Partai Nasional Honduras
Xiomara Castro Libre
Pemilihan umum digelar di Honduras pada hari Minggu, 28 November 2021 untuk memilih Presiden beserta tiga orang Wakil Presiden, anggota Kongres Nasional, 20 perwakilan Honduras di Parlemen Amerika Tengah, 298 wali kota dan 298 wakil wali kota, serta 2,092 anggota dewan munisipalitas.
Setelah pemungutan suara, keduanya Nasry Asfura dari Partai Nasional Honduras dan Xiomara Castro dari Partai Libre mengklaim kemenangan sementara suara masih dihitung, hingga pada 30 November 2021, ketika Asfura dan Partai Nasional mengakui kekalahannya kepada Castro. Kemenangan Castro menjadikannya presiden wanita pertama Honduras, capres dengan perolehan suara terbanyak dalam sejarah Honduras, dan mengakhiri 12 tahun kekuasaan Partai Nasional.
Presiden petahana Juan Orlando Hernández pertama kali terpilih pada tahun 2013 setelah mengalahkan Xiomara Castro, dan terpilih lagi secara kontroversial pada tahun 2017, menimbulkan unjuk rasa besar-besaran pada tahun tersebut, beberapa di antaranya bahkan berlanjut hingga tahun 2019.
Presiden Honduras dipilih secara pluralitas, dengan calon yang mendapat suara terbanyak dalam satu putaran dinyatakan sebagai pemenang. 128 anggota Kongres Nasional dipilih dengan sistem perwakilan berimbang terbuka dari 18 dapil multi-anggota berdasarkan departemen dengan ukuran mulai dari satu hingga 23 kursi. Kursi dialokasikan menggunakan kuota Hare.[1]
Nasry Asfura adalah walikota petahana Tegucigalpa (ibu kota Honduras), dan ia merupakan anggota Partai Nasional Honduras yang bersayap kanan yang sedang berkuasa pada saat pemilu digelar.[2]
Xiomara Castro adalah capres dari Partai Kebebasan dan Refundasi (Libre) yang bersayap kiri pada tahun 2013 dan menempati posisi kedua, ia mendirikan partai tersebut bersama suaminya Manuel Zelaya setelah suaminya digulingkan dalam sebuah kudeta pada tahun 2009.[2]
Yani Rosenthal telah lama menjadi anggota Partai Liberal Honduras. Ia adalah seorang pengusaha yang dijatuhi hukuman tiga tahun penjara di Amerika Serikat karena pencucian uang narkoba dan dibebaskan pada tahun 2020, tepat pada waktunya untuk memulai kampanye-nya.[2]
Salvador Nasralla adalah capres di tahun 2013 dan 2017. Ia awalnya hendak mencalonkan diri dari Partai Penyelamat Honduras yang ia dirikan pada November 2019, namun mengundurkan diri pada 13 Oktober untuk menjadi cawapresnya Xiomara Castro.[2]
Santos Rodriguez Orellana adalah seorang calon perseorangan yang ditangkap pada 4 November di bawah tuduhan perdagangan narkoba dan pembunuhan.[3]