Sejarawan Romawi Suetonius (s. 69 M – s. 122 M) menyebut gereja perdana dan menyebut Yesus Kristus dalam karyanya Kehidupan Dua Belas Kaisar.[1][2][3]
Satu pasal dalam biografi Kaisar Klaudius Divus Claudius 25, merujuk kepada pemberontakan di kalangan Yahudi Romawi dan pengusiran Yahudi dari Roma oleh Klaudius pada masa pemerintahannya (41 M sampai 54 M), yang merupakan pengusiran yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul 18:2. Dalam bagian tersebut, "Chresto" disebutkan. Beberapa cendekiawan memandang istilah tersebut tampaknya merupakan rujukan kepada Yesus, sementara cendekiawan lain memandangnya merujuk kepada tokoh lain yang tidak diketahui dan tinggal di Roma.[4][5][6]
Kristen secara jelas disebutkan dalam biografi Kaisar Nero karya Suetonius (Nero 16) sebagai salah satu kelompok yang dihukum pada masa pemerintahan Nero.[7] Hukuman-hukuman tersebut umumnya tertanggal sekitar 64 M,[8] tahun Kebakaran Besar Roma. Dalam pasal tersebut, Suetonius menyebut Kekristenan sebagai relijiusitas berlebihan (superstitio) seperti halnya tokoh-tokoh sezamannya, Tasitus dan Plinius.[2]
Para sejarawan memperdebatkan apakah pemerintah Romawi membedakan antara Kristen dan Yahudi sebelum modifikasi Fiscus Judaicus karya Nerva pada 96 M. Dari sumber tersebut, Yahudi membayar pajak, dan Kristen tidak melakukannya.[9]
Kaisar Romawi Klaudius memerintah dari 41 sampai 54 M. Suetonius mengabarkan kesepakatannya dengan timur Kekaisaran Romawi, yakni Yunani dan Makedonia, dan dengan Lycia, Rhodia, dan Troya.[10]
Dalam Claudius 25, Suetonius menyebut pengusiran Yahudi oleh Klaudius dan berkata (dalam terjemahan Catharine Edwards):[1]
Karena orang-orang Yahudi terus menimbulkan kerusuhan atas hasutan Chrestus, ia mengusir mereka dari Roma.
Karena sangat tak mungkin penyisip Kristen hipotetikal menyebut Yesus dengan sebutan "Chrestus", menempatkan-Nya di Roma pada tahun 49, atau menyebutnya "menimbulkan kerusuhan", kebanyakan cendekiawan menyatakan bahwa pasal tersebut bersifat asli.[11]
<ref>
Bunson111