Pindad Komodo atau lebih dikenal dengan nama Komodo saja, adalah mobil lapis baja ringan dikembangkan dan diproduksi oleh Pindad. Kendaraan tersebut dikembangkan setelah Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan ke kantor pusat Pindad dan meminta mereka untuk membuat kendaraan taktis asli untuk melayani kebutuhan polisi dan militer Indonesia sebagai alternatif kendaraan taktis 4x4 lainnya seperti Humvee. sebagai tantangan pribadi bagi perusahaan.[1][2] Kendaraan tersebut diberi nama saat ini oleh Presiden Yudhoyono setelah diresmikan kepada publik pada Indo Defence Expo and Forum 2012 di Jakarta, sehingga Komodo dapat memiliki kesan yang kuat "di medan tempur apapun dan dapat membawa kejayaan bagi Indonesia". Apalagi komodo merupakan hewan endemik asli Indonesia.[1][3] Fitur desainnya dibuat mirip dengan keluarga Renault Sherpa Light Scout yang juga dipakai di Indonesia.[4][5][6] Desain luar Komodo juga menyerupai Humvee.[7]
Kendaraan taktis Komodo perlahan-lahan diadopsi menjadi kepolisian dan dinas militer Indonesia, yang dimulai setelah kendaraan tersebut melakukan debut publiknya di Indodefence 2012. Produksi kendaraan ini dipandang sebagai pergeseran besar oleh Pindad untuk pindah ke domain mobilitas terlindungi dalam cara hemat biaya oleh pemerintah dengan memproduksi Komodo di tanah Indonesia.[8]
Penciptaan Komodo pertama kali dimulai pada 26 Oktober 2011 ketika Presiden Yudhoyono secara pribadi mengunjungi pameran sistem persenjataan PT Dirgantara Indonesia. Dalam kunjungannya, ia memberikan tantangan kepada Tim Pengembangan Produk Pindad untuk membuat kendaraan taktis 4×4 asli. Teknisi Divisi Kendaraan Khusus Pindad memikul tanggung jawab untuk membuat kendaraan tersebut.[1] Dalam proses pengembangan kendaraan, Pindad melihat kendaraan taktis lapis baja lainnya yang sedang diproduksi dan dijual seperti Armored Multi-Purpose Vehicle, Nexter Aravis dan keluarga Sherpa Light.[9] Dalam kunjungan tersebut, Presiden Direktur PT Pindad Adik Aviantono Sudarsono disuruh mempersiapkan proses produksi kendaraan tersebut ketika Presiden Yudhoyono meminta Pindad untuk menyiapkan prototipe kerja dalam dua bulan setelah kunjungannya.[10] Produksi Komodo berbasis di pabrik Pindad di Bandung, Jawa Barat.[11] Pembuatan prototipe Komodo selesai pada Maret 2012.[12]
Komodo muncul pertama kali ketika Pindad mendemonstrasikan kendaraan taktis kepada beberapa pengunjung di RITech Expo pada September 2012, memperlihatkan Komodo bersama Anoa dan senjata kecil buatan Pindad lainnya kepada publik.[13][14] Produksi Komodo yang dikerjakan oleh Pindad dimulai pada 5 Oktober 2012.[15] Pada 10 November 2012, Presiden Yudhoyono memberikan nama Komodo pada kendaraan taktis baru Pindad di Indo Defence 2012 Expo & Forum, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta.[16][17] Ia diminta memberi nama kendaraan taktis itu sebagai formalitas saat menjadi tamu di Indodefence 2012.[18] Penamaan kendaraan itu karena komodo melambangkan Indonesia secara keseluruhan.[19] Presiden Yudhoyono didampingi dalam acara penamaan oleh berbagai pejabat antara lain Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie, Kapolres Jenderal Timur Pradopo, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Wakil Gubernur Jakarta Tjahaja Basuki Purnama dan pejabat tinggi lainnya.[20] Rencana produksi setidaknya 240 kendaraan taktis Komodo direncanakan setelah diluncurkan di Indodefence 2012.[21]
Komodo juga diperlihatkan kepada pengunjung yang berasal dari Royal College of Defense Studies ketika mereka mengunjungi fasilitas manufaktur Pindad selama kunjungan resmi.[22] Kendaraan tersebut dipresentasikan kepada personel militer Indonesia dan Singapura di Pameran Sistem Senjata dan Bantuan Praktik Latma Safkar Indopura 24/2012 dari 21 hingga 28 November 2012.[23] Komodo diperlihatkan kepada publik pada pameran Rapat Pimpinan TNI 2013 di Cilangkap.[24]
Pindad dianugerahi BUMN Award 2013 oleh pemerintah Indonesia atas kontribusinya dalam membuat Komodo, karena 80% komponennya dibuat secara lokal.[25] Pindad telah memberikan konfirmasi bahwa ada negara yang tidak disebutkan namanya sangat tertarik untuk membeli kendaraan taktis Komodo.[1] Pindad mengatakan, kemungkinan ekspor bisa dilakukan bagi negara-negara anggota ASEAN yang ingin membeli Komodo.[26] Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dari Istana Merdeka, mengatakan produksi Komodo merupakan batu loncatan yang nantinya akan mengarah pada perkembangan industri kendaraan taktis di Indonesia.[27]
Pindad memperoleh pinjaman Rp300–700 juta dari Penyertaan Modal Negara untuk membantu menutupi biaya produksi Komodo.[28] Perusahaan diberi tenggat waktu 10 tahun oleh pemerintah untuk melunasi pinjaman dari dana PMN.[29] Pindad mengatakan bahwa mereka bisa segera mengembalikan pinjaman tersebut.[29]
Pada tanggal 29 Februari 2020 diumumkan bahwa Filipina berminat untuk membeli Komodo.[30]
Terbentuknya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 memungkinkan Pindad menciptakan Komodo untuk keuntungannya, di mana dalam undang-undang tersebut ditetapkan Indonesia memiliki kandungan lokal yang digunakan dalam pembuatan produk pertahanannya dengan kerja sama internasional.[1] Komodo dirancang di fasilitas produksi Pindad Bandung, Jawa Barat dengan banderol harga sekitar USD $ 300.000.[31] Menurut Pindad, bodi lapis baja monocoque milik Komodo tahan peluru dan mampu menahan peluru senapan dan pistol kaliber 7,62 mm atau lebih rendah.[4] Kaca Komodo juga dibuat antipeluru. Mesin diesel intercooler turbo Komodo memiliki total tenaga kuda 215 PS pada 2500 rpm, memungkinkan kendaraan mencapai rasio berat sekitar 30 hp / ton.[16][32]
Komodo dapat membawa hingga 200 liter solar. Kendaraan tersebut hanya memiliki sistem transmisi manual, yang terdiri dari 6 gigi maju dan 1 gigi mundur, sehingga memungkinkan Komodo memiliki kemampuan off-road.[16][32] Presiden Avianto mengatakan daya jelajah normal Komodo adalah 450 kilometer, dengan kecepatan rata-rata 70 km / jam.[33] Kemampuan off-road Komodo telah teruji di berbagai kondisi mulai dari medan pegunungan hingga lumpur dan pasir.[12]
Sementara sebagian besar Komodo dibuat secara lokal di Indonesia seperti rangka, bodi dan desain, Pindad secara terbuka menyatakan bahwa mereka menggunakan komponen impor seperti Hino untuk suku cadang mesin dan Michelin untuk ban.[34] Mesin dieselnya didatangkan langsung dari Renault.[35]
Bodi baja monokok Komodo dibuat secara lokal oleh Krakatau Steel.[36] Badan Litbang TNI AD atau Dislitbang TNI AD telah resmi mensertifikasi Komodo sebagai kendaraan laik jalan setelah Pindad melakukan uji statik dan dinamik.[37]
Pindad bekerja sama dengan MBDA untuk membuat varian SAM (misil anti-pesawat) yang dipersenjatai dengan rudal Mistral.[16] Menurut militer Indonesia, sebanyak 56 unit mobile SAM akan dibuat dan dibeli.[38] Pindad juga bekerja sama dengan Nexter untuk membuat Komodo yang akan berfungsi sebagai kendaraan komando dan komunikasi bergerak dengan total 8 unit yang dipesan.[38] Komodo dapat dimodifikasi oleh Pindad atas permintaan pelanggannya agar sesuai dengan kebutuhan mereka, tergantung keadaan.
Dalam Indo Defence 2016, Saab telah menandatangani kesepakatan dengan Pindad untuk mengerjakan varian antipesawat Komodo yang akan menggunakan sistem rudal RBS 70 NG dan radar AESA Giraffe 1X.[39]
Pada 1 Juni 2018, Pindad mengumumkan telah menjalin kemitraan dengan Bhukhanvala Industries untuk meneliti dan mengembangkan sistem perlindungan berbasis keramik untuk Komodo.[40] Dari sertifikasi yang dilakukan oleh Kemenperin dan PT Surveyor Indonesia, diketahui bahwa Komodo memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40,86 sampai 40,91%.[41]
Komodo yang menggunakan sistem penggerak ban 4x4 ini memiliki berat 4 ton. Komodo menggunakan mesin diesel turbo intercooler dengan power kendaraan 215 ps @ 2500 rpm sehingga tercapai rasio berat terhadap kendaraan 25 hp/ton. Mesin komodo sendiri memiliki kapasitas 5.193 cc. Transmisi yang digunakan adalah transmisi manual dengan 6 maju 1 mundur dan memiliki diferential lock sehingga memiliki kemampuan offroad yang baik. Kendaraan perang ini juga telah dilengkapi dengan body dan kaca anti peluru. Pindad mengklaim daya tahannya bisa sampai dengan peluru berukuran 7,62 mm.
Sebanyak 14 unit Komodo telah diserahkan oleh Pindad sejak Juni 2018 lalu dan diberangkatkan ke Republik Demokratik Kongo pada November bersama 850 tentara yang bertugas di MONUSCO. Komodo yang diserahkan Pindad terdiri dari 12 varian angkut pasukan (APC), 1 versi Komando, dan 1 unit Ambulans.[42]
Varian Komodo yang ditawarkan Pindad berikut ini secara resmi dipasarkan ke pelanggannya:[1][16]
Selain itu, varian mortir sedang dalam tahap pengujian pada November 2018.[43] Varian turret dengan meriam otomatis 25/30 mm didemonstrasikan di Indo Defence 2018, menggunakan turret Cockerill CPWS Generasi 2 dan dilengkapi 2 ruang untuk ATGM.[44]