Konflik pertama Perang Goguryeo–Tang

Konflik pertama Perang Goguryeo–Tang
Bagian dari Perang Goguryeo–Tang
Peta konfloik pertama Perang Goguryeo–Tang pada 645.
Tanggal 645–648 Lokasi Semenanjung Liaodong, Semenanjung Korean, Laut Bohai, dan Laut Kuning Hasil Kemenangan Goguryeo[1][2][3][4][5][6][7][8][9][10][11] Perang Goguryeo–Tang berlanjut Perluasan cangkupan konflik meliputi kerajaan Korea lain yakni Baekje dan Silla
Pihak terlibat
Dinasti Tang	Goguryeo Mohe
Tokoh dan pemimpin
Kaisar Taizong Li Shiji Li Daozong (WIA) Zhangsun Wuji Zhang Liang Yuchi Jingde Qibi Heli (WIA) Xue Wanbei Ashina She'er (WIA) Ashina Simo (WIA) Ashina Mishe Zhishi Sili Cen Wenben Liu Hongji Zhang Jian Yang Shidao Xue Rengui	Yeon Gaesomun Yang Manchun Go Jeong-ui Go Yeonsu (POW) Go Hyejin (POW) Go Jug-li Sun Dae-eum
Kekuatan
113.000[12]	Sekitar 200,000

Artikel utama: Perang Goguryeo–Tang

Konflik pertama Perang Goguryeo–Tang dimulai ketika Kaisar Taizong (m. 626–649) dari dinasti Tang memimpin kampanye militer melawan Goguryeo pada 645 untuk melindungi sekutunya Silla dan menghukum Generalissimo Yeon Gaesomun karena membunuh Raja Yeongnyu. Pasukan Tang dikomandani oleh Kaisar Taizong sendiri, dan jenderal-jenderal Li Shiji, Li Daozong, dan Zhangsun Wuji.

Referensi

1. Turnbull, Stephen (20 October 2012). Japanese Castles AD 250?1540 (dalam bahasa Inggris). Bloomsbury Publishing. hlm. 8. ISBN 9781849080736. Diakses tanggal 2 November 2016. By the AD 640s the Tang felt secure enough to threaten Goguryeo for themselves. Their initial attempt ended in failure, and Goguryeo's success in defeating a Chinese army encouraged the northern Korean kingdom to become more belligerent against its neighbors. 
2. Injae, Lee; Miller, Owen; Jinhoon, Park; Hyun-Hae, Yi (15 December 2014). Korean History in Maps (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. hlm. 29–30. ISBN 9781107098466. Diakses tanggal 2 November 2016. After the Tang dynasty succeeded the Sui, the second Tang emperor also tried to bring Goguryeo under its control, launching an unsuccessful attack in 645. Goguryeo repelled a second invasion in 662 with victories by the general Yeon Gaesomun. . . . The commander of Ansi fortress, Yang Manchun, defeats an invading Tang army sent by Emperor Taizong. 
3. Tucker, Spencer C. (23 December 2009). A Global Chronology of Conflict: From the Ancient World to the Modern Middle East [6 volumes]: From the Ancient World to the Modern Middle East (dalam bahasa Inggris). ABC-CLIO. hlm. 406. ISBN 9781851096725. Diakses tanggal 4 August 2016. 
4. Ebrey, Patricia Buckley; Walthall, Anne; Palais, James B. (2013). East Asia: A Cultural, Social, and Political History, Volume I: To 1800 (dalam bahasa Inggris). Cengage Learning. hlm. 106. ISBN 978-1111808150. Diakses tanggal 4 August 2016. 
5. Walker, Hugh Dyson (20 November 2012). East Asia: A New History (dalam bahasa Inggris). AuthorHouse. hlm. 161. ISBN 9781477265178. Diakses tanggal 5 November 2016. 
6. Xiong, Victor Cunrui (2009). Historical Dictionary of Medieval China (dalam bahasa Inggris). Rowman & Littlefield. ISBN 9780810860537. Diakses tanggal 2 November 2016. 
7. Middleton, John (June 2015). World Monarchies and Dynasties (dalam bahasa Inggris). Routledge. hlm. 506. ISBN 9781317451587. Diakses tanggal 2 November 2016. 
8. Guo, Rongxing (29 August 2009). Intercultural Economic Analysis: Theory and Method (dalam bahasa Inggris). Springer Science & Business Media. hlm. 42. ISBN 9781441908490. Diakses tanggal 4 August 2016. 
9. Graff, David A. (10 March 2016). The Eurasian Way of War: Military Practice in Seventh-Century China and Byzantium (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 9781317237082. Diakses tanggal 2 November 2016. 
10. Yi, Ki-baek (1984). A New History of Korea (dalam bahasa Inggris). Harvard University Press. hlm. 48. ISBN 9780674615762. Diakses tanggal 2 November 2016. 
11. "Record of Restoring the Buddha Relic at Minzhong Temple". Museum of the Institute of History and Philology. Academia Sinica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-29. Diakses tanggal 2021-02-15. The Minzhong Temple is known today as the Fayuan Temple in Beijing. The temple was built by Emperor Li Shimin to mourn and salvage the lost souls in his failed attempt to conquer Goguryeo. 
12. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama gr02-196