Sanggar Bumi Tarung

Sanggar Bumi Tarung merupakan sanggar seni sayap kiri di Indonesia.[1] Sanggar Bumi Tarung didirikan oleh Amrus Natalsya, Djoko Pekik, Misbach Tamrin, Ng Sembiring, Isa Hasanda, Kuslan Budiman, Sutopo, Adrianus Gumelar, Sabri Djamal, Suharjiyo Pujanadi, Harmani, dan Haryatnopada Tan pada pertengahan 1961 di Yogyakarta.[2] Tujuan Sanggar Bumi Tarung didirikan untuk mengajak seniman menggunakan Prinsip 1-5-1 sebagai pedoman untuk menciptakan karya.[2] Karena Prinsip 1-5-1 merupakan prinsip yang dibuat oleh Lekra, maka seluruh anggota Sanggar Bumi Tarung harus menjadi anggota Lekra terlebuh dahulu.[2]

Sanggar Bumi Tarung menentang seni abstrak yang dianggapnya tidak bisia dinikmati oleh mayoritas masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat kelas bawah. Karya seni yang dihasilkan oleh sanggar ini berfokus pada buruh dan petani yang berjuang melawan borjuis.[2] Sebagian seniman seperti Danarto menganggap sanggar ini terlalu memaksakan realisme sosialis agar menjadi satu-satunya pedoman dalam berkarya.[2] Beberapa seniman lain mengkritik bahwa karya yang dihasilkan terlalu kasar.[2]

Seperti organisasi kiri lainnya, Sanggar Bumi Tarung dibubarkan pada masa Orde Baru. Pendiri sanggar ini ditangkap dan sebagian dibunuh.[2]

Referensi

  1. ^ "50 Tahun Sanggar Bumi Tarung: Revolusi Belum Selesai". www.berdikarionline.com. Diakses tanggal 2018-03-04. 
  2. ^ a b c d e f g Sedayu, Agung, ed. (2013-10-01). "Bumi Tarung Perupa Lekra". Tempo.co. Diakses tanggal 2018-03-04.