Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus.
Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung tahun 2011, Ia bersama pasangannya Sutedjo yang didukung PDIP, PAN, dan PPP berhasil memenangkan pilkadaKulon Progo dengan perolehan suara sebesar 46.29 persen dari jumlah pemilih. Pasangan ini mengalahkan tiga pasangan lainnya yakni Sarwidi - Hartikah (5.83%) yang didukung PKB, Mulyono - A. Sumiyanto (29.15%) yang didukung gabungan Partai Demokrat dan PKS dan pasangan Suprapta - Soim (18.74%) yang diusung Golkar, Gerindra, PKPB, PDK dan PKNU.[1] Ia dilantik sebagai Bupati Kulonprogo pada 24 Agustus2013.
Kebijakan
Hasto Wardoyo terkenal karena berbagai inovasinya dalam memimpin Kulonprogo. Pada tahun 2012, untuk mengangkat perekonomian Kabupaten Kulonprogo, Hasto Wardoyo meluncurkan program "Bela & Beli Kulonprogo".Gerakan dimulai dengan mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan pelajar dan PNS di sana mengenakan seragam batik gebleg renteng, batik khas Kulonprogo, pada hari tertentu. Ternyata, dengan jumlah 80.000 pelajar dan 8.000 PNS, kebijakan ini mampu mendongkrak industri batik lokal. Sentra kerajinan batik tumbuh pesat, dari cuma 2 menjadi 50-an.(?)
Selain itu, Hasto mewajibkan setiap PNS membeli beras produksi petani Kulonprogo, 10 kilogram per bulan. Bahkan beras raskin yang dikelola Bulog setempat, kini menggunakan beras produksi petani Kulonprogo. Hasto juga membuat PDAM mengembangkan usaha, dengan memprodusi air kemasan merk AirKu (Air Kulonprogo). AirKu kini menguasai seperempat ceruk pasar air kemasan di Kulonprogo. Berbagai kebijakan lewat program Bela dan Beli, ternyata mampu menurunkan angka kemisikinan di Kulonprogo, dari 22,54 persen pada 2013 menjadi 16,74 persen pada 2014 (data Bappeda).[2]