Pada tanggal 16 April 2016, gempa bumi berkekuatan 7.8 skala magnitudo momen mengguncang Ekuador pada pukul 18:58 waktu setempat. Pusat gempa berada di 27 kilometer selatan Kota Muisne di Provinsi Esmeraldas dan 170 kilometer barat laut Quito, ibukota negara.[1] Gempa ini turut dirasakan di negara tetangga seperti Kolombia dan Peru. Peringatan akan terjadinya tsunami sempat dikeluarkan Pusat Peringatan Dini Tsunami Pasifik untuk negara Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Panama, dan Peru.[6][7] Namun tsunami besar tidak terjadi.
Laporan menyebut sedikitnya 654 orang tewas akibat gempa. Bangunan di daerah terdampak gempa dilaporkan rusak parah.[8][9] Sepanjang sejarah Ekuador, gempa bumi ini merupakan yang terbesar setelah gempa bumi Tumaco 1979[9] dan yang paling mematikan setelah gempa berkekuatan 7.1 Mw pada tahun 1987.[10]
Ekuador adalah bagian dari Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) dan terletak di atas batas lempeng yang merusak tempat lempeng Nazca menunjam di bawah lempeng Amerika Selatan. Laju konvergensi antara lempeng di Ekuador adalah 61 mm (2,4 in) per tahun. Kedalaman, lokasi, dan mekanisme fokus gempa bumi semuanya konsisten dengan patahan di sepanjang antarmuka lempeng dalam bentuk gempa bumi megathrust. Gempa bumi besar pada tahun 1906 mematahkan antarmuka lempeng setidaknya sejauh 400 km di timur laut dari peristiwa tahun 2016.[11]
Dalam peristiwa ini, batas lempeng mematahkan area seluas 80 × 60 km2 pada kedalaman antara 15 dan 44 km. Patahan tersebut gagal menjalar ke arah palung; berhenti sekitar 60 km jauhnya. Pergeseran maksimum diperkirakan 2,5 meter, sedangkan pergeseran rata-rata melintasi patahan adalah 0,7 meter.[11]
Gempa bumi tersebut mematahkan sebagian batas lempeng yang sebelumnya telah patah dalam gempa berkekuatan 7,8 lainnya pada gempa tahun 1942. Distribusi gempa susulan dan karakteristik patahan yang serupa menunjukkan bahwa peristiwa tahun 2016 merupakan pengulangan gempa bumi tahun 1942. Gempa bumi tahun 1942 menandai dimulainya siklus gempa bumi dahsyat yang kembali menghancurkan seluruh batas yang sebelumnya rusak selama peristiwa besar tahun 1906. Gempa bumi terakhir dalam siklus ini terjadi pada gempa tahun 1979. Gempa bumi lain pada tahun 1958 juga merupakan bagian dari siklus tersebut.[12]
Pada pukul 18:58 ECT tanggal 16 April, gempa bumi berkekuatan 7,8 Mw melanda lepas pantai Ekuador, sekitar 27 km (17 mil) tenggara Muisne, di provinsi Esmeraldas, pada kedalaman 20,6 km (12,8 mil). Getaran dirasakan di negara tetangga Kolombia dan Peru; sebuah klinik di Cali, Kolombia, dievakuasi sebagai tindakan pencegahan.[9] Peringatan tsunami dikeluarkan oleh Pusat Peringatan Dini Tsunami Pasifik untuk Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Fiji, Panama, dan Peru.[13] Gempa ini merupakan gempa terbesar yang melanda Ekuador sejak Gempa bumi Tumaco 1979.[14]
Gempa bumi ini ditandai dengan gempa pendahuluan berkekuatan 4,8 Mw sebelas menit sebelum gempa utama terjadi, dan diikuti oleh lebih dari 55 gempa susulan dalam dua puluh empat jam pertama.[15]
Kerusakan tercatat terjadi di wilayah sekitar gempa. Di Guayaquil, sebuah jalan layang runtuh menimpa seorang pengendara mobil hingga meninggal dunia.[14] Gempa juga menghentikan aktivitas di Bandar Udara Internasional José Joaquín de Olmedo di kota yang sama.[16] Sementara di Manta, bandar udara setempat ditutup seiring kerusakan di beberapa bagian.[16][17] Di Quito, dilaporkan enam rumah runtuh. Alirah listrik juga mati total di wilayah tersebut.[13]
Status keadaan darurat diberlakukan di Ekuador.[18] Pihak setempat mengerahkan 10.000 pasukan tentara dan 3.500 polisi untuk membantu evakuasi pascagempa.[9] Gempa juga membuat Presiden Ekuador Rafael Correa memotong kunjungan kerjanya dari Italia.[14]
Sedikitnya 668 orang tewas dan lebih dari 27,732 lainnya luka-luka akibat gempa tersebut. Gempa ini adalah bencana alam terburuk yang pernah melanda Ekuador sejak gempa bumi Ambato 1949. Lebih dari 300 kematian terjadi di kota Manta dan Portoviejo, keduanya terletak di Provinsi Manabí. Presiden Rafael Correa menyatakan bahwa rekonstruksi akan menelan biaya "miliaran dolar".
Jumlah korban jiwa diperkirakan beberapa ratus dalam waktu tiga puluh menit setelah gempa bumi.[26] Namun, media melaporkan jumlah kematian secara signifikan lebih rendah dari apa yang sebenarnya terjadi dan dari perkiraan dalam waktu tiga puluh menit seperti yang ditunjukkan oleh angka kematian yang dilaporkan seiring berjalannya waktu. Jumlah korban cedera yang dilaporkan oleh media juga masih berada di bawah penghitungan akhir dan di bawah perkiraan yang tepat dalam waktu 30 menit oleh QLARM seperti yang terlihat pada gambar berikutnya..[27]
Pada tanggal 24 April, jumlah korban jiwa telah mencapai 654 orang, dan 8.340 orang dilaporkan terluka. Perkiraan korban jiwa didasarkan pada perhitungan kerusakan lingkungan binaan menggunakan program QLARM.[28] Dalam beberapa menit setelah gempa bumi, hanya pusat gempa yang diketahui, bukan tingkat kehancurannya. Peta guncangan USGS untuk peristiwa ini yang ditunjukkan pada halaman ini menggambarkan luas area retakan dalam bentuk persegi panjang. Dengan lamanya retakan yang terjadi berdasarkan gempa susulan, maka peta kemungkinan kerusakan rata-rata akibat pemukiman dapat dihitung. Peta ini memperhitungkan intensitas gempa yang dilaporkan ke USGS. Jumlah korban jiwa dan cedera yang dihitung secara teoritis, berdasarkan peta kerusakan yang ditunjukkan di sini, sesuai dengan angka yang dilaporkan.
Luasnya retakan kadang-kadang dapat diketahui dari gempa susulan beberapa jam setelah guncangan utama. Dalam hal ini, peta intensitas guncangan yang diperkirakan terjadi di setiap pemukiman dapat dihitung seperti pada gambar di sebelah kiri gempa Ekuador tahun 2016. Berdasarkan gerakan tanah ini, rata-rata kerusakan yang diperkirakan terjadi di setiap pemukiman kemudian dihitung. Peta-peta ini memungkinkan petugas pertolongan pertama untuk menargetkan daerah yang rusak parah.[27]
<ref>
|s2cid=
|url-status=