Norwegian Cruise Line Holdings (NCLH) adalah sebuah perusahaan induk yang didaftarkan sebagai sebuah badan hukum di Bermuda dan berkantor pusat di Amerika Serikat.[3][4] Perusahaan ini memiliki tiga operator kapal pesiar, yakni Norwegian Cruise Line, Oceania Cruises, dan Regent Seven Seas Cruises. Perusahaan ini adalah operator kapal pesiar terbesar ketiga di dunia. Perusahaan ini melantai di New York Stock Exchange. Perusahaan ini tidak memiliki hubungan apapun dengan Norwegia. Hanya anak usahanya, yakni Norwegian Cruise Line, yang memiliki hubungan dengan Norwegia.
NCLH didirikan di Bermuda pada tanggal 21 Februari 2011[2] sebagai bagian dari persiapan untuk mengadakan penawaran umum perdana.[5] Pada saat itu, Norwegian Cruise Line dimiliki oleh sebuah konsorsium yang beranggotakan Genting Hong Kong, Apollo Management, dan TPG Capital.[5] Setelah selesai mengadakan penawaran umum perdana pada bulan Januari 2013 dan melantai di NASDAQ,[6][7] Norwegian Cruise Line dan NCLH direorganisasi, sehingga NCLH resmi memegang seluruh saham Norwegian Cruise Line,[8] dengan seluruh pemegang saham Norwegian Cruise Line menjadi pemegang saham NCLH.[8]
Sesaat setelah mengadakan penawaran umum perdana, masyarakat pun memegang 13,3% saham NCLH, sementara Genting Hong Kong, Apollo, dan TPG masing-masing memegang 43,4%, 32,5%, dan 10,8% saham NCLH.[8] Setahun kemudian, Genting Hong Kong, Apollo, dan TPG perlahan-lahan melepas saham NCLH melalui serangkaian penawaran umum sekunder.[4] Sehingga pada akhir tahun 2014, hampir separuh saham NCLH dipegang oleh masyarakat, dengan Genting, Apollo, dan TPG masing-masing memegang 25%, 24%, dan 7% saham NCLH.[9] Setahun kemudian, Genting Hong Kong, Apollo, dan TPG kembali melepas saham NCLH yang mereka pegang, sehingga masing-masing hanya memegang 11,1%, 15,8%, dan 2,4% saham NCLH.[10][11] Akhirnya, pada tanggal 3 Desember 2018, Apollo dan Genting menjual semua saham NCLH yang mereka pegang.[12]
Pada bulan September 2014, NCLH mengumumkan bahwa mereka telah membeli Prestige Cruise Holdings, perusahaan induk dari Oceania Cruises dan Regent Seven Seas Cruises, dengan harga $3,025 milyar.[13][14]
Pada tanggal 9 Januari 2015, Presiden dan CEO NCLH, Kevin Sheehan, digantikan oleh Frank Del Rio, salah satu pendiri Oceania Cruises.[15]
Pada tanggal 14 Desember 2015, NCLH menjadi salah satu komponen dari indeks NASDAQ-100.[16] Namun, NCLH kemudian pindah dari NASDAQ ke New York Stock Exchange pada tanggal 19 Desember 2017,[17] sehingga NCLH dikeluarkan dari indeks tersebut.[18]
Pada bulan Juni 2018, Chairman NCLH, Walter Revell mengundurkan diri,[19] dan digantikan oleh pengembang Miami Beach, Russell Galbut.[20]
Hingga tahun 2018, perusahaan ini adalah operator kapal pesiar terbesar ketiga di dunia, dengan menguasai 9,5% pangsa penumpang kapal pesiar dan 12,6% pangsa pendapatan kapal pesiar.[21]
Pada tanggal 14 Maret 2020, Centers for Disease Control and Prevention menerbitkan larangan berlayar untuk kapal pesiar. Norwegian Cruise Line Holdings pun menunda semua pelayarannya, dengan semua kapalnya telah berlabuh dan menurunkan penumpang pada tanggal 28 Maret 2020. Larangan berlayar tersebut kemudian diperpanjang hingga tanggal 30 Juni 2020.[22]:S-1
Pada tanggal 5 Mei 2020, melalui sebuah dokumen yang diserahkan ke Securities and Exchange Commission, NCLH menyatakan bahwa ada "keraguan substansial" mengenai kemampuannya untuk melanjutkan bisnis, karena NCLH akan menghadapi tekanan likuiditas dalam waktu 12 bulan ke depan.[22]:S-6
Tetapi, keesokan harinya, NCLH berhasil memperoleh likuiditas tambahan sebesar lebih dari $2,2 milyar.[23][24] Pada tanggal 7 Mei 2020, CEO NCLH menyatakan bahwa perusahaannya memiliki likuiditas yang cukup untuk tetap beroperasi walaupun tidak memperoleh pendapatan sama sekali selama 18 bulan ke depan, dan dapat berlayar kembali pada akhir tahun 2020.[25][26]
Walaupun pendapatannya menurun sebesar 99%, dan mencatatkan rugi bersih sebesar $715 juta pada kuartal kedua,[27] serta pelayarannya dibatalkan setidaknya hingga akhir bulan November 2020,[28] CEO Frank Del Rio memperkirakan bahwa kinerja NCLH akan butuh lebih dari enam bulan sejak pelayaran kembali dibuka untuk mulai membaik.[29]
Larangan berlayar dari CDC kemudian diperpanjang kembali hingga tanggal 31 Desember 2020.[30]
NCLH memiliki tiga operator kapal pesiar, yakni:
NCLH was incorporated on February 21, 2011 as a Bermuda exempted company...
Our shareholders created a holding company ('Norwegian Cruise Line Holdings Ltd.') which filed a registration statement on Form S-1 (amended) with the Securities and Exchange Commission ('SEC') in October 2011 in connection with the proposed initial public offering of its ordinary shares (the 'IPO').
As of December 31, 2014, the ownership percentages of NCLH’s ordinary shares were as follows: Genting HK (1)... 25.0%, Apollo Funds (2)... 24.0%, TPG Viking Funds (3)... 7.0%
As of December 31, 2015, the approximate relative ownership percentages of NCLH’s ordinary shares were as follows: the Apollo Holders (15.8%), Genting HK (11.1%), the TPG Viking Funds (2.4%), and public shareholders (70.7%).
The factors described above, in particular the suspension of cruise voyages and decline in advanced bookings, as well as debt maturities and other obligations over the next year, have raised substantial doubt about the Company’s ability to continue as a going concern, as the Company does not have sufficient liquidity to meet its obligations over the next twelve months, assuming no additional financing or other proactive measures.