William III (14 November 1650 – 8 Maret 1702), juga dikenal sebagai William dari Orange, adalah Raja Inggris, Skotlandia, dan Irlandia yang memerintah bersama istrinya, Ratu Mary II, setelah Revolusi Agung pada tahun 1688. Pemerintahan bersama mereka dikenal dengan sebutan William dan Mary. William memerintah sendiri setelah kematian Mary pada tahun 1694 hingga kematiannya pada tahun 1702.
William dibesarkan dalam lingkungan politik yang penuh intrik di Belanda. Sebagai anak dari penguasa berpengaruh, ia dididik dengan baik dalam teologi, militer, dan seni pemerintahan. Meskipun banyak menghadapi oposisi dari para pendukung republik di Belanda, ia menunjukkan ketangguhan politik sejak usia muda.
Pernikahan dengan Mary
Pada 4 November 1677, William menikahi sepupunya, Mary Stuart, putri sulung James, Adipati York (kemudian Raja James II). Pernikahan ini adalah langkah strategis untuk memperkuat aliansi antara ProtestanInggris dan Belanda melawan ancaman Prancis. Mary adalah seorang Protestan yang taat, dan pernikahan mereka, meskipun diawali oleh alasan politik, berkembang menjadi hubungan pribadi yang erat meskipun mereka tidak memiliki anak.
Revolusi Agung (1688)
Pada tahun 1688, William diundang oleh sekelompok bangsawanInggris untuk menggulingkan mertuanya, Raja James II, yang dianggap pro-Katolik dan otoriter. William mendarat di Torbay, Inggris, pada 5 November 1688 dengan pasukan besar. Kampanye ini, yang dikenal sebagai Revolusi Agung, berhasil tanpa banyak perlawanan. James II melarikan diri ke Prancis, dan Parlemen Inggris kemudian menobatkan William dan Mary sebagai raja dan ratu bersama pada Februari 1689.
Pemerintahan
Reformasi Konstitusional
William dan Mary menandatangani Bill of Rights pada tahun 1689, yang membatasi kekuasaan monarki dan memperkuat supremasi Parlemen. Dokumen ini menjadi landasan penting bagi konstitusi Inggris modern. Pemerintahan mereka juga menyaksikan pengesahan Toleration Act (1689), yang memberikan kebebasan beribadah kepada beberapa kelompok Protestan non-Anglikan.
Perang Melawan Louis XIV
Sebagai pemimpin Liga Augsburg, William memimpin koalisi Eropa melawan Louis XIV dari Prancis dalam Perang Sembilan Tahun (1688–1697). Perang ini menunjukkan ambisinya untuk menahan ekspansi Prancis dan melindungi keseimbangan kekuasaan di Eropa.
Konflik di Irlandia
Di Irlandia, William menghadapi perlawanan dari pasukan pendukung James II, yang dikenal sebagai Jacobites. Ia memimpin pasukan dalam Pertempuran Boyne (1690) dan berhasil mengalahkan Jacobites, mengukuhkan kendali Protestan atas Irlandia.
Kehidupan Pribadi
William dikenal sebagai pria yang serius dan berdisiplin, tetapi sering dianggap kurang karismatik dibandingkan istrinya, Mary. Meskipun ia mencintai Mary, hubungan mereka terganggu oleh kebiasaan William yang sering melibatkan diri dalam politik Eropa dan lapangan perang.
William tidak memiliki keturunan dari pernikahannya. Setelah kematian Mary pada tahun 1694 akibat cacar, ia sangat berduka dan melanjutkan pemerintahannya sendirian.
Kematian dan Warisan
William meninggal dunia pada 8 Maret 1702 akibat pneumonia yang berkembang setelah terjatuh dari kudanya. Ia dimakamkan di Westminster Abbey. Karena tidak memiliki anak, takhta diteruskan oleh adik Mary, Anne.
"William III (England)." (1911). Encyclopædia Britannica, 11th ed. London: Cambridge University Press.
Robb, Nesca, William of Orange (1962)
Van der Kiste, John, William and Mary (2003)
Waller, Maureen, "Sovereign Ladies: Sex, Sacrifice, and Power. The Six Reigning Queens of England." St. Martin's Press, New York, 2006. ISBN 0-312-33801-5