Pembelajaran multimedia mengacu pada penyajian materi pembelajaran dengan menggunakan kata-kata dan gambar-gambar dengan tujuan untuk mempromosikan belajar [1] sehingga materi pembelajaran yang disampaikan dapat diserap secara optimal dan tersimpan kuat di memori jangka panjang. Pembelajaran multimedia ini didasarkan pada tiga asumsi dasar, yaitu: 1) manusia memiliki saluran pemrosesan yang terpisah untuk memproses informasi yang bersifat audio dan visual; 2) saluran pemrosesan informasi yang dimiliki manusia memiliki kemampuan terbatas; 3) untuk belajar aktif (active learning) manusia memerlukan akses terhadap informasi yang relevan dan mengorganisasikannya serta mengintegrasikannya dengan informasi yang telah dikuasai sebelumnya.[2] [3]
Dalam implementasinya, ada kondisi dimana materi pembelajaran yang disampaikan bersifat menarik, namun memiliki unsur-unsur yang tidak relevan (extranous material) sehingga secara kognitif akan menyebabkan terjadinya pemrosesan ekstra (extranous processing).[4] Prinsip-prinsip untuk mengelola pemrosesan ekstra, yaitu:
Materi pembelajaran yang esensial adalah informasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Namun, ada kondisi materi esensial tersebut terlalu banyak sehingga kapasitas kognitif untuk memprosesnya menjadi terbatas (essential processing overload).[7] Prinsip-prinsip untuk mengelola pemrosesan esensial, yaitu:
Prinsip-prinsip untuk mendorong pemrosesan generatif, yaitu memahami materi pembelajaran yang disajikan dalam format multimedia dan mengintegrasikannya dengan informasi yang telah dipahami sebelumnya adalah:
|url-status=