Simpang Nungki adalah desa yang terletak di Kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Luas wilayah adalah 19,5 km2 yang terbagi dalam 8 RT.
Desa Simpang Nungki berjarak 5 km dari tepi sungai Barito, 8 km dari ibukota kabupaten (Marabahan) dan 48 km dari ibukota propinsi (Banjarmasin).
Sejarah
Desa Simpang Nungki sudah ada sejak zaman Belanda, ditemukan dan dibuka oleh seorang tokoh masyarakat bernama "Datuk Nungki". Pada 1942 - 1972, desa ini pernah ditinggalkan penduduknya karena kondisi alam dan pengetahuan/keterampilan petani yang tidak mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Desa Simpang Nungki dikenal sebagai salah satu pusat perjuangan pada masa perang kemerdekaan dalam mengusir penjajah. Hal ini didukung adanya makam keramat pahlawan Syahidun yang terletak di RT. 06.
Geografi
Tinggi lahan dari permukaan laut antara 1,5- 2,5 dengan topografi dataran dan pH tanah dan air 3,5 - 4,5, dengan ketebalan gambut bervariasi (10 sId 100 em). Curah hujan sebesar 2500 – 3000 mm/tahun dengan distribusi tidak merata dan kelembaban 26 - 27,5 °C.
Batas wilayah
Adapun batas-batas wilayah desa Simpang Nungki yaitu:
Pemerintahan
Desa Simpang Nungki dipimpin oleh seorang kepala desa, adapun daftar kepala desa yang pernah menjabat adalah sebagai berikut:
Daftar kepala desa Simpang Nungki
Nama
|
Periode
|
M.ANANG
|
1948 s.d 1962
|
ALI SATRI
|
1962 s.d 1972
|
SAPUANI
|
1972 s.d 1975
|
BAKERAN
|
1975 s.d 1992
|
SYAHRUJI
|
1992 s.d 2008
|
AHMAD SHALEH
|
2008 s.d 2014
|
Kependudukan
Jumlah penduduk desa Simpang Nungki sebanyak 1.242 Jiwa yang terdiri dari 624 laki-laki dan 618 perempuan yang tersebar dalam 8 RT dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 344 KK.
Adapun mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani dan sebagian kecil penduduk ada yang berkerja sebagai PNS dan pekerja di perusahaan sawit terdekat. Selain itu juga terdapat sentral industri rumah tangga sebanyak 2 unit dengan jenis usaha pembuatan keripik singkong dan anyaman purun.
Sarana pendidikan
Lembaga
|
Jumlah
|
PAUD
|
2
|
TK
|
1
|
Pendidikan Agama Islam
|
3
|
SD
|
2
|
SMP
|
1
|
SMA
|
-
|
Sarana ibadah
Penduduk desa Simpang Nungki 100% adalah beragama Islam dengan kegiatan keagamaan yang ada antara lain maulid habsyi setiap jum’at malam, majelis taklim setiap hari jumat setelah ashar di langgar Al Islah RT 04, Burdah pada jumat malam di langgar Kanzul Khairat RT 01 dan langgar Nurul Jannah RT 02. Sedangkan kegiatan keagamaan khusus perempuan adalah yasinan pada hari jum’at yang diikuti tiga kelompok yasinan yaitu, RT 01, RT 03 dan RT 04.
Adapun sarana ibadah di desa Simpang Nungki adalah sebagai berikut:
NAMA TEMPAT
IBADAH
|
DIBANGUN
|
ALAMAT
|
NAMA KETUA
BADAN
PENGELOLA
|
Langgar Kanzul Khirat
|
2004
|
Jl. H.M. Yunus RT 1
|
M Saleh
|
Langgar Nurul Jannah
|
1964
|
Jl. Keramat Syahidun RT 02
|
Ismail
|
Langgar Maqamul Mujahiddin
|
1972
|
Jl. Keramat Syahidun RT 03
|
Khairuddin
|
Langgar Al Islah
|
1963
|
Jl. Keramat Syahidun RT 04
|
Kusasi
|
Langgar Al Muhajirin
|
2005
|
Jl. Keramat Syahidun RT 06
|
Khairudd
|
Langgar Nurul Iman
|
2006
|
Jl. Keramat Syahidun RT 07
|
Nursalim
|
Pertanian
Vegetasi asli di desa ini antara lain; galam, banta, purun dan semak-semak pasang surut yang tumbuhnya secara liar. Lahan garapan untuk usaha tani yang ada sekarang ini merupakan bekas lahan pasang surut yang diolah secara tradisional dan turun temurun.[1]
Padi adalah tanaman utama dalam usaha tani di desa ini dan merupakan sumber utama pendapatan sebagian besar rumah tangga. Jenis padi lokal yang ditanam umumnya adalah; Ketan, Lerno, Siam Pontianak, Siam Adil dan Siam Karangdukuh.
Usahatani lainnya adalah hortikultura dan palawija serta temak ayam. Cara budidaya dilakukan sangat sederhana dan tradisional. Pola tanam di Desa Simpang Nungki secara umum adalah :
- Padi - bera (disawah, bagian rendah atau tabukan)
- Hortikultura campuran (bagian tinggi atau tembokan)
- Palawija/ubi kayu/sayuran dan ternak ayam di pekarangan.
Curahan tenaga kerja setiap kegiatan usahatani padi di Desa
Simpang Nungki
Kegiatan
|
Waktu
|
Jam kerja
|
Pengolahan tanah atau persiapan lahan, tebas
dan angkut
|
Februari
|
82
|
Semai
|
November
|
40
|
Ampak/lacak
|
Desember
|
25
|
Tanam
|
Maret
|
122,5
|
Pemeliharaan
|
Mei
|
15
|
Panen dan pasca panen
|
Juli
|
245
|
Pranala luar
Referensi
- ^ Galib, Rosita; Thamrin, M; Zuraida, Rismarini. Studi Kemiskinan Pedesaan di Lahan Pasang Surut.