Tawaran Tel Aviv untuk menjadi tuan rumah diterima oleh Komite Eksekutif UEFA pada 27 Januari 2011 di Nyon, Swiss.[2] Tawaran ini mengalahkan tawaran lain dari Yerusalem
Spanyol meraih gelar keempatnya setelah mengalahkan Italia 4-2 di final.
Pengundian untuk babak penyisihan grup kualifikasi Kejuaraan Sepak Bola U-21 Eropa UEFA 2013 berlangsung pada 3 Februari di Nyon, Swiss. 52 tim nasional ambil bagian dalam kualifikasi. Babak grup kualifikasi dimulai pada 25 Maret 2011.[3] Ada total sepuluh grup, yang terdiri dari lima atau enam tim di masing-masing grup. Semua tim di setiap grup saling berhadapan dua kali, di kandang dan tandang. Tim teratas di masing-masing grup dan empat tim urutan kedua terbaik lolos ke babak playoff. Pada babak playoff, 14 tim di undi untuk bermain di tujuh pertandingan dalam dua leg. Para pemenang bergabung dengan Israel di final turnamen.
Tim yang lolos
Tim berikut lolos ke putaran final Kejuaraan Sepak Bola U-21 Eropa UEFA 2013:
Tim Teknis UEFA menyusun nama-nama pemain untuk masuk dalam skuat yang terdiri dari 23 pemain terbaik selama turnamen. Spanyol, dengan sebelas pemain, menguasai sebagian besar pemain dalam tim terbaik di turnamen kali ini.[1]
Bola resmi untuk Kejuaraan Piala Eropa U-21 kali ini diresmikan selama pengundian tim peserta di Tel Aviv pada 28 November 2012.[7] Bola tersebut memiliki warna biru dan putih sama seperti tuan rumah turnamen Israel dan desain fitur pola segitiga sama seperti adidas Tango 12, bola pertandingan UEFA Euro 2012.
Pemboikotan turnamen
Setelah Israel diumumkan sebagai tuan rumah, ada rencana untuk memboikot turnamen. Petisi yang paling menonjol terhadap turnamen yang berlangsung di Israel ini diselenggarakan oleh Kampanye Solidaritas Palestina yang menuntut Presiden UEFA Michel Platini mengubah keputusannya.[8] Petisi lain[9] datang dari Muslim Public Affairs Committee UK menuntut agar UEFA memindahkan turnamen ke Inggris setelah The Daily Mail[10] dan The Jewish Chronicle melaporkan[11] bahwa UEFA dianggap meminta FA untuk tetap siaga jika konflik Gaza-Israel masih terus berlanjut.
Petisi lain, juga disampaikan oleh mantan pemain Sevilla FC, Frédéric Kanouté dan 50 pemain profesional lainnya yang telah menandatangani petisi itu,[12] juga mendapat perhatian media[13] tetapi menarik kritik ketika beberapa nama yang tercantum di dalamnya diperdebatkan. Didier Drogba, misalnya, mengaku ia tidak pernah menandatangani petisi dan namanya telah dihapus dari daftar.[14]