Sebahagian pembaca novel ini sering menyimpulkan novel ini sebagai suatu karya yang bernuansa agama, beraura mistik serta mengandung pergulatan (atau pergolakan) eksistensial diri manusia ketika berhadapan dengan maut di samping ironi seorang pejuang kemerdekaan yang kecewa dan tidak mendapatkan tempat yang layak justeru ketika kemerdekaan yang diperjuangkan dengan penuh pengorbanan itu sudah terwujud.[2]
Sinopsis
Perjalanan seorang anak revolusi yang pulang kampung karena ayahandanya jatuh sakit.[3] Dari seputaran perjalanan itu, terungkap beberapa potong puing gejolak hati yang tak pernah teranggap dalam gebyar-gebyar revolusi.[3]
Dikisahkan bagaimana keperwiraan seseorang dalam revolusi pada akhirnya melunak ketika dihadapkan pada kenyataan sehari-hari: dia menemukan ayahnya yang seorang guru yang penuh bakti tergolek sakit karena tuberkulosis, anggota keluarganya yang miskin, rumah tuanya yang sudah tidak kuat lagi menahan arus waktu, dan menghadapi istri yang cerewet.[3]
Berpotong-potong kisah itu diungkapkan dengan sisa-sisa kekuatan jiwa yang berenangan dalam jiwa seorang mantan askar ("tentara") muda revolusi yang idealis.[3] Lewat tuturan yang sederhana dan fokus, tokoh "aku" dalam novel ini tidak hanya mengritik kekerdilan diri sendiri, tetapi juga menunjuk muka para jendral atau pembesar negeri pascakemerdekaan yang hanya asyik mengurus dan memperkaya diri sendiri.[3]
Pengaruh dalam sastra Indonesia
Bukan Pasar Malam merupakan sebuah novel yang mampu memberikan pengaruh dalam Orde Baru sehingga dibredel pada tahun 1965.[4] Novel ini dianggap memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dunia perpolitikan Indonesia karena Pramoedya menumpahkan protesnya secara tidak langsung kepada pemerintah melalui tulisan dalam novel ini.[5]H. B. Jassin, seorang sasterawan Indonesia mengungkapkan bahawa novel ini telah menampakkan gugatan sosial di zamannya.[1]Bukan Pasar Malam merupakan salah satu novel Pramoedya yang diterbitkan ke dalam banyak bahasa, antara lainnya bahasa Inggeris, Belanda, Jerman, dan Perancis.[3]
Sejarah pencetakan
Pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1951[1]