Perpustakaan Nasional Tiongkok (Hanzi sederhana: 中国国家图书馆; Hanzi tradisional: 中國國家圖書館; Pinyin: Zhōngguó Guójiā Túshūguǎn) atau NLC (National Library of China) di Beijing adalah perpustakaan nasional Republik Rakyat Tiongkok. Dengan koleksi lebih dari 35 juta unit,[1][3] perpusatakaan ini merupakan perpustakaan terbesar di Asia dan salah satu yang terbesar di dunia. Perpustakaan ini memiliki koleksi Sastra Tiongkok dan dokumen bersejarah yang terbesar di dunia.[4]
Pendahulu Perpustakaan Nasional Tiongkok, Perpustakaan Kekaisaran Peking ({Jīngshī Túshūguǎn), didirikan pada 9 September 1909 oleh pemerintahan Dinasti Qing. Perpustakaan ini pertama kali dibuka secara resmi setelah Revolusi Xinhai, pada tahun 1912. Pada tahun 1916, perpustakaan menerima status perpustakaan repositori.[4] Pada Juli 1928, namanya diubah menjadi Perpustakaan Nasional Peiping dan kemudian diubah menjadi Perpustakaan Nasional.[5]
Buku rujukan berbahasa Tionghoa yang paling awal terhadap perpustakaan umum bergaya Barat adalah karya oleh Lin Zexu dalam Sizhou Zhi (四洲志; 1839) dan Wei Yuan dalam the Risalah Bergambar tentang Kerajaan Maritim (edisi pertama, 1843), keduanya merupakan terjemahan dari buku-buku Barat.[6]
Pada akhir abad kesembilan belas, sebagai tanggapan atas beberapa kekalahan militer melawan kekuatan barat, pemerintah Dinasti Qing (1644-1912) mengirim beberapa misi ke luar negeri untuk mempelajari budaya dan institusi barat. Beberapa anggota misi diplomatik Tiongkok pertama, yang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan negara-negara lainnya dari tahun 1868 sampai 1870, mencatat pandangan mereka tentang perpustakaan barat, memperhatikan bahwa mereka menarik sejumlah besar pembaca.[7] Jurnalis Liang Qichao (1873–1929), yang menjadi seorang intelektual terkemuka yang diasingkan setelah kegagalan Reformasi Seratus Hari pada tahun 1898, menulis tentang Perpustakaan Umum Boston dan Perpustakaan Universitas Chicago, memuji keterbukaan mereka kepada masyarakat umum dan kejujuran para pembaca yang tidak mencuri buku yang telah dipinjamkan kepada mereka.[8] Dai Hongci (戴鸿慈), anggota dari misi Qing lainnya yang dikirim ke luar negeri untuk mempelajari konstitusi modern, mencatat efektivitas peminjaman buku di Perpustakaan Kongres.[9]
Pada tahun 1906, gubernur Provinsi Hunan Pang Hongshu mengajukan surat resmi kepada kekaisaran untuk mengumumkan bahwa dia telah menyelesaikan persiapan-persiapan untuk mendirikan sebuah perpustakaan provinsi di Changsha.[10] Pada tahun 1908 dan 1909, para pejabat tinggi dari provinsi Fengtian, Shandong, Shanxi, Zhejiang, Yunnan mengajukan petisi kepada istana untuk meminta izin mendirikan perpustakaan umum di yurisdiksi mereka masing-masing.[10] Sebagai tanggapan, pada 2 Mei 1909, Kementerian Pendidikan Qing (Xuebu 学部) mengumumkan rencana untuk membuka perpustakaan di setiap provinsi dalam kekaisaran.[11]
39°56′45″N 116°19′21″E / 39.9458711944°N 116.322362417°E / 39.9458711944; 116.322362417