Gempa bumi Maluku 2019 adalah gempa bumi dengan magnitudo 6,5 Mw[2] pada tanggal 26 September 2019, Pukul 08.46 Waktu Indonesia Tengah.[3] Pusat gempa bumi ini berjarak 42 km Timur Laut Kota Ambon, Maluku, Indonesia dengan kedalaman 10 km (6,2 mi). Guncangan kuat dirasakan di ibukota Ambon. Setidaknya 41 orang dilaporkan tewas, 1.578 luka-luka, 170.900 kehilangan tempat tinggal.[4]
Gempa bumi ini mengakibatkan 41 orang meninggal dunia, satu diantaranya tertimbun longsor.[1][5] Gempa ini juga menyebabkan puluhan bangunan rusak, diantaranya di Kecamatan Salahutu,[6] kampus Universitas Pattimura, kampus IAIN Ambon dan Bandar Udara Internasional Pattimura.[7] Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini berpotensi tsunami dengan status ancaman waspada (estimasi tsunami kurang dari 0,5 m) untuk daerah Minahasa Utara Bagian Selatan. Berdasarkan monitoring muka air laut (tide gauge) menunjukan ada catatan tsunami kecil di Ternate setinggi 6 cm pukul 23.43 WIB), Jailolo setinggi 9 cm pukul 23.43 WIB dan Bitung 10 cm tanggal 15 November 2019 pukul 00.08 WIB.[4]
Penyebab
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi ini berpusat di darat. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini merupakan jenis gempa menengah bumi dangkal.[8][9] Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa itu dibangkitkan oleh deformasi atau penyesaran dalam Lempeng Laut Maluku, demikian dijelaskan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)(strike slip fault).[10] Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).[4]
^SUNARJO; GUNAWAN, M. TAUFIK; PRIBADI, SUGENG (2010). Gempa Bumi Indonesia Edisi Populer. Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. hlm. 30–32. ISBN978-979-1241-24-3.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)