKapoor in 2021Born (1975-06-07) 7 June 1975 (age 48)Bombay, Maharashtra, IndiaOccupationsTelevision producerbusinesswomanYears active1995–presentChildren1ParentsJeetendra (father)Shobha Kapoor (mother)RelativesTushar Kapoor (younger brother)Abhishek Kapoor (first cousin)AwardsPadma Shri (2020)[1] Ekta Kapoor (born 7 June 1975)[2][3] is an Indian television producer, film producer and director who works in ...

 

American politician Aaron Shenk KreiderMember of the U.S. House of Representativesfrom Pennsylvania's 18th districtIn officeMarch 4, 1913 – March 3, 1923Preceded byMarlin E. OlmstedSucceeded byEdward M. Beers Personal detailsBorn(1863-06-26)June 26, 1863South Annville Township, PennsylvaniaDiedMay 19, 1929(1929-05-19) (aged 65)Annville, PennsylvaniaPolitical partyRepublicanAlma materLebanon Valley College Aaron Shenk Kreider (June 26, 1863 – May 19, 1929) was a R...

Algerian writer (born 1971) This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article is an orphan, as no other articles link to it. Please introduce links to this page from related articles; try the Find link tool for suggestions. (November 2021) This biography of a living person needs additional citations for verification. Please help by adding reliable sources. Contentious material ...

 

Australian actress Freya StaffordBornFreya Stafford (1977-01-21) 21 January 1977 (age 46)Sydney, New South Wales, AustraliaOccupationActressSpouseDarren McAngus Freya Stafford (born 21 January 1977) is an Australian actress who has appeared in the television programs Head Start and White Collar Blue as central characters. Early life Stafford was born in Sydney, New South Wales. In 1982 her family moved to Tasmania. She decided to join a drama group as she enjoyed acting and when she was ...

 

Henrik Span (17 April 1634 - 27 December 1694) was a naval officer in the Dutch, Venetian and Danish[1] services. He reached the rank of Admiral in the Royal Danish Navy in 1683 and headed the Royal Danish Naval Dockyard in Copenhagen from 1690. In 1692, he was granted Hørbygaard at Holbæk and raised to the peerage by Christian V of Denmark. Early life Span was born in Oldendorf in the County of Schaumburg, the son of consul Bernhard Span and Elisabeth Beichmann. He joined the merch...

Propaganda techniques used by the tobacco industry Gift offered by tobacco industry lobbyists to Dutch politician Kartika Liotard in September 2013 The tobacco industry playbook, tobacco strategy or simply disinformation playbook[1] describes a strategy devised by the tobacco industry in the 1950s to protect revenues in the face of mounting evidence of links between tobacco smoke and serious illnesses, primarily cancer.[2] Much of the playbook is known from industry documents ...

 

Yesaya 38Gulungan Besar Kitab Yesaya, yang memuat lengkap seluruh Kitab Yesaya, dibuat pada abad ke-2 SM, diketemukan di gua 1, Qumran, pada tahun 1947.KitabKitab YesayaKategoriNevi'imBagian Alkitab KristenPerjanjian LamaUrutan dalamKitab Kristen23← pasal 37 pasal 39 → Yesaya 38 (disingkat Yes 38) adalah bagian dari Kitab Yesaya dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Memuat Firman Allah yang disampaikan oleh nabi Yesaya bin Amos terutama berkenaan ...

 

Dirección General de Política Energética y Minas Logotipo de la Dirección General de Política Energética y Minas LocalizaciónPaís España EspañaInformación generalSigla DGPEMJurisdicción EspañaTipo Dirección GeneralSede Paseo de la Castellana, 160,MadridOrganizaciónDirector General Manuel García HernándezDepende de Secretaría de Estado de EnergíaEntidad superior Ministerio para la Transición EcológicaPresupuesto 30,14 millones de € (2023)HistoriaFundación...

19th-century Archbishop of Canterbury This article is about the Archbishop of Canterbury. For his son, the Speaker of the House of Commons, see Charles Manners-Sutton, 1st Viscount Canterbury. The Most Reverend and Right HonourableCharles Manners-SuttonArchbishop of CanterburyPortrait by John HoppnerChurchChurch of EnglandProvinceCanterburyDioceseCanterburyElected21 February 1805 (election confirmed), St Mary-le-Bow[1]Installed1805Term ended21 July 1828 (death)PredecessorJohn Moo...

 

Apache Thrift開發者Apache软件基金会当前版本0.19.0 (2023年9月2日;穩定版本)[1] 源代码库git-wip-us.apache.org/repos/asf/thrift.git 类型远程过程调用框架许可协议Apache许可证 2.0网站thrift.apache.org Thrift是一种接口描述语言和二进制通讯协议,[2]它被用来定义和创建跨语言的服务。[3]它被当作一个远程过程调用(RPC)框架来使用,是由Facebook为“大规模跨语言服务开发”而...

 

Shojiro Nakazawa (中澤 祥次郎code: ja is deprecated , Nakazawa Shōjirō, lahir 29 Desember 1971) adalah seorang sutradara di serial televisi tokusatsu asal Jepang. Dia dikenal sebagai sutradara televisi dan film-film untuk kontribusi di serial Kamen Rider dan serial Super Sentai di Toei. Karya sutradara Televisi Mirai Sentai Timeranger (Toei / TV Asahi, 2000 - 2001) Hyakujuu Sentai Gaoranger (Toei / TV Asahi, 2001 - 2002) Ninpuu Sentai Hurricaneger (Toei / TV Asahi, 2002 - 2003) Bakuryu...

شتآينين    شعار   الإحداثيات 50°34′25″N 7°48′25″E / 50.573611111111°N 7.8069444444444°E / 50.573611111111; 7.8069444444444  [1] تقسيم إداري  البلد ألمانيا[2]  التقسيم الأعلى منطقة فيستر فالد كرآيس  خصائص جغرافية  المساحة 4.22 كيلومتر مربع (31 ديسمبر 2017)[3]  ارتفاع 410 م...

 

هذه المقالة بحاجة لصندوق معلومات. فضلًا ساعد في تحسين هذه المقالة بإضافة صندوق معلومات مخصص إليها. الشركة الصورية أو الشركة الوهمية (بالإنجليزية: Shell corporation)‏، هي شركة أو مؤسسة موجودة فقط على الورق، وليس لها مكتب، ولا موظفون، ولكن قد يكون لها حساب مصرفي، أو قد تحتفظ باستثما...

 

Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!