Ratko Mladić (Ратко Младић, lahir 12 Maret 1943) ialah pemimpin Tentara Serbia Bosnia selama Perang Bosnia. Bersama dengan Radovan Karadzic, ia melambangkan gerakan pembersihan etnis Kroasia dan Muslim di Bosnia dan merupakan salah satu tersangka yang paling diburu atas konflik Bosnia.
Ia didakwa oleh pengadilan PBB atas genosida dan kejahatan lain terhadap kemanusiaan - termasuk pembantaian setidaknya 7.500 lelaki dan anak-anak Muslim di kota Srebrenica pada tahun 1995.
Setelah tinggal dengan aman di Beograd selama beberapa waktu, Mladić lenyap dari pandangan saat mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic ditangkap pada tahun 2001.
Bermula pada Oktober 2004 mantan ajudan Mladić mulai menyerahkan diri pada pengadilan, karena tekanan internasional yang kuat atas Beograd untuk berkooperasi. Mereka adalah Radivoje Miletic dan Milan Gvero, keduanya didakwa atas keterlibatan dalam pembersihan etnis.
Pada 26 Mei 2011, Presiden Serbia Boris Tadic mengumumkan bahwa Ratko Mladic ditangkap, dan bahwa ia akan dikirim ke pengadilan kejahatan perang Den Haag.
Kehidupan awal dan karier
Ratko Mladić dilahirkan di Bosnia, di desa Kalinovik. Ia dibesarkan di Yugoslavia, menjadi perwira reguler dalam Tentara Rakyat Yugoslavia. Karena negara itu mulai mengalami disintegrasi pada 1991, ia ditempatkan untuk memimpin Korps IX Pasukan Yugoslavia melawan angkatan Kroasia di Knin.
Kemudian ia memimpin Distrik Militer II Pasukan Yugoslavia, berbasis di Sarajevo. Kemudian, pada bulan Mei 1992, Perwakilan Serbia Bosnia memberikan suara untuk menciptakan pasukan Serbia Bosnia, appointing Jenderal Mladić sebagai komandan.
Ia dianggap sebagai salah satu penggerak utama dalam pengepungan Sarajevo dan pada tahun 1995 memimpin serangan gencar Serbia terhadap enklaf Srebrenica yang dilindungi Perserikatan Bangsa-Bangsa, kejahatan perang terburuk di Eropa sejak PD II.
Angkatan Serbia Bosnia mengepung enklaf Srebrenica, di mana puluhan ribu penduduk telah mengungsi dari serangan Serbia di Bosnia timur laut.
Pembantaian Srebrenica
Angkatan bersenjata Serbia membombardir Srebrenica dengan granat berat dan tembakan roket selama 5 hari sebelum Mladić memasuki kota disertai dengan kru kamera Serbia. Pada hari berikutnya, bus tiba untuk mengambil wanita dan anak-anak yang berlindung di Srebrenica ke wilayah Muslim, di mana tentara Serbia memisahkan seluruh lelaki dan anak lelaki dari usia 12 sampai 77 tahun untuk "interogasi untuk tersangka penjahat perang". Dalam 5 hari setelah angkatan Serbia Bosnia menyerbu Srebrenica, setidaknya 7.500 lelaki dan Anak-Anak Muslim dibunuh.
Setelah berakhirnya Perang Bosnia, Mladić kembali ke Beograd, menikmati dukungan dan perlindungan terbuka dari Slobodan Milošević.
Dalam persembunyian
Ia tinggal terbuka di kota – mengunjungi tempat umum, makan di rumah makan mahal dan malah menghadiri pertandingan sepak bola sampai penahanan Milosevic. Beberapa laporan berkata bahwa ia mengungsi di bunker masa perangnya di Han Pijesak, tidak jauh dari Sarajevo, atau di Montenegro.
Laporan lain berkata ia tetap di atau sekitar Belgrade. Ketua Penuntut Pengadilan Kejahatan Perang PBB, Carla del Ponte, mengklaim ia dan Radovan Karadžić ada di kota itu pada bulan Februari 2004. Dilaporkan kesehatannya memburuk.
Pada bulan April 2005 Menteri Luar Negeri Serbia Vuk Drasković mengatakan bahwa agen keamanan Serbia tahu di mana keberadaan Mladic. Kepala agen intelijen menyatakan pernyataan itu "menggelikan".
Pada bulan Juni 2005 koran The Times menduga bahwa Mladić telah meminta “kompensasi” $5m (£2.75m) diberikan pada keluarga dan pengawalnya jika ia menyerahkan diri ke Pengadilan Yugoslavia di den Haag.
Pemerintah Serbia menempuh hati-hati saat tiba pada penangkapan buronan yang terkenal di dalam negeri. Di satu sisi, pemerintah berharap memelihara dukungan pada pemberi suara yang cenderung ke sayap kanan. Namun, Serbia dan Montenegro juga berharap untuk patuh kepada den Haag dengan pandangan masuk ke UE kelak.
Pada tanggal 21 Februari 2006, menurut dugaan Mladić ditahan di ibu kota Serbia Beograd dan dipindahkan ke kota Tuzla di timur laut Bosnia kepada pengadilan penjahat perang PBB di Den Haag. Penahanan itu disangkal pemerintah Serbia. Pemerintah tidak menyangkal desas-desus penyerahan antara Mladić dan Angkatan Khusus Serbia.
Pada tanggal 22 Februari 2006, Ketua Penuntut PBB Carla Del Ponte menyangkal kabar burung yang mengatakan bahwa Mladić telah ditangkap, menyatakan gosip itu "sama sekali tidak mempunyai dasar apa pun". Ia mendesak pemerintah Serbia menemukannya tanpa penundaan lebih lanjut, berkata bahwa Mladić dalam jangkauan otoritas dan telah berada di Serbia sejak 1998. Ia berkata bahwa kegagalan penangkapannya akan membahayakan tawaran Serbia untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Pemerintah Rumania dan sumber-sumber Serbia mengklaim pada tanggal 22 Februari 2006 bahwa Mladić telah ditahan di Rumania, dekat Szörényvár, dekat perbatasan Serbia oleh gabungan operasi khusus Rumania-Britania Raya yang dilaksanakan pasukan negara-negara itu masing-masing. Walau ia tidak dalam tahanan, penangkapannya membuktikan menjadi faktor utama dalam integrasi Serbia dan Montenegro ke UE.
Penangkapan
Mladić ditangkap oleh badan keamanan Serbia di Lazarevo, dekat Zrenjanin di wilayah Banat, Provinsi Vojvodina pada tanggal 26 Mei 2011. Penangkapannya dilakukan oleh 2 lusin pasukan khusus dari kepolisian yang menggunakan seragam hitam dan cadar, serta tanpa menggunakan tanda pengenal apa pun.
Selama di persembunyian, Mladić menggunakan nama samaran Milorad Komadić. Dan ia tidak mempunyai janggut atau tanda pengenal apa pun. Penampilannya dilaporkan bahwa menunjukkan kalau Mladić "sudah menua" dan salah satu lengannya lumpuh akibat serangkaian stroke.
Pranala luar