Kata krama desa atau tembung krama désa (aksara Jawa: ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁꦏꦿꦩꦢꦺꦱ) adalah kata ngoko dan krama dalam bahasa Jawa yang kosakatanya dipaksa dikramakan atau dikramakan lagi. Kata krama desa biasanya digunakan dalam bahasa krama dan madya serta dituturkan terutama di pasar dan tempat umum lainnya. Penggunaan dan pengramaan kata ngoko dan krama yang dilakukan oleh masyarakat perdesaan dinilai oleh masyarakat perkotaan sebagai orang-orang yang tidak bisa berbahasa baik dan benar. Meskipun demikian, orang-orang desa yang merantau ke perkotaan membawa kosakata ini sehingga kata krama desa turut digunakan oleh orang-orang di wilayah perkotaan. Menurut jurnal kebahasaan dan kesastraan Widyaparwa, beberapa contoh kata krama desa yang dianggap merambah ke perkotaan meliputi artos (arti), milai (mulai), sedanten (sedaya), teras (terus), dan énjang (énjing). Bersama dengan kata krama madya dan kata krama enggon-enggonan, kata krama desa merupakan kelompok kata krama yang tidak baku.
Contoh
Pembentukan kata krama desa dari kata ngoko (umumnya kata krama-ngoko) dan kata krama biasanya didasari pada perubahan bunyi ultima kata-kata krama yang baku. Di bawah ini adalah contoh kata krama desa (bercetak tebal), padanannya dalam kata ngoko, padanannya dalam kata krama-ngoko, dan padanannya dalam kata krama.
Dasar
|
Ngoko
|
Krama-ngoko
|
Krama
|
Krama desa
|
Bunyi ultima
|
Contoh kata (baku)
|
-tu menjadi -dal
|
wektu–wekdal
|
|
neptu
|
|
nepdal
|
-di menjadi -dos
|
dadi–dados
|
|
ngadi-adi
|
|
ngados-ados
|
-na menjadi -nten
|
ana–wonten
|
|
Cina
|
|
Cinten
|
-ra menjadi -nten
|
pira–pinten
|
|
aksara
|
|
aksanten
|
-ti menjadi -tos
|
ganti–gantos
|
|
pati
|
|
patos
|
-ang menjadi -cal
|
buwang–bucal
|
|
wulang
|
|
wucal
|
-a menjadi -i
|
coba–cobi
|
jeneng
|
|
nama
|
nami
|
-uh menjadi -ah
|
lungguh–lenggah
|
tuwa
|
|
sepuh
|
sepah
|
Selain terbentuk dari perubahan bunyi suku kata terakhir (ultima), kata krama desa dapat terbentuk dari perubahan bunyi vokal, konsonan tertentu, dan pemendekan (kontraksi) serta perluasan suatu kata.
Penggunaan dalam nama wilayah
Beberapa nama negara mempunyai padanan dalam kata krama desa, seperti Walanda yang mempunyai padanan Walandi dan Mataram yang mempunyai padanan Matawis. Selain itu, dalam karya-karya sastra Jawa abad ke-19 hingga 20, beberapa nama daerah di Pulau Jawa bagian tengah dan timur juga mempunyai padanan dalam kata krama desa. Di bawah ini adalah contoh nama daerah dalam kata krama desa (bercetak tebal) dan padanannya dalam kata ngoko.
Lihat pula
Rujukan
Catatan kaki
Daftar pustaka
Pranala luar
|
---|
Penulisan | | |
---|
Tingkatan | |
---|
Dialek | Bagian Barat | |
---|
Bagian Tengah |
|
---|
Bagian Timur |
|
---|
|
---|
Bahasa terkait | |
---|
Topik terkait | |
---|